Kamboja Hancurkan Fasilitas Militer Buatan AS, Bantah Akan Digunakan China

Senin, 05 Oktober 2020 - 14:00 WIB
loading...
Kamboja Hancurkan Fasilitas Militer Buatan AS,  Bantah Akan Digunakan China
Para tentara Angkatan Laut Kamboja siaga di Pangkalan Angkatan Laut Ream. Foto/REUTERS/Samrang Pring
A A A
PHNOM PENH - Kamboja menepis kekhawatiran bahwa mereka menampung aset dan personel militer China di Pangkalan Angkatan Laut Ream setelah menghancurkan fasilitas buatan Amerika Serikat (AS) di sana.

Pentagon telah menuduh Angkatan Laut Kamboja menghancurkan Markas Besar Taktis Komite Nasional Keamanan Maritim yang didanai AS di provinsi Preah Sihanouk bulan lalu. Pentagon juga menuntut penjelasan.

Penghancuran fasilitas buatan Amerika itu menimbulkan kekhawatiran bahwa langkah tersebut terkait dengan rencana pemerintah Kamboja untuk menampung aset dan personel militer China di pangkalan Angkatan Laut-nya. (Baca: Pentagon: China Lirik Indonesia Jadi Pangkalan Militernya )

Laksamana Muda Mey Dina, juru bicara pangkalan Ream Angkatan Laut Kamboja, mengatakan kepada Khmer Times bahwa gedung yang didanai AS dihancurkan karena bobrok dan mereka ingin membangun pelabuhan militer baru.

Dia menambahkan bahwa tuduhan AS menyediakan pangkalan Angkatan Laut untuk digunakan China tidak benar.

Laksamana Muda Dina mengatakan pelabuhan militer saat ini di pangkalan Angkatan Laut tersebut "kecil dan pendek" dan mereka membutuhkan pelabuhan yang besar dan panjang.

"Amerika Serikat menjelek-jelekkan Kamboja karena mereka tidak ingin Kamboja berkembang dan beberapa negara tetangga melakukan hal yang sama," katanya, Senin (5/10/2020). (Baca: Partai Komunis China Nyatakan Siap Perang dengan Negara ASEAN dan AS )

Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) lembaga think tank AS telah menerbitkan citra satelit Jumat lalu, yang menunjukkan fasilitas buatan AS di pangkalan Angkatan Laut terbesar negara itu.

Disebutkan bahwa gedung itu, salah satu dari beberapa fasilitas yang didanai oleh AS di pangkalan tersebut, dihancurkan pada 5 hingga 10 September.

"Pembongkaran baru-baru ini tampaknya mengonfirmasi bahwa perubahan sedang berlangsung di pangkalan Angkatan Laut dan sekali lagi menimbulkan pertanyaan tentang akses China yang dikabarkan," kata CSIS.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0838 seconds (0.1#10.140)