Kompak, Belarusia dan Rusia Umumkan Sanksi Balasan untuk UE

Sabtu, 03 Oktober 2020 - 03:30 WIB
loading...
A A A
Dia mengatakan langkah ini sejalan dengan kewajiban di bawah perjanjian serikat antara Belarusia dan Rusia.

Hasil resmi pemilihan presiden pada 9 Agustus lalu memberikan Lukashenko, yang telah memimpin Belarusia selama 26 tahun, kemenangan telak dengan 80% suara. Penantang utamanya, Sviatlana Tsikhanouskaya, hanya mendapat 10%. Dia dan pendukungnya menolak untuk mengakui hasil tersebut, dan aksi protes massa telah mengguncang Belarusia sejak saat itu dengan ratusan ribu orang turun ke jalan dan menuntut pengunduran diri Lukashenko.

Pemerintah segera menanggapi dengan brutal aksi protes setelah pemungutan suara itu. Polisi menahan ribuan orang dan melukai banyak orang dengan pentungan, peluru karet serta granat kejut, menimbulkan kemarahan internasional.

Pemerintah Belarusia belakangan telah mengurangi kekerasan, tetapi terus menekan, menahan ratusan pengunjuk rasa dan menuntut aktivis top. Banyak anggota terkemuka Dewan Koordinasi, yang dibentuk oleh kelompok oposisi untuk mendorong transisi kekuasaan, telah ditangkap atau dipaksa meninggalkan negara itu.

Tsikhanouskaya saat ini berada di pengasingan di Lituania. Rekan utamanya Maria Kolesnikova tetap di penjara atas tuduhan merusak keamanan negara yang dapat membawa hukuman penjara lima tahun jika dia terbukti bersalah.(Baca juga: Bertemu Pemimpin Oposisi Belarusia, Macron Janjikan Bantuan )
(ber)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1008 seconds (0.1#10.140)