Pandemi Virus Corona Memburuk, Prancis Lockdown Paris

Sabtu, 03 Oktober 2020 - 02:33 WIB
loading...
Pandemi Virus Corona...
Prancis berencana untuk mengunci (lockdown) Paris karena pandemi Covid-19 memburuk. Foto/France24
A A A
PARIS - Paris akan kembali di lockdown pekan depan setelah pemerintah Prancis mengatakan pandemi virus Corona semakin memburuk di Ibu Kota yang juga menjadi kota mode dunia itu.

"Sejak kemarin, dalam 24 jam terakhir, Paris telah melewati ambang batas yang akan menjadikannya dalam kategori siaga maksimum," kata Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran seperti disitir dari CNN, Sabtu (3/10/2020).

Ambang batas "kewaspadaan maksimum" Prancis tercapai ketika tingkat insiden mencapai 250 per 100.000 orang, setidaknya 30% dari tempat tidur perawatan intensif ditempati oleh pasien virus Corona, dan tingkat infeksi di antara orang tua melewati 100 per 100.000.

Wilayah Paris telah memenuhi dua kriteria terakhir.(Baca juga: Inggris Dorong Semua Negara Punya Akses pada Vaksin Covid-19 )

"Jika 'evolusi' itu dikonfirmasi dalam beberapa hari mendatang, kami tidak akan punya pilihan selain menempatkan Paris dan pinggiran kota terdekatnya dalam kategori siaga maksimum secepatnya hari Senin," ujar Veran di rumah sakit Bichat-Claude Bernard di kota itu.

"Kami akan memeriksa kembali indikator pada hari Minggu, dengan Wali Kota Paris dan pejabat terpilih," tambahnya.

Kepala otoritas kesehatan wilayah Paris, Aurelien Rousseau, mengatakan kepada stasiun radio France Inter pada hari Rabu bahwa 34% tempat tidur perawatan intensif ditempati oleh pasien Covid-19 di wilayah tersebut dan tingkat kejadian untuk orang di atas 65 lebih dari 100 per 100.000 penduduk.

Ia mengatakan angka itu juga sangat tinggi untuk orang-orang berusia antara 20 dan 30 tahun, dengan 450 kasus per 100.000 orang.

Banyak pemilik bisnis di Paris takut akan dampak jangka panjang dari penutupan tersebut, dan telah memprotes pembatasan yang ada.

Untuk diketahui, Paris sudah berada dalam kewaspadaan yang ditingkatkan, dengan pertemuan terbatas untuk 10 orang dan jam malam untuk bar diberlakukan mulai 10 malam sejak Senin. Departemen kepolisian Paris mengatakan pekan lalu bahwa bisnis dapat ditutup jika mereka gagal mematuhi peraturan.

Pejalan kaki wajib menggunakan masker dan pengendara skuter di wilayah tersebut, dan harus dipakai di semua ruang publik tertutup, termasuk oleh siswa sekolah yang berusia di atas 11 tahun.(Baca juga: Paradoks Pemakaian Masker dan Pelarangan Cadar di Eropa )

Sementara itu kota Prancis lainnya, Marseille, dan departemen luar negeri Prancis di Guadeloupe sudah dalam "siaga maksimum", yang berarti bar dan restoran terpaksa tutup. Menurut kementerian kesehatan Prancis, tingkat kewaspadaan ini juga berarti penutupan semua bangunan seperti bioskop dan museum, kecuali jika mereka memiliki protokol kesehatan yang ketat dan dilaksanakan, dan penutupan opsional area pantai dan danau. Satu-satunya tingkat siaga yang lebih tinggi adalah "Keadaan Darurat Kesehatan".

Kasus di Prancis naik 13.970 pada hari Kamis, sehingga total menjadi 577.505 dengan 32.019 kematian. Jumlah kasus mencapai rekor peningkatan harian 16.096 pada 24 September lalu.

Berita itu muncul setelah pemerintah Spanyol mengumumkan bahwa Madrid akan diisolasi kembali, dengan orang-orang tidak dapat meninggalkan atau memasuki daerah tersebut.(Baca juga: Trump Positif Covid-19, Ini Politisi Dunia yang Pernah Terinfeksi Corona )

Negara-negara di seluruh Eropa memberlakukan kembali penguncian lokal (lockdown) dan pembatasan baru untuk memerangi gelombang kedua infeksi yang melanda benua itu, dengan rumah tangga di utara Inggris dilarang untuk bercampur di dalam ruangan dan pemerintah Belanda membuat masker wajib di semua ruang publik dalam ruangan.
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Siapa Yunice Abbas?...
Siapa Yunice Abbas? Kakek Perampok yang Menodong Senjata dan Merampok Kim Kardashian tapi Tak Tahu Siapa Korbannya
Seorang Muslim Dibunuh...
Seorang Muslim Dibunuh Secara Brutal di Masjid Prancis dan Islam Dihina, Ini Respons Macron
Jemaah Masjid di Prancis...
Jemaah Masjid di Prancis Ditikam Puluhan Kali, Polisi Buru Tersangka
Mengganti Senjata Nuklir...
Mengganti Senjata Nuklir AS Jadi Tantangan Rumit bagi Eropa
Indonesia Sedang Menanti...
Indonesia Sedang Menanti Jet Tempur Rafale, tapi Digoda Boeing dengan F-15EX
Bersitegang, Aljazair...
Bersitegang, Aljazair Usir 12 Pejabat Prancis
Presiden Prancis Akan...
Presiden Prancis Akan Akui Negara Palestina, Putra PM Israel: Persetan Denganmu!
Mengenal Genevieve Jeanningros,...
Mengenal Genevieve Jeanningros, Biarawati yang Terobos Protokol Vatikan Demi Melihat Jenazah Paus
Ini Hukuman bagi Pelanggar...
Ini Hukuman bagi Pelanggar Ketentuan Haji, Denda Hampir Rp900 Juta hingga Deportasi
Rekomendasi
Kisah Kutukan Pemuda...
Kisah Kutukan Pemuda Buruk Rupa usai Gagal Nikahi Ken Dedes Bunga Desa Tumapel
Google Bayar Rp11 Miliar...
Google Bayar Rp11 Miliar Per Bulan untuk Mengamankan CEO Sundar Pichai
Pendidikan Kardinal...
Pendidikan Kardinal Ignatius Suharyo, Kandidat Potensial Pengganti Paus Fransiskus
Berita Terkini
Jet Tempur Su-27 Ukraina...
Jet Tempur Su-27 Ukraina Jatuh saat Bertempur Melawan Drone Rusia
33 menit yang lalu
Korban Tewas Ledakan...
Korban Tewas Ledakan Dahsyat Pelabuhan Iran Capai 70 Orang, Teheran Sebut Ada Kelalaian
1 jam yang lalu
Jatuh dari Kapal Induk...
Jatuh dari Kapal Induk Nuklir, Jet Tempur F/A-18 AS Seharga Rp1 Triliun Hilang di Laut Merah
1 jam yang lalu
Pakistan Klaim Serangan...
Pakistan Klaim Serangan Militer India Segera Terjadi
1 jam yang lalu
Wapres AS JD Vance:...
Wapres AS JD Vance: Ukraina Tak Akan Menang Perang Melawan Rusia!
2 jam yang lalu
Siapa Rami Makhlouf?...
Siapa Rami Makhlouf? Pengusaha yang Membentuk 150.00 Pasukan Elite dan Menyebut Bashar Al Assad sebagai Singa Palsu
4 jam yang lalu
Infografis
Prancis Kerahkan Pesawat...
Prancis Kerahkan Pesawat Bersenjata Nuklir ke Perbatasan Jerman
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved