Kremlin Sebut CIA 'Bisiki' Navalny untuk Salahkan Putin

Kamis, 01 Oktober 2020 - 23:26 WIB
loading...
A A A
Navalny berterima kasih kepada Kanselir Jerman Angela Merkel, serta staf di Rumah Sakit Universitas Berlin karena telah menyelamatkan hidupnya. Ia mengatakan bahwa ia sekarang dapat berolahraga dan melakukan pekerjaan terbatas di komputer.

"Tidak kembali (ke Rusia) berarti Putin telah mencapai tujuannya," katanya.

“Dan tugas saya sekarang adalah tetap menjadi pria yang tidak takut. Dan saya tidak takut! Jika tangan saya gemetar, itu bukan karena takut, tapi karena hal ini. Saya tidak akan memberi Putin hadiah untuk tidak kembali ke Rusia," ia menambakan.

Novichok adalah nama rangkaian racun saraf yang dikembangkan oleh para ilmuwan di Uni Soviet, dan pengembangan program Novichok berlanjut setelah Uni Soviet runtuh. Dalam wawancara tersebut, Navalny menggambarkan penggunaan racun saraf seperti menjatuhkan bom nuklir pada seseorang.(Baca juga: Pembuat Racun Novichok Minta Maaf kepada Navalny, Si Pengkritik Putin )

Namun saat ia menghadapi jalan panjang untuk memulihkan dirinya, Navalny mengakui bahwa tidak ada yang benar-benar tahu seperti apa efek jangka panjang dari peracunan itu pada kesehatannya.

"Saya seperti kelinci percobaan. Tidak banyak orang yang dapat Anda saksikan hidup setelah diracuni dengan racun saraf...kepemimpinan Rusia telah mengembangkan kecenderungan untuk meracuni sehingga tidak akan berhenti begitu cepat," pungkasnya.

Peracunan Navalny memiliki banyak kesamaan dengan serangan terhadap mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal , dan putrinya di Inggris pada tahun 2018 lalu ketika mereka diracuni di kota Salisbury. Secara resmi, bagaimanapun, pemerintah Rusia telah berulang kali menyangkal keberadaan rangkaian racun saraf Novichok.

Beberapa negara di Uni Eropa sekarang dilaporkan sedang mempertimbangkan sanksi baru terhadap Rusia setelah serangan itu.
(ber)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 2.4064 seconds (0.1#10.140)