Azerbaijan-Armenia Baku Bunuh, PBB Akan Gelar Pertemuan Darurat
loading...
A
A
A
NEW YORK - Dewan Keamanan (DK) PBB akan mengadakan pertemuan darurat secara tertutup terkait wilayah Nagorno-Karabakh , lokasi terjadinya pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan .
Pertemuan tersebut akan diadakan pada Selasa Selasa (29/9/2020) sore waktu setempat. Adalah Belgia yang secara resmi meminta pertemuan itu dilakukan, setelah Prancis dan Jerman mendorong agar sesi itu dimasukkan dalam agenda.
Pada Minggu pagi, Estonia - anggota dewan tidak tetap DK PBB - menekankan perlunya pembicaraan semacam itu tentang pecahnya kekerasan mematikan di wilayah separatis.
Inggris juga bergabung dengan dorongan yang dilakukan Eropa untuk perundingan, kata para diplomat, yang menambahkan bahwa deklarasi bersama dapat dikeluarkan pada kesimpulannya - baik oleh seluruh dewan atau anggota Eropa jika konsensus penuh tidak dapat dicapai seperti dilansir dari The Guardian.
Pasukan Armenia dan Azerbaijan bertempur memperebutkan wilayah separatis Nagorno-Karabakh untuk hari kedua Senin, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan karena melanjutkan serangan yang dilaporkan menewaskan dan melukai puluhan saat konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun kembali muncul.
Sebelumnya pertempuran sengit meletus Minggu di wilayah yang terletak di Azerbaijan itu, tetapi telah di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh pemerintah Yerevan sejak 1994 pada akhir perang separatis.(Baca juga: Pertempuran Kembali Meletus di Nagorno Karabakh )
Pertempuran berlanjut dalam semalam, kata kementerian pertahanan Azerbaijan, menambahkan bahwa pasukan lawan berusaha untuk memulihkan tanah yang hilang dengan meluncurkan serangan balik ke arah Fuzuli, Cebrayil, Agdere dan Terter.
Pejabat militer Azerbaijan juga mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa lebih dari 550 tentara Armenia telah dihancurkan, termasuk mereka yang terluka, klaim yang dibantah oleh Armenia.
Bentrokan tersebut terjadi di tengah-tengah sidang umum tahunan PBB dan menimbulkan kekhawatiran akan perang antara dua negara bekas republik Soviet.(Baca juga: Perang Armenia dengan Azerbaijan, Ini Perbandingan Kekuatan Militernya )
Setidaknya 95 orang telah tewas dalam pertempuran terakhir, termasuk 11 warga sipil, menurut penghitungan terbaru yang tersedia.
Pertemuan tersebut akan diadakan pada Selasa Selasa (29/9/2020) sore waktu setempat. Adalah Belgia yang secara resmi meminta pertemuan itu dilakukan, setelah Prancis dan Jerman mendorong agar sesi itu dimasukkan dalam agenda.
Pada Minggu pagi, Estonia - anggota dewan tidak tetap DK PBB - menekankan perlunya pembicaraan semacam itu tentang pecahnya kekerasan mematikan di wilayah separatis.
Inggris juga bergabung dengan dorongan yang dilakukan Eropa untuk perundingan, kata para diplomat, yang menambahkan bahwa deklarasi bersama dapat dikeluarkan pada kesimpulannya - baik oleh seluruh dewan atau anggota Eropa jika konsensus penuh tidak dapat dicapai seperti dilansir dari The Guardian.
Pasukan Armenia dan Azerbaijan bertempur memperebutkan wilayah separatis Nagorno-Karabakh untuk hari kedua Senin, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan karena melanjutkan serangan yang dilaporkan menewaskan dan melukai puluhan saat konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun kembali muncul.
Sebelumnya pertempuran sengit meletus Minggu di wilayah yang terletak di Azerbaijan itu, tetapi telah di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh pemerintah Yerevan sejak 1994 pada akhir perang separatis.(Baca juga: Pertempuran Kembali Meletus di Nagorno Karabakh )
Pertempuran berlanjut dalam semalam, kata kementerian pertahanan Azerbaijan, menambahkan bahwa pasukan lawan berusaha untuk memulihkan tanah yang hilang dengan meluncurkan serangan balik ke arah Fuzuli, Cebrayil, Agdere dan Terter.
Pejabat militer Azerbaijan juga mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa lebih dari 550 tentara Armenia telah dihancurkan, termasuk mereka yang terluka, klaim yang dibantah oleh Armenia.
Bentrokan tersebut terjadi di tengah-tengah sidang umum tahunan PBB dan menimbulkan kekhawatiran akan perang antara dua negara bekas republik Soviet.(Baca juga: Perang Armenia dengan Azerbaijan, Ini Perbandingan Kekuatan Militernya )
Setidaknya 95 orang telah tewas dalam pertempuran terakhir, termasuk 11 warga sipil, menurut penghitungan terbaru yang tersedia.
(ber)