Dihancurkan Pandemi Corona, Herd Imunity Berkembang di Kota Amazon Brasil
loading...
A
A
A
BRASILIA - Kota Manaus di Brasil kemungkinan telah memiliki herd imunity atau kekebalan kawanan setelah dihancurkan oleh pandemi virus Corona . Hal itu diungkapkan oleh sebuah studi pendahuluan.
Dipublikasikan di situs web medRxiv, studi tersebut menganalisis data infeksi dengan pemodelan matematika untuk memperkirakan bahwa 66 persen populasi memiliki antibodi terhadap virus Corona baru di Manaus, di mana penyebaran pandemi begitu cepat dan brutal.
Jumlah itu mungkin cukup tinggi untuk mencapai ambang kekebalan kawanan, di mana cukup banyak anggota populasi yang kebal terhadap penyakit sehingga tidak dapat lagi menyebar secara efektif, kata penulis penelitian, yang terdiri dari 34 peneliti Brasil dan internasional.
“Tingkat infeksi yang sangat tinggi menunjukkan bahwa kekebalan kelompok memainkan peran penting dalam menentukan ukuran epidemi,” tulis mereka dalam penelitian tersebut, yang belum menjalani tinjauan sejawat.
“Semua tanda menunjukkan bahwa fakta terpapar virus itulah yang menyebabkan penurunan jumlah kasus baru dan kematian di Manaus,” kata koordinator studi, profesor medis Universitas Sao Paulo Ester Sabino, kepada Sao Paulo State Research Support Foundation (Fapesp), yang membantu mendanai penelitian tersebut seperti dilansir dari France24, Kamis (24/9/2020).
Terletak di hutan hujan Amazon, Manaus adalah tempat gambar mengerikan dari rumah sakit yang dibanjiri pasien Covid-19 , kuburan massal dan mayat yang ditumpuk di truk lemari es ketika pandemi mencapai puncaknya di sana pada bulan Mei lalu.
Manaus telah mencatat 2.462 kematian akibat Covid-19.Jika kota itu sebuah negara, wilayah itu akan memiliki tingkat kematian tertinggi kedua di dunia, dengan 100,7 kematian per 100.000 penduduk.
Namun kematian di kota berpenduduk 2,2 juta orang itu telah turun secara dramatis dalam beberapa pekan terakhir, menjadi rata-rata hanya 3,6 per hari selama 14 hari terakhir.
Manaus sekarang menjadi salah satu kota tercepat yang dibuka kembali dari penguncian di Brasil, negara dengan jumlah kematian tertinggi kedua di dunia, setelah Amerika Serikat, dengan hampir 139.000 orang tewas.(Baca juga: Korban Meninggal Akibat Covid-19 di AS Lewati Angka 200 Ribu )
Pembukaan itu termasuk sekolah, bisnis, kehidupan malam dan gedung opera yang terkenal.
Namun, para ahli kesehatan mengingatkan bahwa upaya untuk mencapai kekebalan kelompok merupakan jalan yang berbahaya bagi pembuat kebijakan.
“Kekebalan komunitas melalui infeksi alami bukanlah strategi, itu pertanda bahwa pemerintah gagal mengendalikan wabah dan membayar untuk itu dalam nyawa yang hilang,” tweet Florian Krammer, profesor mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Icahn di Rumah Sakit Mount Sinai di New York.
Pakar lain memperingatkan bahwa kekebalan terhadap virus mungkin berumur pendek.(Baca juga: Palestina: 100.000 Unit Tes Swab Covid-19 Dirusak Israel )
Dipublikasikan di situs web medRxiv, studi tersebut menganalisis data infeksi dengan pemodelan matematika untuk memperkirakan bahwa 66 persen populasi memiliki antibodi terhadap virus Corona baru di Manaus, di mana penyebaran pandemi begitu cepat dan brutal.
Jumlah itu mungkin cukup tinggi untuk mencapai ambang kekebalan kawanan, di mana cukup banyak anggota populasi yang kebal terhadap penyakit sehingga tidak dapat lagi menyebar secara efektif, kata penulis penelitian, yang terdiri dari 34 peneliti Brasil dan internasional.
“Tingkat infeksi yang sangat tinggi menunjukkan bahwa kekebalan kelompok memainkan peran penting dalam menentukan ukuran epidemi,” tulis mereka dalam penelitian tersebut, yang belum menjalani tinjauan sejawat.
“Semua tanda menunjukkan bahwa fakta terpapar virus itulah yang menyebabkan penurunan jumlah kasus baru dan kematian di Manaus,” kata koordinator studi, profesor medis Universitas Sao Paulo Ester Sabino, kepada Sao Paulo State Research Support Foundation (Fapesp), yang membantu mendanai penelitian tersebut seperti dilansir dari France24, Kamis (24/9/2020).
Terletak di hutan hujan Amazon, Manaus adalah tempat gambar mengerikan dari rumah sakit yang dibanjiri pasien Covid-19 , kuburan massal dan mayat yang ditumpuk di truk lemari es ketika pandemi mencapai puncaknya di sana pada bulan Mei lalu.
Manaus telah mencatat 2.462 kematian akibat Covid-19.Jika kota itu sebuah negara, wilayah itu akan memiliki tingkat kematian tertinggi kedua di dunia, dengan 100,7 kematian per 100.000 penduduk.
Namun kematian di kota berpenduduk 2,2 juta orang itu telah turun secara dramatis dalam beberapa pekan terakhir, menjadi rata-rata hanya 3,6 per hari selama 14 hari terakhir.
Manaus sekarang menjadi salah satu kota tercepat yang dibuka kembali dari penguncian di Brasil, negara dengan jumlah kematian tertinggi kedua di dunia, setelah Amerika Serikat, dengan hampir 139.000 orang tewas.(Baca juga: Korban Meninggal Akibat Covid-19 di AS Lewati Angka 200 Ribu )
Pembukaan itu termasuk sekolah, bisnis, kehidupan malam dan gedung opera yang terkenal.
Namun, para ahli kesehatan mengingatkan bahwa upaya untuk mencapai kekebalan kelompok merupakan jalan yang berbahaya bagi pembuat kebijakan.
“Kekebalan komunitas melalui infeksi alami bukanlah strategi, itu pertanda bahwa pemerintah gagal mengendalikan wabah dan membayar untuk itu dalam nyawa yang hilang,” tweet Florian Krammer, profesor mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Icahn di Rumah Sakit Mount Sinai di New York.
Pakar lain memperingatkan bahwa kekebalan terhadap virus mungkin berumur pendek.(Baca juga: Palestina: 100.000 Unit Tes Swab Covid-19 Dirusak Israel )
(ber)