Wanita Afghanistan Ini Berdoa Agar Perdamaian Selamatkan Suami Keempatnya

Selasa, 22 September 2020 - 14:40 WIB
loading...
Wanita Afghanistan Ini Berdoa Agar Perdamaian Selamatkan Suami Keempatnya
Taj Bibi berdoa agar perdamaian dapat menyelamatkan suami keempatnya. Foto/The Star
A A A
KABUL - Taj Bibi, yang tengah hamil, berdoa agar suami keempatnya yang seorang tentara Afghanistan tidak menemui nasib yang sama dengan ketiga suami pertamanya. Mereka terbunuh saat berperang melawan para milisi Taliban .

Bentrokan antara pasukan pemerintah Afghanistan dan gerilyawan Taliban belum mereda meskipun pembicaraan damai di Qatar telah meningkatkan harapan untuk diakhirinya siklus perang yang tampaknya tak berujung.

Sedikitnya 60 anggota pasukan keamanan Afghanistan tewas dalam sepekan terakhir di seluruh negeri.(Baca juga: Taliban Bantai 20 Pasukan Pemerintah Afghanistan di Tengah Pembicaraan Damai )

Bibi, yang menyaksikan suaminya Aminullah berangkat untuk tugas tiga bulan di garis depan, memiliki permohonan sederhana: dia berharap mereka yang berkuasa tidak menjadikannya janda untuk keempat kalinya.

"Saya tidak mampu melihat kelima anak saya menjadi yatim piatu lagi," kata Bibi (33) yang tinggal di daerah Sadeqabad di provinsi pegunungan Kunar di Afghanistan timur.

Bibi berusia 18 tahun saat pertama kali menikah dengan kakak laki-laki Aminullah yang berprofesi sebagai tentara.

Hidup berjalan baik, kata Bibi, sampai suaminya tewas dalam pertempuran dengan Taliban. Dalam beberapa bulan, dia menikahi dengan adik laki-lakinya, yang juga seorang tentara.

Sudah umum dalam masyarakat etnis Pashtun bagi para janda untuk menikahi saudara ipar mereka karena keyakinan bahwa seorang janda tidak boleh menikah di luar keluarga.

Tetapi bahkan sebelum dia menerima kehidupan barunya, Bibi yang hamil harus mengidentifikasi mayat berdarah suami keduanya, yang terbunuh karena mempertahankan pos pemeriksaan dari serangan Taliban.

Setelah 90 hari berkabung, dia menyetujui permintaan ayah mertuanya agar dia menikahi putra ketiganya, seorang polisi. Suami ketiganya pun tewas dalam bentrokan dengan Taliban pada 2017.

Pada tahun yang sama, Bibi menikah dengan Aminullah, saudara keempat dari mendiang suami pertamanya, yang mau menerima janda dari ketiga saudara bersama anak-anaknya.

"Kadang-kadang saya menyalahkan Taliban, kadang-kadang saya menyalahkan pemerintah Afghanistan, kadang-kadang saya menyalahkan pasukan asing, tetapi kebanyakan saya menyalahkan diri sendiri atas semua rasa sakit ini," kata Bibi seperti dilansir dari Reuters, Selasa (22/9/2020).

Bibi adalah seorang Muslim yang taat dan shalat lima kali sehari.

"Islam mengajarkan kami untuk tidak membunuh siapa pun, tetapi di sini, di tanah kami, kami membunuh siapa saja dan semua orang," ujarnya.

"Saya tidak tahu apakah Allah memahami rasa sakit dan kehilangan saya," imbuhnya.

Dia bilang dia memohon Aminullah untuk keluar dari tentara tapi dia berjanji dia akan kembali dari tugasnya. Dia juga berdoa agar perdamaian akan menyelamatkannya.(Baca juga: Perundingan Damai Afghanistan Bahas Gencatan Senjata dan Hak-Hak Perempuan )

"Hidup saya bergantung pada melihat suami saya hidup," ucapnya.

Bibi menghabiskan sebagian besar waktunya menjahit pakaian untuk anak-anaknya, dan merawat mereka serta keluarga besar yang terdiri dari 15 orang dengan penghasilan bulanan Aminullah sebesar USD300, dan tunjangan pensiun untuk suaminya yang telah meninggal.

Ia mengatakan orang mati satu kali tetapi setelah kehilangan tiga suami, dia merasa seperti dia sudah mati tiga kali.

"Mungkin aku hanya tidak beruntung," tukasnya.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1639 seconds (0.1#10.140)