Pernikahan di AS Jadi 'Superspreader' Covid-19, 7 Meninggal, 177 Positif

Jum'at, 18 September 2020 - 16:32 WIB
loading...
Pernikahan di AS Jadi...
Ilustrasi sepasang pengantin mengenakan cincin pernikahan. Foto/REUTERS
A A A
MILLINOCKET - Sebuah pernikahan di Maine, Amerika Serikat (AS), menjadi peristiwa "superspreader" virus corona baru (Covid-19) yang menyebabkan tujuh orang meninggal dan 177 orang lainnya positif terinfeksi.

Kejadian ini memicu kepanikan dan kekhawatiran pandemi terburuk akan melanda wilayah AS timur laut.

Pernikahan pada awal Agustus dihadiri oleh 65 orang, yang artinya melanggar batas resmi pengumpulan massa yang diperbolehkan otoritas terkait, yakni maksimal 50 orang. (Baca: Sesumbar Mandi Lumpur Tangkal Corona, Politisi India Malah Positif Covid-19 )

Upacara pernikahann di sebuah gereja diikuti dengan resepsi di Big Moose Inn. Kedua tempat it berada di dekat kota Millinocket yang populasinya hanya 4.000 orang.

Sepuluh hari kemudian, dua lusin orang yang terkait dengan pernikahan itu dinyatakan positif Covid-19 dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Maine membuka penyelidikan.

Direktur lokal CDC, Nirav Shah, pada hari Kamis memberikan jumlah korban terbaru terkait acara tersebut, di mana tujuh orang yang meninggal. Ketujuh korban benar-benar menghadiri pernikahan tersebut. (Baca: Tepati Janji, Li Meng Yan Rilis Bukti Covid-19 Dibuat di Lab Militer Partai Komunis China )

Pelacak kontak menghubungkan pernikahan itu dengan beberapa hotspot virus di seluruh negara bagian—termasuk lebih dari 80 kasus di penjara yang jauhnya 230 mil (370 kilometer), tempat salah satu penjaga menghadiri upacara pernikahan tersebut.

Sekitar 10 kasus infeksi lainnya ditemukan di sebuah gereja Baptis di daerah yang sama, sedangkan 39 kasus infeksi—dan enam kematian—ditemukan di panti jompo 100 mil dari Millinocket.

Bagi masyarakat dan wilayah yang lebih luas, yang telah melonggarkan aturan menjaga jarak fisik yang diperkenalkan sejak awal pandemi Covid-19, berita ini merupakan peringatan yang serius.

"Ketika kami mendengar tentang wabah...semua orang benar-benar berjongkok," kata Cody McEwen, kepala dewan kota setempat.

"Begitu wabah itu terjadi, kami menutup kota itu lagi," ujarnya, seperti dikutip AFP, Jumat (18/9/2020). (Baca: Mengkhawatirkan, Eropa Catat 54.000 Kasus Covid-19 dalam 24 Jam )

Beberapa warga marah pada penyelenggara acara pernikahan, yang lisensinya telah ditangguhkan sementara.

"Saya tidak berpikir mereka yang semestinya mengadakan pernikahan. Saya pikir itu seharusnya dibatasi seperti yang semestinya," kata Nina Obrikis, seorang anggota gereja Baptis tempat upacara itu diadakan.

"Kita tidak bisa kemana-mana atau tidak melakukan apa-apa," katanya lagi.

Gubernur Maine Janet Mills pada hari Kamis mengeluarkan peringatan kepada 1,3 juta penduduk negara bagian itu.

"Gejolak seperti itu mengancam untuk membatalkan keuntungan yang telah kami peroleh dengan cepat," katanya. "Covid-19 tidak ada di sisi lain pagar, itu di halaman kami."

Sejak dimulainya pandemi awal tahun ini, peristiwa penyebaran yang serupa telah dilaporkan di seluruh dunia. (Baca juga: Lebih dari 30 Juta Orang di Dunia Terinfeksi Virus Corona )

Yang pertama di Amerika Serikat adalah konferensi bioteknologi di Boston pada bulan Februari yang dihadiri oleh sekitar 175 orang, dan pemakaman di Georgia di mana lebih dari 100 orang tertular virus.

Dalam beberapa pekan terakhir, kelompok infeksi seperti itu telah terlihat di kampus-kampus universitas, yang memaksa para mahasiswa dipulangkan.

Universitas Oneonta, di negara bagian New York utara, memiliki lebih dari 670 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dalam satu bulan.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1714 seconds (0.1#10.140)