Jelang Pilpres AS, Trump Digoyang Tuduhan Serangan Seks Baru

Jum'at, 18 September 2020 - 13:55 WIB
loading...
Jelang Pilpres AS, Trump Digoyang Tuduhan Serangan Seks Baru
Presiden Amerika Serikat Donald John Trump. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Seorang mantan model menuduh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meraba-raba dan secara paksa menciumnya pada tahun 1997. Tuduhan terbaru yang dibuat terhadap calon presiden petahana Partai Republik ini muncul beberapa minggu sebelum pemilihan presiden (pilpres) Amerika November mendatang.

Mantan model bernama Amy Dorris mengatakan kepada The Guardian bahwa Trump melakukan pelecehan seksual terhadapnya di ruang VIP di turnamen tenis US Open di New York, sebuah tuduhan yang telah dibantah Trump melalui pengacaranya.(Baca: Trump Tuding Hillary Clinton Dalang Tuduhan Pelecehan Seksual Terhadapnya )

"Dia mendorong lidahnya ke tenggorokan saya dan saya mendorongnya. Dan saat itulah cengkeramannya menjadi lebih erat dan tangannya sangat meremas dan di seluruh pantat saya, payudara saya, punggung saya, semuanya," kata Dorris dalam sebuah wawancara.

"Saya berada dalam genggamannya, dan saya tidak bisa melepaskannya," ujarnya.

Trump sebelumnya telah menghadapi lebih dari selusin tuduhan pelecehan seksual, termasuk tuduhan yang dibuat kolumnis terkemuka Amerika; E.Jean Carroll. Menurut kolumnis tersebut Trump memerkosanya di ruang ganti department store pada pertengahan 1990-an.

Tapi Trump mengabaikan semua tuduhan itu dan melenggang ke Gedung Putih dalam pilpres 2016. (Baca: Bantah Lakukan Pelecehan Seksual, Trump Sebut Penuduhnya Sakit Jiwa )

Sesaat sebelum pilpres 2016, sebuah rekaman muncul dari tahun 2005 di mana Trump terdengar membual tentang bagaimana ketenarannya memungkinkan dia untuk "mencengkeram" organ vital perempuan saat dia menginginkannya.

Dorris berusia 24 tahun pada saat dugaan insiden tersebut. Trump berusia 51 tahun dan saat itu menikah dengan istri keduanya, Marla Maples.

Mantan model ini memberi The Guardian beberapa foto yang menunjukkan dia di perusahaan Trump, dan beberapa orang menguatkan pengakuan tersebut, yang mengatakan Dorris memberi tahu mereka pada saat itu.

Dorris mengaku pada saat itu telah menyuruh Trump untuk berhenti."Tapi dia tidak peduli," katanya, yang dilansir Jumat (18/9/2020). "Jelas, saya merasa dilanggar."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1363 seconds (0.1#10.140)