SPD Jerman: Jika Trump Luncurkan Nuklir, Bisakah Kita Menghentikannya?
loading...
A
A
A
BERLIN - Politisi terkemuka Partai Sosial Demokrat (SDP) Jerman mengatakan partisipasi Berlin dalam inisiatif berbagi nuklir NATO hanya meningkatkan risiko kesalahan perhitungan bencana. Sebab, Berlin tidak memiliki pengaruh nyata terhadap keputusan kebijakan luar negeri Washington.
Tinjauan Ulang Postur Nuklir (NPR) terbaru Pentagon, pengembangan dan penyebaran senjata nuklir taktis berdaya rendah semakin memperjelas bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak lagi menganggap nuklir sebagai senjata pencegah. Demikian disampaikan Rolf Mutzenich, ketua kelompok politisi SPD di Parlemen Jerman yang bersekutu dengan kubu konservatif (CDU) atau partainya Kanselir Angela Merkel.
"Adakah yang benar-benar berpikir bahwa jika Donald Trump merencanakan serangan nuklir, dia bisa ditahan oleh Jerman hanya karena kami mengangkut beberapa hulu ledak?," kritik Mutzenich seperti dikutip Russia Today, Senin (4/5/2020)
Penentangannya yang kuat terhadap keberlangsungan kehadiran nuklir Amerika di tanah Jerman juga disuarkan kedua pemimpin SPD; Norbert Walter-Borjans dan Saskia Esken. Keduanya menegaskan kembali sikap tegas mereka terhadap penyebaran, berbagi, dan penggunaan senjata nuklir NATO.
Mitra koalisi senior menuduh sikap SPD itu sebagai populisme. Anggota Parlemen dari CDU, Patrick Sensburg, menyatakan keprihatinan bahwa pernyataan para petinggi SDP akan merusak solidaritas NATO dan kepercayaan mitra pada kemampuan Jerman untuk memenuhi perannya di masa depan dalam aparat keamanan Transatlantik.
"SPD sepenuhnya nirwana tentang kebijakan keamanan...senjata nuklir Amerika melayani di atas segalanya untuk melindungi kita," kata Sensburg.
Sementara itu pihak oposisi menuduh koalisi CDU/CSU-SPD yang berkuasa merusak reputasi Jerman dengan pertengkaran mereka yang sedang berlangsung, yang menurut juru bicara urusan pertahanan Partai Demokratik Bebas (FDP) Marie-Agnes Strack-Zimmermann, "mengirim sinyal yang salah di waktu yang salah".
Dia juga menegaskan pembenaran untuk menampung bom nuklir AS di Jerman, dengan mengklaim bahwa beberapa kontrol lebih baik daripada tidak sama sekali.
"Adalah naif untuk percaya bahwa Jerman akan memiliki pengaruh yang sama pada strategi nuklir NATO jika senjata nuklir AS ditarik," ujarnya.
AS telah memiliki sekitar 100 senjata nuklir yang dikerahkan di Belgia, Belanda, Italia, dan di Pangkalan Udara Buechel di Jerman sejak Perang Dingin. Perdebatan mengenai pengaturan pembagian nuklir baru-baru ini memanas ketika Berlin berupaya mengganti armada jet Tornado yang menua, yang mampu mengirimkan bom-bom Amerika, dengan Eurofighter Typhoon atau pun Boeing F-18 buatan AS.
Tinjauan Ulang Postur Nuklir (NPR) terbaru Pentagon, pengembangan dan penyebaran senjata nuklir taktis berdaya rendah semakin memperjelas bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak lagi menganggap nuklir sebagai senjata pencegah. Demikian disampaikan Rolf Mutzenich, ketua kelompok politisi SPD di Parlemen Jerman yang bersekutu dengan kubu konservatif (CDU) atau partainya Kanselir Angela Merkel.
"Adakah yang benar-benar berpikir bahwa jika Donald Trump merencanakan serangan nuklir, dia bisa ditahan oleh Jerman hanya karena kami mengangkut beberapa hulu ledak?," kritik Mutzenich seperti dikutip Russia Today, Senin (4/5/2020)
Penentangannya yang kuat terhadap keberlangsungan kehadiran nuklir Amerika di tanah Jerman juga disuarkan kedua pemimpin SPD; Norbert Walter-Borjans dan Saskia Esken. Keduanya menegaskan kembali sikap tegas mereka terhadap penyebaran, berbagi, dan penggunaan senjata nuklir NATO.
Mitra koalisi senior menuduh sikap SPD itu sebagai populisme. Anggota Parlemen dari CDU, Patrick Sensburg, menyatakan keprihatinan bahwa pernyataan para petinggi SDP akan merusak solidaritas NATO dan kepercayaan mitra pada kemampuan Jerman untuk memenuhi perannya di masa depan dalam aparat keamanan Transatlantik.
"SPD sepenuhnya nirwana tentang kebijakan keamanan...senjata nuklir Amerika melayani di atas segalanya untuk melindungi kita," kata Sensburg.
Sementara itu pihak oposisi menuduh koalisi CDU/CSU-SPD yang berkuasa merusak reputasi Jerman dengan pertengkaran mereka yang sedang berlangsung, yang menurut juru bicara urusan pertahanan Partai Demokratik Bebas (FDP) Marie-Agnes Strack-Zimmermann, "mengirim sinyal yang salah di waktu yang salah".
Dia juga menegaskan pembenaran untuk menampung bom nuklir AS di Jerman, dengan mengklaim bahwa beberapa kontrol lebih baik daripada tidak sama sekali.
"Adalah naif untuk percaya bahwa Jerman akan memiliki pengaruh yang sama pada strategi nuklir NATO jika senjata nuklir AS ditarik," ujarnya.
AS telah memiliki sekitar 100 senjata nuklir yang dikerahkan di Belgia, Belanda, Italia, dan di Pangkalan Udara Buechel di Jerman sejak Perang Dingin. Perdebatan mengenai pengaturan pembagian nuklir baru-baru ini memanas ketika Berlin berupaya mengganti armada jet Tornado yang menua, yang mampu mengirimkan bom-bom Amerika, dengan Eurofighter Typhoon atau pun Boeing F-18 buatan AS.
(min)