Debat di Radio, Indonesia Usir Kapal Coast Guard China dari Perairan Natuna

Selasa, 15 September 2020 - 15:56 WIB
loading...
Debat di Radio, Indonesia...
Para personel Badan Keamanan Laut (Bakamla) memantau kapal Coast Guard China di lepas pantai Kepulauan Natuna. Foto/Bakamla Indonesia
A A A
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Indonesia mengajukan protes kepada Beijing atas operasi kapal Coast Guard (Penjaga Pantai) China selama dua hari di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di lepas pantai Kepulauan Natuna, Laut China Selatan. Badan Keamanan Laut (Bakamla) mengusir kapal Beijing itu pada hari Senin setelah berdebat via radio komunikasi.

Insiden ini adalah yang terbaru dari serangkaian serangan ke ZEE Indonesia oleh kapal penjaga pantai dan kapal penangkap ikan China. (Baca: Partai Komunis China Nyatakan Siap Perang dengan Negara ASEAN dan AS )

Bakamla Indonesia mengatakan kapal China meninggalkan ZEE dibayangi oleh kapal patroli Indonesia sekitar tengah hari pada hari Senin. Bakamla mengonfirmasi bahwa kedua pihak berdebat sengit melalui radio komunikasi. (Baca juga : Viral Antrean Ambulans di RSD Wisma Atlet, Ini Penjelasannya )

“(Coast Guard China) berkata bahwa mereka sedang berpatroli di yurisdiksi China. Kami dengan tegas menolak ini dan mengatakan ini adalah zona ekonomi eksklusif kami," kata juru bicara Bakamla Wisnu Pramandita kepada This Week in Asia.

Wisnu menambahkan, kapal tersebut telah berada di ZEE Indonesia dari Sabtu hingga pukul 11.30 Senin. (Baca juga : Sabar dalam Kondisi Mampu Menurut Pandangan Ibnu Taimiyah )

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah mengatakan Jakarta telah meminta penjelasan dari Kedutaan Besar China. "Kami tegaskan kembali kepada Wakil Duta Besar China bahwa zona ekonomi eksklusif Indonesia tidak tumpang tindih dengan perairan China," kata Faizasyah. (Baca: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )

Indonesia tidak menganggap dirinya sebagai pihak yang terlibat dalam sengketa Laut China Selatan, tetapi Beijing mengklaim hak bersejarah atas wilayah yang tumpang tindih dengan ZEE Indonesia di sekitar Kepulauan Natuna. Beijing membuat klaimnya berdasarkan peta kuno yang mengacu pada "nine-dash line (garis sembilan putus-putus)" yang memanjang di Laut China Selatan. Acuan klaim sepihak itu mustahil diakui dunia internasional yang berpegang teguh pada aturan laut internasional yang disetujui PBB atau UNCLOS.

“Karena China dalam beberapa tahun terakhir telah bergerak untuk menegaskan klaim yurisdiksinya dalam nine-dash line, kehadiran kapal penjaga pantai China dan kapal penangkap ikan China di perairan lepas Kepulauan Natuna telah meningkat. Ini menjadi hal yang lebih normal untuk China, meskipun sangat tidak disukai untuk Indonesia," kata Ian Storey, senior fellow di ISEAS-Yusof Ishak Institute.

Collin Koh, seorang peneliti di Institute of Defense and Strategic Studies, mengatakan insiden tersebut merupakan "tantangan" bagi Indonesia. (Baca: Pompeo kepada ASEAN: Jangan Biarkan Partai Komunis China Menginjak-injak Kita )

"Perkembangan terakhir ini hanya menyoroti masalah terus-menerus yang dihadapi Indonesia dengan China yang menolak untuk mengalah pada klaim irredentist di Laut China Selatan berdasarkan nine-dash line, yang telah dibatalkan dalam 2016 award,” kata Koh, mengacu pada putusan pengadilan internasional di Den Haag yang menolak klaim teritorial China.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Putin dan Netanyahu...
Putin dan Netanyahu Absen di Pemakaman Paus Fransiskus, Beijing Tetap Bungkam, Kenapa?
Konvoi Ambulans Ditembaki,...
Konvoi Ambulans Ditembaki, Sentimen Anti-China Meningkat di Myanmar
10 Kelemahan Militer...
10 Kelemahan Militer AS dan 4 Cara China Menang Perang dengan Mudah
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer AS vs China 2025, Dua Superpower yang Berseteru
Mimpi WNI Aditya Harsono...
Mimpi WNI Aditya Harsono di AS Hancur: Ditangkap karena Coret Trailer, Terancam Dideportasi
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs China di Dunia, Bagai Langit dan Bumi?
Profil Victor Gao, Analis...
Profil Victor Gao, Analis yang Sebut China Bisa Hidup 5.000 Tahun Lagi Meski Ditekan AS
Paus Fransiskus Dimakamkan...
Paus Fransiskus Dimakamkan dalam Upacara Sederhana Dihadiri 250 Ribu Orang
Presiden Filipina Marcos...
Presiden Filipina Marcos Jr Teken UU Pemakaman Islam, RS Dilarang Tahan Jenazah Muslim
Rekomendasi
Sukses di Cianjur, Model...
Sukses di Cianjur, Model Kewirausahaan Kementan Dilirik Delegasi Internasional
Pemilik Tesla Ganti...
Pemilik Tesla Ganti Merek Mobilnya untuk Menghindari Vandalisme
Sinopsis Sinetron Kau...
Sinopsis Sinetron Kau Ditakdirkan Untukku Eps 17: Ancaman Devan Pada Jenny
Berita Terkini
Antisipasi Invasi Musuh...
Antisipasi Invasi Musuh Bebuyutan, Negara Tetangga Rusia Ingin Membentuk Tentara Terkuat
1 jam yang lalu
Mengapa Paus Fransiskus...
Mengapa Paus Fransiskus Tidak Dimakamkan di Vatikan?
1 jam yang lalu
Mobil Tabrak Kerumunan...
Mobil Tabrak Kerumunan Warga di Festival Hari Lapu Lapu di Vancouver
2 jam yang lalu
Perempuan yang Klaim...
Perempuan yang Klaim Jadi Budak Seks Pangeran Andrew dan Epstein Tewas Bunuh Diri
3 jam yang lalu
Viral, Profesor Ini...
Viral, Profesor Ini Gunakan Drone untuk Cegah Mahasiswa Menyontek selama Ujian
3 jam yang lalu
Apa Sebenarnya Tugas...
Apa Sebenarnya Tugas Seorang Paus di Negara Terkecil di Dunia? Ternyata Ada 7
4 jam yang lalu
Infografis
10 Negara Penghasil...
10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia, Termasuk Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved