Virus Corona Terdeteksi, China Lockdown Kota di Perbatasan Myanmar
loading...
A
A
A
BEIJING - China telah mengunci sebuah kota di perbatasan dengan Myanmar dan mengumumkan rencana untuk meluncurkan program tes virus Corona massal. Langkah itu dilakukan setelah pihak berwenang mendeteksi dua kasus virus Corona baru di sana.
Kasus-kasus tersebut ditemukan di kota Ruili di provinsi Yunnan barat, titik perlintasan perbatasan darat utama dengan negara tetangga Myanmar.
Pejabat kota mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penduduk diberitahu untuk tinggal di rumah dan orang-orang dilarang memasuki atau meninggalkan kota mulai Senin malam.
Mereka mengatakan setiap penduduk akan dites virus di Ruili, yang menampung lebih dari 210.000 orang. Tempat-tempat usaha telah ditutup kecuali supermarket, apotek dan pasar makanan.
The Global Times, tabloid yang dikelola pemerintah China, mengatakan pihak berwenang di Ruili dan sejumlah daerah perbatasan lainnya telah memasuki "status masa perang" untuk meningkatkan tindakan anti-epidemi dan manajemen perbatasan.(Baca juga: Rusia Mulai Kirim Gelombang Pertama Vaksin Covid-19 )
"Infeksi itu dibawa dari Myanmar dan pihak berwenang China akan menindak imigran ilegal," kata para pejabat seperti dilansir dari Al Jazeera, Selasa (15/9/2020).
Salah satunya adalah seorang wanita berusia 32 tahun yang awalnya asimtomatik, dan yang lainnya adalah seorang gadis berusia 16 tahun, menurut Global Times.
Pejabat kota juga menyarankan siapa pun yang melakukan perjalanan keluar dari Ruili pada atau setelah 12 September untuk menjalani tes.
Ruili dipisahkan oleh sungai dangkal dari kota perbatasan Muse, gerbang utama Myanmar ke China dan terkenal dengan jalan-jalan kotor, senjata, kasino, dan obat-obatan.
Yang Bianqiang, wakil walikota Ruili, mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin bahwa kota itu akan memulangkan mereka yang tidak dapat memverifikasi waktu kedatangan mereka ke China, tidak memiliki tempat tinggal tetap dan tidak memiliki tempat tetap untuk bekerja.
Kasus-kasus tersebut ditemukan di kota Ruili di provinsi Yunnan barat, titik perlintasan perbatasan darat utama dengan negara tetangga Myanmar.
Pejabat kota mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penduduk diberitahu untuk tinggal di rumah dan orang-orang dilarang memasuki atau meninggalkan kota mulai Senin malam.
Mereka mengatakan setiap penduduk akan dites virus di Ruili, yang menampung lebih dari 210.000 orang. Tempat-tempat usaha telah ditutup kecuali supermarket, apotek dan pasar makanan.
The Global Times, tabloid yang dikelola pemerintah China, mengatakan pihak berwenang di Ruili dan sejumlah daerah perbatasan lainnya telah memasuki "status masa perang" untuk meningkatkan tindakan anti-epidemi dan manajemen perbatasan.(Baca juga: Rusia Mulai Kirim Gelombang Pertama Vaksin Covid-19 )
"Infeksi itu dibawa dari Myanmar dan pihak berwenang China akan menindak imigran ilegal," kata para pejabat seperti dilansir dari Al Jazeera, Selasa (15/9/2020).
Salah satunya adalah seorang wanita berusia 32 tahun yang awalnya asimtomatik, dan yang lainnya adalah seorang gadis berusia 16 tahun, menurut Global Times.
Pejabat kota juga menyarankan siapa pun yang melakukan perjalanan keluar dari Ruili pada atau setelah 12 September untuk menjalani tes.
Ruili dipisahkan oleh sungai dangkal dari kota perbatasan Muse, gerbang utama Myanmar ke China dan terkenal dengan jalan-jalan kotor, senjata, kasino, dan obat-obatan.
Yang Bianqiang, wakil walikota Ruili, mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin bahwa kota itu akan memulangkan mereka yang tidak dapat memverifikasi waktu kedatangan mereka ke China, tidak memiliki tempat tinggal tetap dan tidak memiliki tempat tetap untuk bekerja.