Kasus Baru Virus Corona di Korsel Turun ke Level Terendah
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) melaporkan jumlah kasus virus corona terendah sejak puncaknya pada 29 Februari.
Perkembangan ini memberi harapan bahwa wabah terburuk di Asia selain China itu mungkin telah mulai reda. Laporan ini juga memperpanjang tren penurunan infeksi harian sejak puncaknya.
“Terdapat 64 kasus baru pada Senin (23/3) sehingga total nasional menjadi 8.961. Korban tewas bertambah satu menjadi 110,” ungkap pernyataan Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Korsel (KCDC).
Kasus baru itu menandai 12 hari berturut-turut negara itu mencatat infeksi baru sekitar 100 atau kurang dari 100, dibandingkan saat puncaknya yang mencapai 909 kasus pada 29 Februari.
Namun para pejabat meminta publik tetap waspada karena kasus impor dan baru, wabah skala kecil terus muncul, seperti di panti jompo, gereja dan tempat kerja yang padat.
“Kita belum memberi banyak arti untuk jumlah itu, tapi ada beberapa fluktuasi meski ada tren penurunan, prioritas utama kita mencegah infeksi kelompok sporadic dan kasus repatriasi,” ungkap Yoon Tae-ho, direktur jenderal kebijakan kesehatan publik di Kementerian Kesehatan Korsel.
Dari semua kasus baru, 13 dari pelancong luar negeri yang dites positif setelah pemerintah memperketat pemeriksaan perbatasan dan menerapkan karantina wajib dua pekan untuk semua kedatangan dari Eropa.
Korsel mulai menerapkan kebijakan jarak sosial intensif pada Minggu (22/3), termasuk membatasi kegiatan risiko tinggi seperti perkumpulan agama, olahraga dan hiburan.
Yoon menjelaskan sebagian besar kegiatan agama diganti menjadi layanan online dan sebagian besar menaati aturan baru tentang jarak antar orang di berbagai pertemuan.
Perkembangan ini memberi harapan bahwa wabah terburuk di Asia selain China itu mungkin telah mulai reda. Laporan ini juga memperpanjang tren penurunan infeksi harian sejak puncaknya.
“Terdapat 64 kasus baru pada Senin (23/3) sehingga total nasional menjadi 8.961. Korban tewas bertambah satu menjadi 110,” ungkap pernyataan Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Korsel (KCDC).
Kasus baru itu menandai 12 hari berturut-turut negara itu mencatat infeksi baru sekitar 100 atau kurang dari 100, dibandingkan saat puncaknya yang mencapai 909 kasus pada 29 Februari.
Namun para pejabat meminta publik tetap waspada karena kasus impor dan baru, wabah skala kecil terus muncul, seperti di panti jompo, gereja dan tempat kerja yang padat.
“Kita belum memberi banyak arti untuk jumlah itu, tapi ada beberapa fluktuasi meski ada tren penurunan, prioritas utama kita mencegah infeksi kelompok sporadic dan kasus repatriasi,” ungkap Yoon Tae-ho, direktur jenderal kebijakan kesehatan publik di Kementerian Kesehatan Korsel.
Dari semua kasus baru, 13 dari pelancong luar negeri yang dites positif setelah pemerintah memperketat pemeriksaan perbatasan dan menerapkan karantina wajib dua pekan untuk semua kedatangan dari Eropa.
Korsel mulai menerapkan kebijakan jarak sosial intensif pada Minggu (22/3), termasuk membatasi kegiatan risiko tinggi seperti perkumpulan agama, olahraga dan hiburan.
Yoon menjelaskan sebagian besar kegiatan agama diganti menjadi layanan online dan sebagian besar menaati aturan baru tentang jarak antar orang di berbagai pertemuan.
(sfn)