Peneliti AS Patahkan Klaim Trump Soal Asal Covid-19

Minggu, 03 Mei 2020 - 19:56 WIB
loading...
Peneliti AS Patahkan...
Jonna Mazet, profesor epidemiologi dan ekologi penyakit di Sekolah Kedokteran Hewan UC Davis, sangat kecil kemungkinannya, bahwa Covid-19 secara tidak sengaja dilepaskan dari laboratorium di China. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Salah satu misteri terbesar dari pandemi Covid-19 adalah bagaimana cepatnya virus itu menyebar ke manusia. Teori yang paling luas menyatakan bahwa virus itu melompat dari kelelawar ke manusia, tetapi beberapa bersikeras, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trum bahwa virus itu berasal dari laboratorium di Wuhan, China.

Namun, menurut Jonna Mazet, profesor epidemiologi dan ekologi penyakit di Sekolah Kedokteran Hewan UC Davis, California, sangat kecil kemungkinannya, karena beberapa alasan, bahwa Covid-19 secara tidak sengaja dilepaskan dari laboratorium di China.

“Saya tahu bahwa kami bekerja bersama untuk mengembangkan protokol keselamatan yang sangat ketat, dan sangat tidak mungkin ini adalah kecelakaan laboratorium,” ucap Mazet pada Bussines Insider.

Mazet telah memimpin program peringatan dini pandemi yang didanai AS yang disebut PREDICT, yang dihentikan hanya beberapa bulan sebelum Covid-19 terdeteksi di China. Proyek itu menyediakan uang dan pelatihan untuk ahli virus di seluruh dunia, termasuk di Wuhan, kota di mana Covid-19 pertama kali terdeteksi pada Desember 2019.

Institut Virologi Wuhan adalah rumah dari laboratorium Biosafety Level 4 pertama di China, jenis laboratorium langka yang berurusan dengan patogen paling berbahaya di dunia, dengan level biokontrol tertinggi.

Mazet menuturkan beberapa alasan virus itu bukan berasal dari laboratorium di Wuhan. Pertama, Mazet mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Shi Zhengli, seorang peneliti terkemuka Wuhan, yang meneliti soal virus Corona. Mazet mengatakan bahwa Zhengli benar-benar yakin dia tidak pernah mengidentifikasi virus ini sebelum terjadinya wabah.

Kedua, dia mengatakan ahli virologi Wuhan menggunakan alat pelindung diri yang ekstrem dan hanya mempelajari sampel yang telah dinonaktifkan dengan menggunakan bahan kimia, sedangkan wadah dengan virus "aktif" disimpan di area khusus.

Dia juga menunjukkan bahwa beberapa pengunjung habitat kelelawar, seperti wisatawan dan pemburu liar, berkeliaran di tempat-tempat yang kurang terlindungi dan berisiko tinggi terkena virus, tidak seperti ahli virus yang mengumpulkan sampel menggunakan peralatan pelindung.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1848 seconds (0.1#10.140)