Cegah Gelombang Ketiga, Lockdown Tetap Jadi Solusi

Senin, 07 September 2020 - 11:15 WIB
loading...
A A A
Penurunan paling tajam terjadi di China. Komisi Kesehatan Nasional China menyatakan hanya 10 kasus baru virus corona terdeteksi di China daratan pada Sabtu (5/9) lalu dan jumlah yang sama dengan sehari sebelumnya. Komisi Kesehatan Nasional melalui pernyataan menyebutkan bahwa semua kasus baru berasal dari pendatang luar negeri sekaligus menandai hari ke-21 nihil laporan kasus transmisi lokal.

Jumlah pasien Covid-19 tanpa gejala bertambah 17 orang dibandingkan delapan orang sehari sebelumnya. Otoritas China tidak mendaftarkan kasus tanpa gejala sebagai kasus terkonfirmasi Covid-19. Hingga kini total kasus Covid-19 di China berjumlah 85.122 pengidap dengan total kematian 4.634 orang.

Hal sama juga terjadi di Jepang. Tokyo melaporkan jumlah kasus virus corona baru hanya 116 kasus atau menurun 181 dibandingkan dengan hari sebelumnya. Pemerintah Metropolitan Tokyo melaporkan jumlah warga yang sakit karena terinfeksi korona dan dirawat di rumah sakit hanya 27 orang.

Pemerintah Jepang juga akan mengkaji undang-undang penyakit infeksi untuk mengurangi berbagai tantangan yang dihadapi para petugas medis. Pemerintah berharap bisa merawat pasien korona di hotel atau akomodasi lain. Pasalnya, tidak semua orang ingin dirawat di rumah sakit. (Baca juga: Turki Peringatkan Perang dengan Yunani hanya Tinggal Masalah Waktu)

Di Australia, pemerintah memilih memperpanjang lockdown yang ketat di negara bagian Victoria selama dua pekan. Padahal jumlah kasus baru kemarin hanya 63 kasus dan lima korban meninggal dunia di Victoria. Australia memilih lebih berhati-hati.

Perdana Menteri (PM) Negara Bagian Victoria Daniel Andrews mengatakan lockdown saat ini akan diperpanjang hingga 28 September. “Jika kita membuka diri terlalu cepat, kita akan siap membuka semuanya karena kita baru akan memulai gelombang ketiga,” katanya dilansir Reuters. Dia mengatakan, kita akan kembali melakukan pembatasan, baik keluar maupun masuk selama lockdown sebelum akhir tahun ini.

Harapan warga Melbourne dan kota lainnya untuk memulai aktivitas normal pada bulan ini pun sirna dengan adanya pemberlakuan jam malam, pelarangan berkunjung ke rumah saudara, dan batasan aktivitas mobil hanya 5 km dari rumah. Manajemen keselamatan higienitas juga tetap diutamakan.

Namun demikian, negara bagian Victoria akan melakukan pelonggaran bertahap diterapkan mulai Oktober. Negara bagian ini telah menjadi episentrum gelombang kedua Covid-19 di Australia yang menyebabkan 90% dari 753 kematian akibat Covid-19 di negara itu. Australia sebagai negara dengan populasi 25 juta telah mencatat total 26.000 kasus. Melbourne Raya memasuki lockdown kedua pada 9 Juli setelah ada peningkatan kasus.

“Hanya ada satu pilihan, yaitu menjalankan aturan ini dengan langkah stabil dan aman. Kita belum bisa sepenuhnya meniadakan lockdown karena jika itu dilakukan, kita akan menuju ke gelombang ketiga dan kita semua akan kembali dikarantina,” kata Andrews. (Lihat videonya: Kemarau Panjang, Warga Kabupaten Bekasi Mengalami Kekeringan)

“Kita tidak bisa membuka wilayah saat ini. Jika kita melakukannya, kita akan kehilangan kendali dengan sangat cepat. Saya ingin Natal nanti kondisi bisa senormal mungkin, dan ini adalah satu-satunya cara. Langkah ini adalah satu-satunya cara yang membuat kita akan sampai pada titik itu,” katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1251 seconds (0.1#10.140)