Hamas: Rakyat Palestina Jadi Target Perang Pemusnahan oleh Israel di Rafah
loading...
A
A
A
RAFAH - Hamas mengeluarkan pernyataan yang menyebut serangan Israel terhadap penyeberangan Rafah sebagai “eskalasi berbahaya” yang mengancam nyawa ratusan ribu warga sipil yang mengungsi di Rafah dan fasilitas yang dilindungi hukum internasional.
Kelompok tersebut juga memperingatkan serangan Israel itu akan memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza dan menghambat aliran bantuan darurat yang sangat dibutuhkan.
“Warga Palestina di Gaza menjadi sasaran perang pemusnahan dan kelaparan sistematis oleh pendudukan Nazi Israel,” ungkap Hamas.
“Kejahatan ini, yang terjadi segera setelah gerakan Hamas mengumumkan persetujuannya terhadap proposal mediator, menegaskan niat pendudukan untuk mengganggu upaya mediasi gencatan senjata dan pembebasan tahanan,” papar pernyataan Hamas.
Hamas menyerukan Amerika Serikat (AS) dan komunitas internasional menekan Israel agar menghentikan eskalasi.
Militer Israel mengatakan mereka telah mengambil "kendali operasional" di penyeberangan Rafah di sisi Palestina, satu-satunya titik keluar dan masuk antara Gaza dan Mesir.
Militer mengatakan Brigade Lapis Baja ke-401 berhasil menguasai penyeberangan di Gaza selatan pada Selasa pagi (7/5/2024), setelah operasi militer semalam.
Brigade Givati ke-84 memutus jalan Salah al-Din di Rafah timur dari persimpangan dengan Mesir selama operasi tersebut.
Militer Israel mengatakan pihaknya membunuh 20 pejuang Hamas dan menemukan tiga terowongan.
Otoritas Umum Penyeberangan dan Perbatasan Gaza mengatakan masuknya orang serta pengiriman bantuan ke penyeberangan Rafah telah dihentikan setelah invasi Israel ke wilayah tersebut.
Lihat Juga: Pertama Kali, Sistem Antirudal AS THAAD di Israel Digunakan untuk Cegat Rudal dari Yaman
Kelompok tersebut juga memperingatkan serangan Israel itu akan memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza dan menghambat aliran bantuan darurat yang sangat dibutuhkan.
“Warga Palestina di Gaza menjadi sasaran perang pemusnahan dan kelaparan sistematis oleh pendudukan Nazi Israel,” ungkap Hamas.
“Kejahatan ini, yang terjadi segera setelah gerakan Hamas mengumumkan persetujuannya terhadap proposal mediator, menegaskan niat pendudukan untuk mengganggu upaya mediasi gencatan senjata dan pembebasan tahanan,” papar pernyataan Hamas.
Hamas menyerukan Amerika Serikat (AS) dan komunitas internasional menekan Israel agar menghentikan eskalasi.
Militer Israel mengatakan mereka telah mengambil "kendali operasional" di penyeberangan Rafah di sisi Palestina, satu-satunya titik keluar dan masuk antara Gaza dan Mesir.
Militer mengatakan Brigade Lapis Baja ke-401 berhasil menguasai penyeberangan di Gaza selatan pada Selasa pagi (7/5/2024), setelah operasi militer semalam.
Brigade Givati ke-84 memutus jalan Salah al-Din di Rafah timur dari persimpangan dengan Mesir selama operasi tersebut.
Militer Israel mengatakan pihaknya membunuh 20 pejuang Hamas dan menemukan tiga terowongan.
Otoritas Umum Penyeberangan dan Perbatasan Gaza mengatakan masuknya orang serta pengiriman bantuan ke penyeberangan Rafah telah dihentikan setelah invasi Israel ke wilayah tersebut.
Lihat Juga: Pertama Kali, Sistem Antirudal AS THAAD di Israel Digunakan untuk Cegat Rudal dari Yaman
(sya)