Abu Ubaidah: Israel Mungkin telah Membunuh Sandera Warga AS Edan Alexander

Rabu, 16 April 2025 - 07:06 WIB
loading...
Abu Ubaidah: Israel...
Abu Ubaidah, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas. Foto/media al-qassam
A A A
GAZA - Abu Ubaidah, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan pada hari Selasa (15/4/2025) bahwa kontak telah terputus dengan kelompok yang menahan tentara Israel Edan Alexander, yang juga memegang kewarganegaraan Amerika Serikat (AS).

Ini terjadi setelah serangan udara Israel langsung menargetkan lokasi mereka di Jalur Gaza.

Dalam posting di Telegram, Abu Ubaidah menyatakan Brigade Al-Qassam masih berusaha menghubungi mereka.



Dia lebih lanjut menjelaskan penilaian mereka menunjukkan, "Tentara pendudukan sengaja mencoba menyingkirkan tekanan dari berkas para tahanan berkewarganegaraan ganda untuk melanjutkan perang genosida terhadap rakyat kami."

Bertepatan dengan pengumuman ini, Brigade Al-Qassam merilis pesan video yang ditujukan kepada keluarga tawanan Israel, yang menyatakan, "Bersiaplah. Segera putra-putra Anda akan kembali dalam peti mati hitam."

Pesan itu menambahkan, "Kepemimpinan Anda telah menandatangani surat perintah hukuman mati bagi para tahanan, jadi persiapkan tempat pemakaman mereka."

Perkembangan ini menyusul perilisan video oleh Brigade Al-Qassam pada Sabtu lalu yang menampilkan Alexander yang memohon kepada Presiden AS Donald Trump untuk campur tangan guna membebaskannya.

Dalam video tersebut, dia menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menelantarkan para tawanan di Gaza.

Ini merupakan penampilan kedua Alexander dalam video tersebut. Sebelumnya, dia muncul dalam video yang dirilis Brigade pada 30 November 2024, di mana dia menyatakan tidak ingin nasibnya seperti nasib rekan senegaranya, Hersh Goldberg-Polin, yang kematiannya diumumkan Brigade Al-Qassam akibat tembakan tentara Israel.

Perlu dicatat, Hamas sebelumnya telah mengumumkan persetujuannya membebaskan Alexander, beserta jenazah empat tawanan lainnya, sebagai tanggapan atas usulan Amerika.

Hal ini terjadi setelah Israel mengingkari perjanjian gencatan senjata dan melanjutkan serangannya di Jalur Gaza.

Kekerasan Israel yang kembali terjadi pada 18 Maret mematahkan gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari.

Aksi militer Israel terbaru telah menewaskan dan melukai ribuan warga Palestina, sebagian besar warga sipil.

Meskipun pelanggaran tersebut telah dikutuk banyak negara dan kelompok hak asasi manusia, AS tetap mendukung Israel, dengan menegaskan operasi militer tersebut dilakukan dengan sepengetahuan dan persetujuan sebelumnya dari Washington.

Sejak Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 51.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan meninggalkan Gaza dalam kondisi hancur.

Selain itu, lebih dari 116.000 orang terluka, sementara 14.000 orang masih hilang.

Pada November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, menuduh mereka melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di daerah kantong yang terkepung tersebut.

Baca juga: Hamas Tolak Usulan Gencatan Senjata yang Mendesak Pejuang Palestina Menyerah
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Rudal Houthi Sukses...
Rudal Houthi Sukses Serang Bandara Ben Gurion, Israel Marah dan Ancam Balas Dendam
Sandera Israel Ini Terluka...
Sandera Israel Ini Terluka Parah usai Dibom Zionis 2 Kali di Gaza, Memohon Diselamatkan
Kelaparan Meluas, Penjarahan...
Kelaparan Meluas, Penjarahan Makanan Meningkat di Gaza
Berapa Kerugian Finansial...
Berapa Kerugian Finansial Kebakaran Israel?
Pesawat Militer Israel...
Pesawat Militer Israel Terbang di Atas Malta Beberapa Jam sebelum Kapal Bantuan Gaza Dibom
Warganet Murka Kapal...
Warganet Murka Kapal Bantuan Gaza Dibom Israel di Perairan Internasional
Angka Keguguran dan...
Angka Keguguran dan Bayi Lahir Prematur di Gaza Tinggi
Putin Berharap Rusia...
Putin Berharap Rusia Tak Perlu Gunakan Senjata Nuklir untuk Akhiri Konflik di Ukraina
China Uji Coba Bom Hidrogen...
China Uji Coba Bom Hidrogen Hasilkan Suhu 1.000 Derajat Celsius, Jauh Lebih Dahsyat dari TNT
Rekomendasi
Jalan Tol Cipularang...
Jalan Tol Cipularang Kembali Diperbaiki Mulai Senin 5 Mei 2025, Cek Jadwal Lengkapnya
Momen Tokoh Agama di...
Momen Tokoh Agama di Tumapel Tak Berani Menentang Keputusan Ken Arok Menikahi Ken Dedes
Carl Froch: George Foreman...
Carl Froch: George Foreman Akan Hancurkan Oleksandr Usyk Jika Bertarung di Era Sekarang
Berita Terkini
Sudah Lemahkah Israel...
Sudah Lemahkah Israel hingga Rudal Houthi Bobol Iron Dome, David's Sling, Arrow, dan THAAD?
Putin: Rusia Berdiri...
Putin: Rusia Berdiri Sendiri Melawan Barat
Rudal Houthi Sukses...
Rudal Houthi Sukses Serang Bandara Ben Gurion, Israel Marah dan Ancam Balas Dendam
Siapa Saja Elemen di...
Siapa Saja Elemen di Yaman yang Ingin Melemahkan Houthi?
100 Hari Berkuasa, Kekayaan...
100 Hari Berkuasa, Kekayaan Keluarga Trump Naik Drastis hingga Rp47 Triliun, Apa Pemicunya?
Putin Selalu Memikirkan...
Putin Selalu Memikirkan Siapa Penggantinya
Infografis
AS Siapkan 100 Hari...
AS Siapkan 100 Hari Lagi untuk Damaikan Rusia dan Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved