30 Hari Ledakan Beirut, Pencarian Korban Selamat Masih Dilakukan

Jum'at, 04 September 2020 - 22:42 WIB
loading...
A A A
Pencarian hari Kamis untuk sementara ditangguhkan karena kekhawatiran bahwa tembok dapat runtuh dan membahayakan nyawa tim penyelamat, kata petugas brigade pemadam kebakaran Beirut Letnan Michel El-Mur. Setelah pencarian dihentikan pada Kamis malam waktu setempat, aksi protes dilakukan sekitar 100 orang meletus di luar lokasi.

"Nafas itu adalah nafas terakhir kita. Ini harapan terakhir kita. Kamu semua harus malu," teriak pengunjuk rasa Melissa Atallah. Seorang wanita terdengar berkata: "Kami telah di sini selama sebulan, tidak bisakah kamu begadang untuk satu malam?"

Jumlah demonstran terus mengalir ke lokasi upaya penyelamatan setelah tim Chili pergi, menuntut operasi segera dilanjutkan. Seorang wanita mengatakan dia memesan crane, sementara pengunjuk rasa lainnya memanjat reruntuhan menawarkan diri untuk mencari mayatnya.

Ketegangan terus meningkat sampai tentara memberi tahu pengunjuk rasa bahwa tim dan peralatannya akan segera kembali ke lokasi.

Beberapa orang yang diajak bicara CNN mengatakan bau yang kuat dan busuk berasal dari bangunan yang hancur setelah ledakan. Seorang wanita mengatakan dia berulang kali memberi tahu pihak berwenang tentang hal itu dan mendesak mereka untuk menggeledah situs tersebut.

"Dua minggu lalu kami melakukan protes di sini dan kami mencium apa yang terasa seperti 'darah tua'," kata Reine Abbas.

"Jika mereka memeriksanya saat itu, maka mayat itu mungkin masih hidup hari ini," imbuhnya.

"Tapi ini Lebanon," tukasnya.(Baca juga: Buntut Ledakan Beirut, Demonstran Serukan Presiden Lebanon Lengser )

Ledakan merobek pelabuhan Beirut pada 4 Agustus lalu, menewaskan 190 orang, melukai lebih dari 6.000 orang, dan menyebabkan lebih dari 300.000 orang mengungsi dari rumah mereka.

Ledakan itu dipicu hampir 3.000 ton amonium nitrat yang telah disimpan di pelabuhan Beirut selama enam tahun. Amonium nitrat adalah bahan yang sangat mudah menguap yang digunakan dalam pupuk pertanian dan bahan peledak.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1451 seconds (0.1#10.140)