Kehidupan Raja Thailand dengan 20 Gundik, Selir Kerajaan dan Seorang Istri
loading...
A
A
A
Istana Thailand mengklaim bahwa dia dihukum karena mencoba mengangkat dirinya ke "keadaan yang sama dengan ratu". Namun, pada 28 Agustus, Sineenat mendapatkan kembali semua gelar, kehormatan dan posisi selir resmi kerajaan. (Baca: Media Jerman: Raja Thailand Bebaskan Mantan Selirnya dari Penjara )
Pernyataan resmi istana mengklaim Sineenat "tidak ternoda". "Oleh karena itu, pencabutan gelar kerajaan, posisi resmi dalam melayani mahkota dalam kapasitas militer dan pangkat militer serta pencabutan kembali semua deklarasi tidak pernah terjadi," lanjut pihak istana, seperti dilansir Mirror, Jumat (4/9/2020).
Ini jauh dari tindakan kontroversial pertama Raja Vajiralongkorn pada tahun 2020. Pada bulan April lalu, dilaporkan bahwa raja telah mengisolasi diri pada puncak pandemi virus corona baru (Covid-19) di Bavaria, ditemani oleh 20 gundik atau selir tak resmi.
Menurut laporan yang dipublikasikan media Jerman, raja 68 tahun itu telah memindahkan seluruh gundiknya ke Grand Hotel Sonnenbichl di Bavaria setelah dia diberi izin oleh pihak berwenang.
Bavaria dikunci atau lockdown pada saat itu, seperti bagian Jerman lainnya, dan hotel tersebut harus ditutup bersama dengan hotel lainnya. Namun, "izin khusus" tetap terbuka bagi raja tersebut.
Raja Vajiralongkorn telah lama menjadi tokoh kontroversial di Thailand. Meski ada ancaman hukuman 35 tahun penjara bagi pengkritiknya, ia sering dikritik di negara asalnya.
Sebagai raja tertua yang naik takhta Thailand, Raja Vajiralongkorn, telah menikah empat kali dan memiliki kehidupan pribadi yang penuh warna. (Baca juga: Hidup Enak Raja Thailand: Nikah 4 Kali, 20 Selir, Harta Rp490 Triliun )
Dengan kekayaan bernilai ÂŁ24 miliar, kerajaan telah menjadi berita utama karena semua alasan yang miring, mulai dari pernikahannya, selingkuhannya, hingga video yang bocor dari ratu yang hanya mengenakan G-string.
Pada bulan November 2009, video rumah tangga kerajaan dan istri ketiganya; Srirasmi Suwadee, bocor.
Pada tahun yang sama Harry Nicolaides, seorang penulis Australia, dipenjara selama tiga tahun setelah dia menerbitkan sebuah buku yang berisi kalimat "jika pangeran jatuh cinta dengan salah satu istri kecilnya dan dia mengkhianatinya, dia dan keluarganya akan menghilang dengan nama mereka, garis keturunan keluarga dan semua sisa-sisa keberadaan mereka dihapuskan selamanya".
Pernyataan resmi istana mengklaim Sineenat "tidak ternoda". "Oleh karena itu, pencabutan gelar kerajaan, posisi resmi dalam melayani mahkota dalam kapasitas militer dan pangkat militer serta pencabutan kembali semua deklarasi tidak pernah terjadi," lanjut pihak istana, seperti dilansir Mirror, Jumat (4/9/2020).
Ini jauh dari tindakan kontroversial pertama Raja Vajiralongkorn pada tahun 2020. Pada bulan April lalu, dilaporkan bahwa raja telah mengisolasi diri pada puncak pandemi virus corona baru (Covid-19) di Bavaria, ditemani oleh 20 gundik atau selir tak resmi.
Menurut laporan yang dipublikasikan media Jerman, raja 68 tahun itu telah memindahkan seluruh gundiknya ke Grand Hotel Sonnenbichl di Bavaria setelah dia diberi izin oleh pihak berwenang.
Bavaria dikunci atau lockdown pada saat itu, seperti bagian Jerman lainnya, dan hotel tersebut harus ditutup bersama dengan hotel lainnya. Namun, "izin khusus" tetap terbuka bagi raja tersebut.
Raja Vajiralongkorn telah lama menjadi tokoh kontroversial di Thailand. Meski ada ancaman hukuman 35 tahun penjara bagi pengkritiknya, ia sering dikritik di negara asalnya.
Sebagai raja tertua yang naik takhta Thailand, Raja Vajiralongkorn, telah menikah empat kali dan memiliki kehidupan pribadi yang penuh warna. (Baca juga: Hidup Enak Raja Thailand: Nikah 4 Kali, 20 Selir, Harta Rp490 Triliun )
Dengan kekayaan bernilai ÂŁ24 miliar, kerajaan telah menjadi berita utama karena semua alasan yang miring, mulai dari pernikahannya, selingkuhannya, hingga video yang bocor dari ratu yang hanya mengenakan G-string.
Pada bulan November 2009, video rumah tangga kerajaan dan istri ketiganya; Srirasmi Suwadee, bocor.
Pada tahun yang sama Harry Nicolaides, seorang penulis Australia, dipenjara selama tiga tahun setelah dia menerbitkan sebuah buku yang berisi kalimat "jika pangeran jatuh cinta dengan salah satu istri kecilnya dan dia mengkhianatinya, dia dan keluarganya akan menghilang dengan nama mereka, garis keturunan keluarga dan semua sisa-sisa keberadaan mereka dihapuskan selamanya".