33 Tentaranya Terbunuh di Idlib, Turki: Rezim Suriah Bayar Mahal!

Jum'at, 28 Februari 2020 - 14:24 WIB
33 Tentaranya Terbunuh di Idlib, Turki: Rezim Suriah Bayar Mahal!
33 Tentaranya Terbunuh di Idlib, Turki: Rezim Suriah Bayar Mahal!
A A A
ANKARA - Wakil Presiden Turki Fuat Oktay bersumpah akan membalas pasukan rezim Damaskus setelah 33 tentara Turki tewas dalam serangan udara di Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak Suriah. Wakil dari Presiden Recep Tayyip Erdogan ini sesumbar bahwa rezim pemerintah Presiden Bashar al-Assad akan membayar mahal atas kematian puluhan tentara Ankara tersebut.

Ankara menyalahkan rezim Damaskus atas serangan udara mematikan di Idlib kemarin. Situasi di Idlib—benteng terakhir pemberontak Suriah—terus memanas dalam beberapa pekan terakhir. Sudah beberapa kali militer Turki menderita kerugian besar dengan tewasnya sejumlah tentara Ankara dalam setiap konflik di Idlib.

Ankara sebelumnya mengklaim telah melancarkan serangan udara dan artileri sebagai pembalasan. Serangan verbal Oktay ini muncul tak lama setelah pertemuan keamanan darurat maraton selama 6 jam yang dipimpin oleh Erdoğan di Ankara pada jam-jam awal hari Jumat (28/2/2020).

Oktay menyebut pemimpin Suriah sebagai "kepala negara teror". "Yang akan jatuh dalam sejarah sebagai penjahat perang," katanya dalam sebuah pernyataan tertulis yang dilansir kantor berita Anadolu. (Baca: Perang Idlib Suriah Memanas, 29 Tentara Turki Tewas )

"Damaskus akan membayar harga mahal untuk serangan berbahaya terhadap pasukan Turki," ujarnya.

Sebelumnya pada hari Kamis, juru bicara Erdogan, Fahrettin Altun, mengatakan Turki telah membalas serangan terhadap tentara Suriah dengan melancarkan serangan udara dan artileri. Dia lantas membandingkan situasi di Idlib dengan genosida, seperti apa yang terjadi di Rwanda dan Bosnia.

Media Turki menerbitkan video yang diklaim sebagai hasil serangan udara Ankara baru-baru ini terhadap posisi militer Suriah. Ankara mengklaim sekitar 1.709 target rezim Suriah dihancurkan dalam 17 hari terakhir.

Meskipun menderita banyak korban, Turki tetap menolak menarik pasukannya dari Provinsi Idlib itu sampai pemerintah Suriah menghentikan serangannya. Damaskus menolak untuk melakukannya, dengan alasan bahwa pasukannya menargetkan kelompok teroris di Idlib.

Sementara itu, Rusia yang merupakan sekutu Suriah, menuduh Ankara membantu kelompok militan dengan tembakan artileri dan serangan pesawat tak berawak yang melanggar ketentuan-ketentuan perjanjian deeskalasi yang terjadi dalam proses perdamaian Astana.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3402 seconds (0.1#10.140)