Rusia Bangun Pangkalan Militer Permanen Baru di Suriah
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Pasukan Rusia telah mulai membangun pangkalan militer permanen di daerah pinggiran timur Homs, Suriah .
Langkah Rusia itu dilaporkan portal berita independen Suriah Zaman Al-Wasl.
Pangkalan baru itu berlokasi di atas bukit, 600 meter di atas permukaan laut, dan terdiri atas landasan udara 780 meter.
Pangkalan seluas 91,5 acre itu juga akan memiliki kamp khusus di utara Tadmor.
Pangkalan itu akan berlokasi di dekat gudang yang digunakan Angkatan Udara Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Lihat infografis: Jerman Akan Kirim Kapal Perang ke Laut China Selatan
Pasukan Rusia telah mulai menggali parit besar, dengan kedalaman tiga meter dan lebar dua meter, di sekitar pangkalan untuk mengamankan daerah tersebut dari serangan apa pun.
Suriah telah dilanda perang saudara sejak awal 2011, ketika rezim Assad menindak pengunjuk rasa pro-demokrasi.
Ratusan ribu orang telah tewas dan lebih dari sepuluh juta orang mengungsi, menurut perkiraan PBB.
Iran dan Rusia telah mendukung rezim Assad dalam upaya mencegah kekuatan oposisi yang didukung Amerika Serikat, Turki, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Saudi.
Langkah Rusia itu dilaporkan portal berita independen Suriah Zaman Al-Wasl.
Pangkalan baru itu berlokasi di atas bukit, 600 meter di atas permukaan laut, dan terdiri atas landasan udara 780 meter.
Pangkalan seluas 91,5 acre itu juga akan memiliki kamp khusus di utara Tadmor.
Pangkalan itu akan berlokasi di dekat gudang yang digunakan Angkatan Udara Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Lihat infografis: Jerman Akan Kirim Kapal Perang ke Laut China Selatan
Pasukan Rusia telah mulai menggali parit besar, dengan kedalaman tiga meter dan lebar dua meter, di sekitar pangkalan untuk mengamankan daerah tersebut dari serangan apa pun.
Suriah telah dilanda perang saudara sejak awal 2011, ketika rezim Assad menindak pengunjuk rasa pro-demokrasi.
Ratusan ribu orang telah tewas dan lebih dari sepuluh juta orang mengungsi, menurut perkiraan PBB.
Iran dan Rusia telah mendukung rezim Assad dalam upaya mencegah kekuatan oposisi yang didukung Amerika Serikat, Turki, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Saudi.
(sya)