Navalny Diracun dengan Novichok, Gedung Putih Ogah Salahkan Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Sekretaris pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, mengecam serangan racun terhadap pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny dan menyebutnya sebagai tindakan tercela. Namun, ia menolak untuk langsung menyalahkan Rusia atau Presiden Vladimir Putin atas insiden tersebut.
McEnany mengatakan pemerintahan Trump sangat terganggu dengan pengumuman Jerman pada hari Rabu lalu bahwa racun saraf Novichok telah ditemukan di tubuh Navalny. Sebelumnya, Novichok juga telah digunakan untuk meracuni para pembangkang Rusia lainnya.(Baca juga: Jerman: Alexey Navalny Diracun dengan Novichok )
Tetapi dia tidak secara eksplisit menyalahkan Kremlin atas serangan racun saraf tersebut, sebaliknya menyatakan bahwa pemerintah AS akan bekerja untuk meminta pertanggungjawaban orang-orang di Rusia atas insiden tersebut.
"Kami sangat terganggu dengan hasil yang dirilis kemarin. Serangan racun terhadap Alexi Navalny benar-benar tercela. Rusia telah menggunakan racun saraf kimia di masa lalu dan kami bekerja dengan sekutu kami di komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawaban mereka di Rusia," kata McEnany seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (4/9/2020)
Pada dasarnya pernyataan McEnany mengulangi pernyataan dari Dewan Keamanan Nasional yang dirilis pada hari Rabu lalu.
Navalny adalah lawan utama Putin dan telah menghadapi berbagai bentuk pelecehan dari pemerintah Rusia selama bertahun-tahun. Pada 2018, ia berusaha menantang Putin untuk kursi kepresidenan tetapi akhirnya dilarang mencalonkan diri.
Juru kampanye antikorupsi itu jatuh sakit bulan lalu saat melakukan perjalanan kembali ke Moskow dari Siberia. Para pembantunya segera curiga dia telah diracun. Otoritas Rusia awalnya melarang Navalny meninggalkan negara itu, tetapi dia akhirnya dipindahkan ke Jerman untuk perawatan lebih lanjut.
Trump sendiri memilih untuk tetap bungkam tentang masalah ini, bahkan ketika dia terus menggunakan Twitter untuk menyerang lawan-lawannya dan memberikan pemikirannya tentang berbagai masalah. Trump telah menghadapi seruan luas untuk mengeluarkan pernyataan yang secara langsung mengutuk serangan terhadap Navalny, termasuk dari mantan penasihat keamanan nasionalnya sendiri, John Bolton.
Para pemimpin dunia lainnya menuntut dengan paksa penjelasan dari pemerintah Rusia.(Baca juga: Pencipta Racun Bantah Jerman: Jika Diracuni Novichok, Navalny Sudah Mati )
"Sangat keterlaluan bahwa senjata kimia digunakan untuk melawan Alexey Navalny," tweet Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
"Kami telah melihat secara langsung konsekuensi mematikan Novichok di Inggris. Pemerintah Rusia sekarang harus menjelaskan apa yang terjadi pada Tuan Navalny - kami akan bekerja dengan mitra internasional untuk memastikan keadilan ditegakkan," sambungnya.
Mantan Wakil Presiden Joe Biden mengeluarkan pernyataan yang secara langsung menyalahkan Kremlin atas keracunan Navalny.
"Sekali lagi, Kremlin telah menggunakan senjata favorit - racun dari bahan kimia kelas Novichok - dalam upaya membungkam lawan politik," kata Biden.
Navalny sendiri saat ini tetap dalam perawatan intensif di rumah sakit Berlin.
McEnany mengatakan pemerintahan Trump sangat terganggu dengan pengumuman Jerman pada hari Rabu lalu bahwa racun saraf Novichok telah ditemukan di tubuh Navalny. Sebelumnya, Novichok juga telah digunakan untuk meracuni para pembangkang Rusia lainnya.(Baca juga: Jerman: Alexey Navalny Diracun dengan Novichok )
Tetapi dia tidak secara eksplisit menyalahkan Kremlin atas serangan racun saraf tersebut, sebaliknya menyatakan bahwa pemerintah AS akan bekerja untuk meminta pertanggungjawaban orang-orang di Rusia atas insiden tersebut.
"Kami sangat terganggu dengan hasil yang dirilis kemarin. Serangan racun terhadap Alexi Navalny benar-benar tercela. Rusia telah menggunakan racun saraf kimia di masa lalu dan kami bekerja dengan sekutu kami di komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawaban mereka di Rusia," kata McEnany seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (4/9/2020)
Pada dasarnya pernyataan McEnany mengulangi pernyataan dari Dewan Keamanan Nasional yang dirilis pada hari Rabu lalu.
Navalny adalah lawan utama Putin dan telah menghadapi berbagai bentuk pelecehan dari pemerintah Rusia selama bertahun-tahun. Pada 2018, ia berusaha menantang Putin untuk kursi kepresidenan tetapi akhirnya dilarang mencalonkan diri.
Juru kampanye antikorupsi itu jatuh sakit bulan lalu saat melakukan perjalanan kembali ke Moskow dari Siberia. Para pembantunya segera curiga dia telah diracun. Otoritas Rusia awalnya melarang Navalny meninggalkan negara itu, tetapi dia akhirnya dipindahkan ke Jerman untuk perawatan lebih lanjut.
Trump sendiri memilih untuk tetap bungkam tentang masalah ini, bahkan ketika dia terus menggunakan Twitter untuk menyerang lawan-lawannya dan memberikan pemikirannya tentang berbagai masalah. Trump telah menghadapi seruan luas untuk mengeluarkan pernyataan yang secara langsung mengutuk serangan terhadap Navalny, termasuk dari mantan penasihat keamanan nasionalnya sendiri, John Bolton.
Para pemimpin dunia lainnya menuntut dengan paksa penjelasan dari pemerintah Rusia.(Baca juga: Pencipta Racun Bantah Jerman: Jika Diracuni Novichok, Navalny Sudah Mati )
"Sangat keterlaluan bahwa senjata kimia digunakan untuk melawan Alexey Navalny," tweet Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
"Kami telah melihat secara langsung konsekuensi mematikan Novichok di Inggris. Pemerintah Rusia sekarang harus menjelaskan apa yang terjadi pada Tuan Navalny - kami akan bekerja dengan mitra internasional untuk memastikan keadilan ditegakkan," sambungnya.
Mantan Wakil Presiden Joe Biden mengeluarkan pernyataan yang secara langsung menyalahkan Kremlin atas keracunan Navalny.
"Sekali lagi, Kremlin telah menggunakan senjata favorit - racun dari bahan kimia kelas Novichok - dalam upaya membungkam lawan politik," kata Biden.
Navalny sendiri saat ini tetap dalam perawatan intensif di rumah sakit Berlin.
(ber)