Tentara Lebanon Temukan 4,35 Ton Amonium Nitrat Dekat Lokasi Ledakan Beirut
loading...
A
A
A
BEIRUT - Tentara Lebanon mengatakan telah menemukan 4,35 ton amonium nitrat di dekat pintu masuk ke pelabuhan Beirut, lokasi ledakan dahsyat bulan lalu yang disebabkan oleh timbunan bahan kimia yang sama.
"Insinyur angkatan darat sedang menanganinya," bunyi pernyataan militer yang disiarkan oleh kantor berita negara NNA yang dinukil Reuters, Jumat (4/9/2020).
Pernyataan itu mengatakan bahan kimia itu ditemukan di luar pintu masuk sembilan pelabuhan.
Ledakan dahsyat pada 4 Agustus yang melanda kota itu menewaskan sekitar 190 orang. Pihak berwenang mengatakan ledakan itu disebabkan oleh sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang telah ditumpuk dalam kondisi tidak aman di gudang pelabuhan selama bertahun-tahun.(Baca juga: Mufti Agung Lebanon Desak Penyelidikan Internasional Atas Ledakan Beirut )
Ledakan itu menghancurkan seluruh lingkungan, menghancurkan bangunan dan melukai 6.000 orang.
Pemerintah Lebanon lantas mengundurkan diri di tengah kemarahan publik di negara yang sudah ambruk oleh krisis ekonomi. Publik menyimpan kecemasan bahwa ada banyak bahan berbahaya disimpan dengan buruk, sehingga berisiko bagi mereka.(Baca juga: Buntut Ledakan Beirut, Demonstran Serukan Presiden Lebanon Lengser )
Sebelumnya pada hari Kamis, Presiden Michel Aoun memerintahkan perbaikan infrastruktur pengisian bahan bakar lama di bandara Beirut dan menyerukan penyelidikan atas laporan bahwa ribuan liter bahan bakar telah bocor.
Kepala bandara Beirut Fadi el-Hassan mengatakan pada konferensi pers bahwa kebocoran 84.000 liter bahan bakar telah terjadi pada Maret 2019 dan perbaikan selesai dalam dua bulan. Dia mengatakan penyelidik internasional menggambarkan perbaikan tersebut sebagai "memuaskan".
Berita tentang kebocoran tersebut menambah kekhawatiran tentang keselamatan publik. Namun Hassan mencoba meyakinkan bahwa tiada ada bahaya yang sedang mengintai.
"Tidak ada ledakan yang menunggu kami," kata Hassan pada konferensi pers.
"Insinyur angkatan darat sedang menanganinya," bunyi pernyataan militer yang disiarkan oleh kantor berita negara NNA yang dinukil Reuters, Jumat (4/9/2020).
Pernyataan itu mengatakan bahan kimia itu ditemukan di luar pintu masuk sembilan pelabuhan.
Ledakan dahsyat pada 4 Agustus yang melanda kota itu menewaskan sekitar 190 orang. Pihak berwenang mengatakan ledakan itu disebabkan oleh sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang telah ditumpuk dalam kondisi tidak aman di gudang pelabuhan selama bertahun-tahun.(Baca juga: Mufti Agung Lebanon Desak Penyelidikan Internasional Atas Ledakan Beirut )
Ledakan itu menghancurkan seluruh lingkungan, menghancurkan bangunan dan melukai 6.000 orang.
Pemerintah Lebanon lantas mengundurkan diri di tengah kemarahan publik di negara yang sudah ambruk oleh krisis ekonomi. Publik menyimpan kecemasan bahwa ada banyak bahan berbahaya disimpan dengan buruk, sehingga berisiko bagi mereka.(Baca juga: Buntut Ledakan Beirut, Demonstran Serukan Presiden Lebanon Lengser )
Sebelumnya pada hari Kamis, Presiden Michel Aoun memerintahkan perbaikan infrastruktur pengisian bahan bakar lama di bandara Beirut dan menyerukan penyelidikan atas laporan bahwa ribuan liter bahan bakar telah bocor.
Kepala bandara Beirut Fadi el-Hassan mengatakan pada konferensi pers bahwa kebocoran 84.000 liter bahan bakar telah terjadi pada Maret 2019 dan perbaikan selesai dalam dua bulan. Dia mengatakan penyelidik internasional menggambarkan perbaikan tersebut sebagai "memuaskan".
Berita tentang kebocoran tersebut menambah kekhawatiran tentang keselamatan publik. Namun Hassan mencoba meyakinkan bahwa tiada ada bahaya yang sedang mengintai.
"Tidak ada ledakan yang menunggu kami," kata Hassan pada konferensi pers.
(ber)