Eks Pasukan Khusus AS Penembak Jidat Osama bin Laden Kini Jadi Bos Ganja

Selasa, 18 Februari 2025 - 07:39 WIB
loading...
Eks Pasukan Khusus AS...
Robert ONeill, mantan tentara pasukan khusus Navy SEAL AS yang membunuh pendiri al-Qaeda Osama bin Laden telah beralih profesi menjadi bos perusahaan ganja. Foto/X @MarioNawfal
A A A
NEW YORK - Robert O'Neill, mantan tentara pasukan khusus Navy SEAL Amerika Serikat (AS) yang membunuh pendiri al-Qaeda Osama bin Laden dengan menembak jidatnya, telah beralih profesi menjadi bos perusahaan ganja.

O'Neill mendirikan perusahaan ganja bernama Operator Canna Co.

Menurut laporan New York Post, Selasa (18/2/2025), O'Neill berencana untuk menjual merek ganja berlisensi negara di apotek-apotek di New York City.

Dia juga akan menyumbangkan sebagian dari pendapatannya untuk mendukung para veteran cacat melalui sebuah organisasi amal.

Baca Juga: Penembak Jidat Osama bin Laden: Kepalanya Terbelah Berbentuk Huruf V

"Saya ingin terjun ke bisnis ganja melalui pengalaman saya di militer dan melihat para veteran menderita berbagai hal seperti gangguan stres pascatrauma (PTSD). Itu cara yang bagus untuk meredakan ketegangan. Itu membantu menghilangkan kegaduhan," katanya.

Perusahaannya yang bernama "Operator", sangat terinspirasi dari latar belakang militernya sebagai personel Navy SEAL—pasukan khusus Angkatan Laut Amerika. Nama merek itu juga digunakan untuk memoar dan podcastnya.

Situs web perusahaan itu menampilkan skema warna hijau yang mengingatkan pada seragam militer, dan kursornya dirancang agar tampak seperti sasaran tembak sniper.

Strain ganja O'Neill juga diberi nama dengan tema militer, termasuk "Healer-Indica", "Warrior-Sativa", dan "Shooter-Hybrid".

Produk ganja, yang dibudidayakan di pertanian New York bagian utara, awalnya akan tersedia secara eksklusif di toko ganja The Flowery di Staten Island, Queens, Upper West Side, dan SoHo di Manhattan.

Mantan tentara Navy SEAL itu percaya bahwa mariyuana dapat memberikan relaksasi dan kelegaan psikologis yang sangat dibutuhkan bagi individu dalam profesi yang penuh tekanan, menawarkan alternatif yang lebih aman daripada alkohol dan obat resep.

Sebagai mantan personel Navy SEAL, O'Neill mengakui bahwa mariyuana tidak pernah ada dalam radarnya selama masa tugasnya, mengingat larangan ketat militer terhadap narkoba.

Namun, sekarang setelah dia memasuki industri ganja, dia bercanda bahwa ganja dapat membantu meredakan ketegangan politik yang intens dan memecah belah di negaranya.

"Jika kita mengonsumsi ganja, kita dapat melakukan percakapan yang lebih baik. Kita memiliki potensi untuk perdamaian dunia di sini," katanya.

Situs web perusahaan tersebut mengatakan, "Operator Canna Co. memiliki misi untuk membantu para veteran dan orang lain menemukan alternatif yang lebih sehat untuk zat-zat berbahaya seperti alkohol dan opiat. Dengan menawarkan ganja premium yang dibuat dengan tangan, kami bertujuan untuk menyediakan jalan menuju pemulihan dan kesejahteraan, sekaligus memberdayakan mereka yang telah mengabdi dan berkorban demi kebebasan kita."

O'Neill, mantan anggota SEAL Team 6, memperoleh pengakuan internasional karena mengaku bertanggung jawab atas tembakan pada jidat yang menewaskan Osama bin Laden, pendiri al-Qaeda yang dituduh sebagai dalang serangan 11 September 2001 di AS atau serangan 9/11.

Osama dibunuh pasukan khusus AS tersebut selama operasi rahasia di Abbottabad, Pakistan, pada tahun 2011.

O'Neill menganggap dirinya beruntung bisa selamat dari misi tersebut, setelah awalnya yakin bahwa Osama bin Laden mengenakan bahan peledak yang akan meledak dan membunuh seluruh tim Navy SEAL.

"Saya pikir itu akan menjadi hari terakhir saya di Bumi: Kami akan membunuhnya, dan dia akan membunuh kami. Kami mampu memenuhi misi tersebut," katanya.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Trump Tuntut Ukraina...
Trump Tuntut Ukraina Bayar Kembali Semua Bantuan AS dengan Bunganya
Trump Pecat Hampir Semua...
Trump Pecat Hampir Semua Karyawan Institut Perdamaian yang Didanai Kongres AS
Eks PM Inggris Tegaskan...
Eks PM Inggris Tegaskan Tidak Ada Alternatif NATO
Iran Tidak Peduli dan...
Iran Tidak Peduli dan Tak Takut dengan Ancaman Trump
Mahasiswi PhD Asal Turki...
Mahasiswi PhD Asal Turki Ini Diculik saat Hendak Berbuka Puasa, Terancam Dideportasi dari AS karena Dituding Mendukung Hamas
Kunjungi Pangkalan Militer,...
Kunjungi Pangkalan Militer, JD Vance Tuding Bujuk Warga Greenland Bergabung dengan AS
AS Ngotot Kuasai Greenland,...
AS Ngotot Kuasai Greenland, Tuding Denmark Gagal Melindungi
Korban Tewas Gempa Mynamar...
Korban Tewas Gempa Mynamar dan Thailand Tembus 1.600 Orang
Arab Saudi Rayakan Idul...
Arab Saudi Rayakan Idul Fitri Minggu 30 Maret, Gerhana Tak Pengaruhi Penampakan Hilal
Rekomendasi
Jelang Lebaran, Serambi...
Jelang Lebaran, Serambi My Pertamina Bagi-bagi THR untuk Anak-anak
Polda Metro Jaya Luncurkan...
Polda Metro Jaya Luncurkan Hotline 110, Petugas Siaga 24 Jam untuk Layani Pemudik
Kapolres Pelabuhan Tanjung...
Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Bagikan Bingkisan Lebaran ke Personel di Lapangan
Berita Terkini
Wanita Tampar Askar...
Wanita Tampar Askar Masjid Nabawi, Polisi Madinah Turun Tangan
1 jam yang lalu
11 Negara Merayakan...
11 Negara Merayakan Idulfitri pada Minggu, 15 Negara Putuskan Senin
1 jam yang lalu
Trump Tuntut Ukraina...
Trump Tuntut Ukraina Bayar Kembali Semua Bantuan AS dengan Bunganya
2 jam yang lalu
Trump Pecat Hampir Semua...
Trump Pecat Hampir Semua Karyawan Institut Perdamaian yang Didanai Kongres AS
3 jam yang lalu
Eks PM Inggris Tegaskan...
Eks PM Inggris Tegaskan Tidak Ada Alternatif NATO
4 jam yang lalu
Blokade Israel Berlanjut...
Blokade Israel Berlanjut saat Idulfitri, Warga Palestina di Gaza Kelaparan
5 jam yang lalu
Infografis
AS Tolak Rencana Inggris...
AS Tolak Rencana Inggris untuk Kirim Pasukan ke Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved