Banyak Pelajar Putus Sekolah, Kehidupan Sekolah di Korea Utara Penuh Kekerasan
loading...
A
A
A
Di dunia di mana kecerdasan buatan (AI) menggantikan tenaga kerja manusia, Korea Utara masih memblokir akses internet dan terisolasi dari dunia luar, membuat rakyatnya hidup seperti di tahun 1950-an.
"Tidak ada kebebasan bergerak, bahkan di dalam Korea Utara, orang tidak dapat bepergian dengan bebas. Mereka yang mengkritik Kim Jong-un dikirim ke kamp penjara politik atau dieksekusi, dan keluarga mereka juga menghadapi balas dendam,’’ papar dia.
Seo Bella mengungkapkan siswa muda yang ingin belajar terpaksa putus sekolah karena tidak memiliki uang, dan mereka dijadikan pekerja paksa.
Dengan cara ini, Korea Utara, yang dianggap tidak menghormati HAM, dituding terus menipu dunia dengan mempromosikannya di panggung internasional. ‘’Saya sangat mendesak komunitas internasional untuk terus memberikan perhatian, agar siswa Korea Utara dapat belajar dengan bebas tanpa ada kekhawatiran lainnya,’’ tandas Seo Bella.
"Tidak ada kebebasan bergerak, bahkan di dalam Korea Utara, orang tidak dapat bepergian dengan bebas. Mereka yang mengkritik Kim Jong-un dikirim ke kamp penjara politik atau dieksekusi, dan keluarga mereka juga menghadapi balas dendam,’’ papar dia.
Seo Bella mengungkapkan siswa muda yang ingin belajar terpaksa putus sekolah karena tidak memiliki uang, dan mereka dijadikan pekerja paksa.
Dengan cara ini, Korea Utara, yang dianggap tidak menghormati HAM, dituding terus menipu dunia dengan mempromosikannya di panggung internasional. ‘’Saya sangat mendesak komunitas internasional untuk terus memberikan perhatian, agar siswa Korea Utara dapat belajar dengan bebas tanpa ada kekhawatiran lainnya,’’ tandas Seo Bella.
Baca Juga :
Agama Warga Negara Nepal dan Persentasenya
(sya)
Lihat Juga :