Abbas Siap Lanjutkan Perundingan Damai dengan Syarat

Rabu, 12 Februari 2020 - 13:42 WIB
Abbas Siap Lanjutkan Perundingan Damai dengan Syarat
Abbas Siap Lanjutkan Perundingan Damai dengan Syarat
A A A
NEW YORK - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menekankan bahwa ia bersedia untuk terlibat dalam pembicaraan damai tetapi hanya dengan syarat-syarat sesuai rencana yang dirancang pada 2008 selama masa Ehud Olmert menjabat sebagai perdana menteri Israel.

"Seperti yang saya katakan hari ini di Dewan Keamanan, saya sepenuhnya siap untuk melanjutkan negosiasi di mana kami telah meninggalkannya dengan Olmert di bawah payung kuartet internasional, dan bukan berdasarkan rencana pencaplokan serta legalisasi permukiman - menghancurkan solusi dua-negara," kata Abbas saat menggelar konferensi pers di New York dengan mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert.

"Kami telah bekerja sangat erat untuk mencapai perjanjian perdamaian bersejarah. Kami telah menempuh perjalanan panjang dan membahas semua masalah inti status permanen," imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (12/2/2020).

Selama konferensi pers, Abbas sekali lagi menolak "Kesepakatan Abad Ini" Trump. Menurutnya kesepakatan itu akan mendorong wilayah dan rakyat Palestina lebih jauh dan lebih jauh ke dalam siklus kekerasan dan kekacauan.

Menyusul kesimpulan dari pernyataan Abbas, Olmert menyatakan rasa terima kasihnya kepada pemimpin Palestina untuk komitmennya untuk membela semua orang terhadap kegiatan teroris.

"Saya sangat senang bahwa kita hari ini kembali mendengar komitmen berulang oleh presiden Otoritas Palestina (untuk) melakukan segala upaya yang mungkin, bersama dengan pemerintah Israel, untuk membela semua orang terhadap kegiatan teroris," ujar Olmert.

Olmert mencatat bahwa Abbas adalah satu-satunya mitra dalam komunitas Palestina yang mewakili rakyat Palestina dan telah menyatakan kesiapannya untuk bernegosiasi.

Olmert mengamati bahwa, meskipun ada perbedaan signifikan dalam berbagai pandangan, Abbas adalah orang yang damai.

"Dia menentang terorisme. Itu penting bagi saya," tukasnya.

Untuk mengingatkan, pada 2008, Abbas dan Olmert mengadakan pertemuan tertutup dalam upaya untuk menjabarkan kemungkinan kesepakatan damai dan menyusun formulir untuk negara Palestina merdeka. Namun, pembicaraan itu dilaporkan membuat sedikit kemajuan, karena Israel melakukan aksi ofensif di Jalur Gaza dalam menanggapi serangan oleh militan dari wilayah kantong itu.

Pada saat itu, Abbas juga meragukan bahwa perjanjian perdamaian dapat dicapai dengan Tel Aviv pada akhir 2008.

Sebelumnya saat berbicara di Dewan Keamanan (DK) PBB, Abbas mengecam rencana perdamaian Timur Tengah yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang disebut sebagai 'Kesepakatan Abad Ini' saat berbicara di Dewan Keamanan (DK) PBB. Ia pun mendesak DK PBB untuk menolak apa yang dicirikannya sebagai hadiah ke Israel.

Abbas juga menekankan bahwa pemerintahan Trump tidak bisa menjadi mediator tunggal dan meminta DK PBB untuk mengadakan konferensi internasional tentang rekonsiliasi Israel Palestina.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2821 seconds (0.1#10.140)