Kewalahan Atasi Kebakaran Los Angeles, Muncul Opsi 60 Pesawat Ciduk Laut Samudra Pasifik
loading...
A
A
A
"Turbulensi yang terjadi di atas api sudah sangat luar biasa, dan jika dipadukan dengan angin kencang yang mengancam jiwa, penerbangan menjadi hampir mustahil," kata pihak Cal Fire melalui juru bicaranya dalam penjelasan video, yang dilansir CBS, Selasa (14/1/2025).
"Jika angin bertiup di atas 30 mph, bahan tahan api dan air hanya akan menjadi kabut, bukan hujan yang terus menerus," ujarnya.
Beberapa pesawat pemadam kebakaran hanya dibuat untuk membawa dan menyebarkan bahan tahan api, bukan air. Dan untuk pesawat yang membawa air, air garam tidak sering digunakan karena kadar garamnya dapat merusak peralatan.
Air garam akan menimbulkan masalah serupa untuk sistem pemadam kebakaran lainnya. Hidran kebakaran dan banyak peralatan pemadam kebakaran lainnya terbuat dari logam, yang rentan terhadap karat jika terkena oksigen dan air.
Para pakar menjelaskan bahwa garam mempercepat proses korosi tersebut karena garam bertindak sebagai elektrolit yang memungkinkan besi kehilangan elektron dengan lebih mudah.
Satu alasan lagi mengapa air laut menjadi pilihan terakhir dalam memadamkan kebakaran adalah karena dampaknya terhadap lingkungan, menurut para pakar.
Dampak jangka panjang air laut terhadap pohon dan tanah belum sepenuhnya dipahami, kata Patrick Megonigal, seorang ahli ekologi ekosistem di Smithsonian Environmental Research Center.
Megonigal, yang telah mempelajari bagaimana hutan pesisir yang secara historis bebas garam bereaksi terhadap paparan air asin, menulis dalam sebuah artikel untuk The Conversation bahwa kondisi kering di California Selatan dapat menyebabkan garam bertahan di tanah, yang mungkin tidak dapat ditoleransi oleh beberapa pohon.
"Eksperimen laboratorium kami menunjukkan bahwa garam menyebabkan tanah liat dan partikel lainnya menyebar dan bergerak di dalam tanah. Perubahan kimia dan struktur tanah seperti itu dapat bertahan selama bertahun-tahun," tulisnya.
Karena air laut bukanlah pilihan terbaik untuk memadamkan api yang sedang berlangsung, pertanyaannya tetap apakah ada cukup air untuk memadamkan api.
"Jika angin bertiup di atas 30 mph, bahan tahan api dan air hanya akan menjadi kabut, bukan hujan yang terus menerus," ujarnya.
2. Air Garam Bersifat Korosif
Beberapa pesawat pemadam kebakaran hanya dibuat untuk membawa dan menyebarkan bahan tahan api, bukan air. Dan untuk pesawat yang membawa air, air garam tidak sering digunakan karena kadar garamnya dapat merusak peralatan.
Air garam akan menimbulkan masalah serupa untuk sistem pemadam kebakaran lainnya. Hidran kebakaran dan banyak peralatan pemadam kebakaran lainnya terbuat dari logam, yang rentan terhadap karat jika terkena oksigen dan air.
Para pakar menjelaskan bahwa garam mempercepat proses korosi tersebut karena garam bertindak sebagai elektrolit yang memungkinkan besi kehilangan elektron dengan lebih mudah.
3. Dampak Jangka Panjang Air Asin
Satu alasan lagi mengapa air laut menjadi pilihan terakhir dalam memadamkan kebakaran adalah karena dampaknya terhadap lingkungan, menurut para pakar.
Dampak jangka panjang air laut terhadap pohon dan tanah belum sepenuhnya dipahami, kata Patrick Megonigal, seorang ahli ekologi ekosistem di Smithsonian Environmental Research Center.
Megonigal, yang telah mempelajari bagaimana hutan pesisir yang secara historis bebas garam bereaksi terhadap paparan air asin, menulis dalam sebuah artikel untuk The Conversation bahwa kondisi kering di California Selatan dapat menyebabkan garam bertahan di tanah, yang mungkin tidak dapat ditoleransi oleh beberapa pohon.
"Eksperimen laboratorium kami menunjukkan bahwa garam menyebabkan tanah liat dan partikel lainnya menyebar dan bergerak di dalam tanah. Perubahan kimia dan struktur tanah seperti itu dapat bertahan selama bertahun-tahun," tulisnya.
Apakah Air Los Angeles Cukup untuk Padamkan Api?
Karena air laut bukanlah pilihan terbaik untuk memadamkan api yang sedang berlangsung, pertanyaannya tetap apakah ada cukup air untuk memadamkan api.