Macron Ancam Terapkan Sanksi pada Para Pemimpin Lebanon
loading...
A
A
A
BEIRUT - Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan para politisi Lebanon bahwa mereka terancam terkena sanksi jika gagal melakukan reformasi dalam tiga bulan.
Macron meningkatkan tekanan agar reformasi segera dilakukan di Lebanon yang kini mengalami krisis ekonomi dan politik. Dalam kunjungan kedua ke Lebanon dalam waktu kurang dari sebulan, Macron menandai satu abad Lebanon dengan menanam sebatang pohon cedar, simbol bangsa Lebanon.
“Ini peluang terakhir untuk sistem ini. Ini pertaruhan berisiko yang saya lakukan, saya sadar itu. Saya meletakkan satu-satunya yang saya miliki di meja, modal politik saya,” tutur Macron pada Politico saat wawancara dalam perjalanan ke Beirut pada Senin (31/8).
Macron mengaku berupaya mencari komitmen kredibel dan mekanisme follow up dari para pemimpin Lebanon, termasuk pemilu legislatif dalam enam hingga 12 bulan mendatang.
Menurut Macron, jika para pemimpin Lebanon gagal mengubah arah dalam tiga bulan mendatang, langkah tegas dapat diterapkan, termasuk menahan dana talangan dan sanksi pada kelas penguasa.
Para politisi Lebanon, selama beberapa puluh tahun menyaksikan korupsi skala industri. Mereka menghadapi tugas sulit dengan ekonomi yang hancur, ditambah dengan ledakan di Beirut pada 4 Agustus dan ketegangan sektarian yang meningkat.
Beberapa jam sebelum Macron tiba di Lebanon, perdana menteri baru Lebanon telah dipilih yakni Mustapha Adib. Penunjukan perdana menteri itu setelah mendapat tekanan dari Macron selama akhir pekan.
Macron menyatakan dia akan menggunakan kemampuannya untuk menekan pembentukan pemerintahan baru. Menurut dia, tanpa reformasi, dana yang dijanjikan dalam konferensi donor di Paris pada 2018 tidak akan diberikan. (Baca Juga: Raja Salman Arab Saudi Pecat Komandan Pasukan Gabungan karena Korupsi)
Macron mengunjungi Beirut segera setelah ledakan yang menewaskan lebih dari 190 orang dan melukai 6.000 orang. (Baca Infografis: Yunani Lawan Turki, Prancis Pasok 18 Jet Tempur Rafale)
Dia menyatakan komunitas internasional harus fokus pada kondisi darurat di Lebanon dalam enam pekan. Dia siap menggelar konferensi internasional pada pertengahan Oktober untuk membantu Lebanon. (Lihat Video: Digelar Secara Drive In, Mahasiswa Ini Nekat Datang Naik Becak Saat Wisuda)
Macron meningkatkan tekanan agar reformasi segera dilakukan di Lebanon yang kini mengalami krisis ekonomi dan politik. Dalam kunjungan kedua ke Lebanon dalam waktu kurang dari sebulan, Macron menandai satu abad Lebanon dengan menanam sebatang pohon cedar, simbol bangsa Lebanon.
“Ini peluang terakhir untuk sistem ini. Ini pertaruhan berisiko yang saya lakukan, saya sadar itu. Saya meletakkan satu-satunya yang saya miliki di meja, modal politik saya,” tutur Macron pada Politico saat wawancara dalam perjalanan ke Beirut pada Senin (31/8).
Macron mengaku berupaya mencari komitmen kredibel dan mekanisme follow up dari para pemimpin Lebanon, termasuk pemilu legislatif dalam enam hingga 12 bulan mendatang.
Menurut Macron, jika para pemimpin Lebanon gagal mengubah arah dalam tiga bulan mendatang, langkah tegas dapat diterapkan, termasuk menahan dana talangan dan sanksi pada kelas penguasa.
Para politisi Lebanon, selama beberapa puluh tahun menyaksikan korupsi skala industri. Mereka menghadapi tugas sulit dengan ekonomi yang hancur, ditambah dengan ledakan di Beirut pada 4 Agustus dan ketegangan sektarian yang meningkat.
Beberapa jam sebelum Macron tiba di Lebanon, perdana menteri baru Lebanon telah dipilih yakni Mustapha Adib. Penunjukan perdana menteri itu setelah mendapat tekanan dari Macron selama akhir pekan.
Macron menyatakan dia akan menggunakan kemampuannya untuk menekan pembentukan pemerintahan baru. Menurut dia, tanpa reformasi, dana yang dijanjikan dalam konferensi donor di Paris pada 2018 tidak akan diberikan. (Baca Juga: Raja Salman Arab Saudi Pecat Komandan Pasukan Gabungan karena Korupsi)
Macron mengunjungi Beirut segera setelah ledakan yang menewaskan lebih dari 190 orang dan melukai 6.000 orang. (Baca Infografis: Yunani Lawan Turki, Prancis Pasok 18 Jet Tempur Rafale)
Dia menyatakan komunitas internasional harus fokus pada kondisi darurat di Lebanon dalam enam pekan. Dia siap menggelar konferensi internasional pada pertengahan Oktober untuk membantu Lebanon. (Lihat Video: Digelar Secara Drive In, Mahasiswa Ini Nekat Datang Naik Becak Saat Wisuda)
(sya)