Janggal, Pakar Ragu Serangan Burung Penyebab Tunggal Tragedi Jeju Air Tewaskan 179 Orang
loading...
A
A
A
Analis penerbangan independen Alvin Lie menambahkan: "Jika seekor burung menabrak salah satu mesin, hal terburuk yang dapat terjadi adalah mesin mati. Tabrakan burung tidak menyebabkan roda pendaratan rusak atau sayap tidak dapat dibuka. Jadi, pasti ada alasan lain," paparnya.
Serangan burung merupakan masalah yang relatif umum dalam penerbangan, tetapi jarang mengakibatkan kecelakaan serius.
Tahun lalu, Amerika Serikat (AS) mencatat rata-rata 54 serangan satwa liar per hari, menurut Badan Penerbangan Federal (FAA) AS. Sebagian besar serangan melibatkan burung meskipun satwa liar juga mencakup hewan seperti rusa.
Sekitar 90 persen serangan burung terjadi di dekat bandara, saat pesawat lepas landas atau mendarat, atau terbang di ketinggian rendah, menurut Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.
Insiden tabrakan burung yang paling terkenal terjadi pada tahun 2009 ketika sebuah pesawat US Airways melakukan pendaratan darurat di Sungai Hudson di New York setelah menabrak sekawanan angsa. Seluruh 155 awak dan penumpang di dalamnya selamat.
Para pakar mengatakan tabrakan burung dapat mematikan satu mesin atau dalam kasus yang jarang terjadi, dua mesin—seperti Airbus dalam insiden Sungai Hudson, tetapi pesawat tetap tidak terpengaruh dalam kebanyakan kasus.
Para analis bingung mengapa pesawat mendarat tanpa roda pendaratan, dengan mengatakan hal itu tidak biasa karena ada sistem alternatif untuk menurunkannya.
"Tabrakan burung (mungkin) menyebabkan kerusakan listrik total pada pesawat, tetapi pilot seharusnya masih dapat melepaskan roda-roda itu dengan cara tertentu," kata analis penerbangan Paul Charles.
"Kita harus membiarkan para penyelidik menemukan apakah mesinnya yang rusak, atau ada masalah mekanis lain yang diperburuk oleh tabrakan burung," ujarnya.
Rekaman video dari lokasi kejadian menunjukkan pesawat hancur saat tergelincir di landasan pacu sebelum akhirnya menabrak dinding dengan kecepatan tinggi di area yang dilewati pesawat, dan meledak menjadi kobaran api.
Apakah Serangan Burung Umum?
Serangan burung merupakan masalah yang relatif umum dalam penerbangan, tetapi jarang mengakibatkan kecelakaan serius.
Tahun lalu, Amerika Serikat (AS) mencatat rata-rata 54 serangan satwa liar per hari, menurut Badan Penerbangan Federal (FAA) AS. Sebagian besar serangan melibatkan burung meskipun satwa liar juga mencakup hewan seperti rusa.
Sekitar 90 persen serangan burung terjadi di dekat bandara, saat pesawat lepas landas atau mendarat, atau terbang di ketinggian rendah, menurut Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.
Insiden tabrakan burung yang paling terkenal terjadi pada tahun 2009 ketika sebuah pesawat US Airways melakukan pendaratan darurat di Sungai Hudson di New York setelah menabrak sekawanan angsa. Seluruh 155 awak dan penumpang di dalamnya selamat.
Para pakar mengatakan tabrakan burung dapat mematikan satu mesin atau dalam kasus yang jarang terjadi, dua mesin—seperti Airbus dalam insiden Sungai Hudson, tetapi pesawat tetap tidak terpengaruh dalam kebanyakan kasus.
Gear Pendaratan dan Dinding Landasan Pacu
Para analis bingung mengapa pesawat mendarat tanpa roda pendaratan, dengan mengatakan hal itu tidak biasa karena ada sistem alternatif untuk menurunkannya.
"Tabrakan burung (mungkin) menyebabkan kerusakan listrik total pada pesawat, tetapi pilot seharusnya masih dapat melepaskan roda-roda itu dengan cara tertentu," kata analis penerbangan Paul Charles.
"Kita harus membiarkan para penyelidik menemukan apakah mesinnya yang rusak, atau ada masalah mekanis lain yang diperburuk oleh tabrakan burung," ujarnya.
Rekaman video dari lokasi kejadian menunjukkan pesawat hancur saat tergelincir di landasan pacu sebelum akhirnya menabrak dinding dengan kecepatan tinggi di area yang dilewati pesawat, dan meledak menjadi kobaran api.