Mengunjungi Rumah-rumah Keluarga Assad Bersama Warga Suriah yang Menyerbunya
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Omar tahu ada sesuatu yang aneh sekitar pukul 5 pagi, ketika dia mendengar teriakan "Allahu Akbar" yang datang dari arah tempat tinggal keluarga Assad.
Dia berada di rumah, setelah runtuhnya pemerintahan Bashar al-Assad secara mengejutkan, tetapi dia tidak menyangka para pemberontak akan mencapai pusat kota Damaskus secepat itu.
"Saya langsung bergegas menuju rumah Assad. Saya harus melihat sendiri bahwa dia telah pergi," ujar Omar kepada Middle East Eye, sambil menginjak pecahan kaca saat dia menelusuri kembali jejaknya dari Sabtu malam.
Dia menjelaskan, "Kaki saya yang membawa saya ke sini, bukan otak saya."
Omar, yang seperti banyak warga Suriah masih memiliki rasa takut untuk berbicara dengan bebas dan ingin menggunakan nama samaran, mengatakan hal pertama yang dia perhatikan adalah baunya. "Itu adalah bau kepresidenan," ungkap dia.
Sesekali bau itu masih tercium dari sudut-sudut vila bertingkat di lingkungan Malki di ibu kota Suriah, seperti pohon cedar yang pengap.
Sekarang semuanya menjadi berantakan. Semua perabot kayu keras yang belum dijarah kini tergeletak berkeping-keping.
Ada majalah Prancis dan Italia berserakan di lantai, serta film horor dalam bentuk DVD dan foto-foto keluarga. Banyak sekali foto keluarga.
Dari album-album, ada foto-foto Bashar al-Assad saat masih bayi, saudaranya Basel, pewaris takhta yang meninggal dalam kecelakaan mobil pada usia 31 tahun di sebuah acara berkuda, dan ayah mereka Hafez yang berpenampilan sederhana, berjas, dan dikelilingi putra-putranya.
Dia berada di rumah, setelah runtuhnya pemerintahan Bashar al-Assad secara mengejutkan, tetapi dia tidak menyangka para pemberontak akan mencapai pusat kota Damaskus secepat itu.
"Saya langsung bergegas menuju rumah Assad. Saya harus melihat sendiri bahwa dia telah pergi," ujar Omar kepada Middle East Eye, sambil menginjak pecahan kaca saat dia menelusuri kembali jejaknya dari Sabtu malam.
Dia menjelaskan, "Kaki saya yang membawa saya ke sini, bukan otak saya."
Omar, yang seperti banyak warga Suriah masih memiliki rasa takut untuk berbicara dengan bebas dan ingin menggunakan nama samaran, mengatakan hal pertama yang dia perhatikan adalah baunya. "Itu adalah bau kepresidenan," ungkap dia.
Sesekali bau itu masih tercium dari sudut-sudut vila bertingkat di lingkungan Malki di ibu kota Suriah, seperti pohon cedar yang pengap.
Sekarang semuanya menjadi berantakan. Semua perabot kayu keras yang belum dijarah kini tergeletak berkeping-keping.
Ada majalah Prancis dan Italia berserakan di lantai, serta film horor dalam bentuk DVD dan foto-foto keluarga. Banyak sekali foto keluarga.
Dari album-album, ada foto-foto Bashar al-Assad saat masih bayi, saudaranya Basel, pewaris takhta yang meninggal dalam kecelakaan mobil pada usia 31 tahun di sebuah acara berkuda, dan ayah mereka Hafez yang berpenampilan sederhana, berjas, dan dikelilingi putra-putranya.