UEA-Israel Mesra, Palestina Protes

Selasa, 01 September 2020 - 08:35 WIB
loading...
UEA-Israel Mesra, Palestina...
Uni Emirat Arab (UEA) kembali menghidupkan hubungan diplomatik dengan Israel. Foto/Reuters
A A A
DUBAI - Uni Emirat Arab (UEA) kembali menghidupkan hubungan diplomatik dengan Israel. Momen tersebut diikuti dengan penerbangan komersial perdana yang membawa delegasi pejabat Israel dan Amerika Serikat (AS).

Penerbangan tersebut diizinkan melintasi wilayah udara Arab Saudi, yang biasanya diblokir untuk lalu lintas udara Israel. Namun, kembalinya hubungan diplomatik kedua negara tersebut justru memantik kekecewaan dari rakyat Palestina. (Baca: Indonesia Panaskan Perang Drone Militer Masa Depan)

Pesawat Israel, El Al, yang membawa delegasi dari Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu bersama dengan kalangan jurnalis mendarat di Abu Dhabi untuk pembicaraan mengenai sentuhan akhir pembentukan pakta hubungan terbuka antara UEA dan Israel.

Para analis menilai, secara garis besar kesepakatan Israel-UEA tidak memberikan keuntungan bagi Palestina. Hubungan diplomatik itu bahkan dinilai membuat Palestina semakin terpinggirkan dalam upaya penyelesaian masalah Timur Tengah.

Sebelum dicapai kesepakatan pada 13 Agustus lalu, Israel tidak punya hubungan diplomatik dengan negara-negara Teluk. Hal ini sesuai dengan pemberlakuan undang-undang yang memboikot Israel yang dibuat UEA pada 1972 silam.

Sejak kesepakatan diplomatik itu, Israel dan negara-negara Teluk sama-sama mengkhawatirkan pengaruh Iran di kawasan, yang mendorong kontak-kontak tidak resmi antara Israel dan negara-negara Teluk.

"Untuk rakyat Palestina, tidak ada keuntungan dari kesepakatan ini," ujar Emile Hokayem, ahli dari Institut Internasional untuk Studi di London, kemarin.

Tetapi bagi putra mahkota sekaligus penguasa de facto UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ), kesepakatan ini bisa menjadi pertaruhan kendati ada peluang yang sangat menguntungkan. "Dalam jangka pendek, rintangan bagi UEA sangat sedikit," kata Hokayem. (Baca juga: Gubernur Anies Bikin Bank DKI Borong Penghargaan)

Menurut dia, kesepakatan Israel dengan negara kaya minyak itu tidak akan memengaruhi stabilitas rezim UEA, tetapi mencerminkan perubahan geopolitik di kawasan yang citranya telah ternoda oleh keterlibatannya dalam perang Yaman.

Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan kesepakatan itu sama dengan "pengkhianatan". Merespons kesepakatan tersebut, Duta Besar Palestina untuk UEA pun ditarik pulang. Pejabat senior Palestina, Hanan Ashrawi, mengatakan bahwa kesepakatan ini membuka kontak-kontak rahasia antara UEA dan Israel.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1516 seconds (0.1#10.140)