Israel Paksa Tim Medis Indonesia Keluar dari RS Kamal Adwan di Gaza Utara

Sabtu, 07 Desember 2024 - 00:01 WIB
loading...
Israel Paksa Tim Medis...
Pasukan pendudukan Israel memaksa delegasi medis Indonesia meninggalkan Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara setelah menyerbu fasilitas tersebut, pada 6 Desember 2024. Foto/media sosial
A A A
GAZA - Sebanyak 30 warga Palestina tewas pada Jumat pagi (6/12/2024) dalam pengeboman Israel terhadap beberapa rumah di sekitar RS Kamal Adwan, di Jalur Gaza utara.

Pusat Informasi Palestina melaporkan sumber-sumber lokal mengatakan kepada koresponden situs berita tersebut bahwa pasukan pendudukan Israel menargetkan sekitar RS Kamal Adwan, yang berdampak pada rumah-rumah di dekatnya.

Sumber-sumber tersebut menambahkan pasukan pendudukan mengirim dua warga yang ditahan, menggunakan mereka sebagai tameng manusia, ke rumah sakit untuk memberi tahu staf medis serta pasien agar berkumpul di halaman rumah sakit sebelum meminta mereka pergi setelah menahan beberapa dari mereka. Warga sipil tersebut terpaksa mengungsi ke Kota Gaza.

Menurut sumber-sumber tersebut, pasukan pendudukan mundur dari daerah tersebut pada pagi hari, meninggalkan pembantaian yang merenggut nyawa 30 warga Palestina di rumah-rumah yang berdekatan dengan rumah sakit.

Direktur RS Kamal Adwan, dr Hussam Abu Safiya, mengatakan situasi di dalam dan sekitar rumah sakit sangat memprihatinkan, karena banyak korban meninggal dan luka-luka, termasuk empat orang tenaga medis yang meninggal dunia.

Dia menambahkan tidak ada dokter bedah yang tersisa di rumah sakit tersebut.

Abu Safiya membenarkan dalam keterangan pers bahwa satu-satunya tim medis yang melakukan operasi adalah delegasi medis Indonesia, dan mereka terpaksa pergi ke pos pemeriksaan.

Dia menjelaskan, persediaan medis hampir habis, dan ada ratusan korban.

Dia mencontohkan delegasi medis Indonesia adalah yang pertama dipaksa bergerak menuju pos pemeriksaan.

Abu Safiya menjelaskan ketika mereka kembali ke rumah sakit pada pagi hari setelah dipaksa mengungsi, mereka terkejut melihat ratusan mayat dan luka-luka di jalan-jalan sekitar rumah sakit.

Dia menambahkan generator oksigen menjadi sasaran pada malam hari, dan sekarang hanya ada dua dokter bedah yang tidak berpengalaman yang tersedia untuk mengoperasi pasien.

“Mereka harus memulai operasi meskipun mereka kurang berpengalaman, karena ada 20 orang yang terluka yang membutuhkan perawatan darurat,” ungkap dia.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2601 seconds (0.1#10.140)