AS Beri Ukraina Senjata Nuklir untuk Melawan Rusia? Ini Jawaban Gedung Putih
loading...
A
A
A
Ukraina memiliki sekitar 1.700 hulu ledak nuklir setelah runtuhnya Uni Soviet. Stok tersebut secara teknis menjadikan Ukraina sebagai kekuatan nuklir terbesar ketiga di dunia saat itu meski senjata tersebut pada dasarnya tetap berada di bawah kendali operasional Rusia sebagai penerus Soviet.
Ribuan hulu ledak nuklir Ukraina itu kemudian diserahkan berdasarkan Memorandum Budapest 1994. Perjanjian ini melibatkan AS, Inggris, dan Rusia yang memberikan jaminan keamanan kepada Kyiv sebagai imbalan atas penarikan senjata tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyatakan penyesalan bahwa negaranya menyerahkan senjata nuklirnya kala itu, dan pada tahun 2022 menyatakan bahwa Kyiv memiliki hak penuh untuk membatalkan Memorandum Budapest 1994.
Pada bulan Oktober lalu, dia menyatakan bahwa Ukraina hanya memiliki dua pilihan untuk memastikan keamanannya, yakni bergabung dengan NATO atau memperoleh senjata nuklir.
Dia kemudian mengklarifikasi bahwa dirinya menganggap keanggotaan NATO sebagai satu-satunya pilihan Ukraina.
Namun, sebulan kemudian, sebuah lembaga think tank militer Ukraina meminta Zelensky untuk mendapatkan plutonium yang dibutuhkan untuk membuat bom atom sederhana, seperti yang dijatuhkan AS di Nagasaki selama Perang Dunia II.
Kementerian Luar Negeri Ukraina menyatakan bahwa Kyiv tidak akan mengindahkan saran tersebut, dan tidak bermaksud untuk memperoleh senjata nuklir.
Ribuan hulu ledak nuklir Ukraina itu kemudian diserahkan berdasarkan Memorandum Budapest 1994. Perjanjian ini melibatkan AS, Inggris, dan Rusia yang memberikan jaminan keamanan kepada Kyiv sebagai imbalan atas penarikan senjata tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyatakan penyesalan bahwa negaranya menyerahkan senjata nuklirnya kala itu, dan pada tahun 2022 menyatakan bahwa Kyiv memiliki hak penuh untuk membatalkan Memorandum Budapest 1994.
Pada bulan Oktober lalu, dia menyatakan bahwa Ukraina hanya memiliki dua pilihan untuk memastikan keamanannya, yakni bergabung dengan NATO atau memperoleh senjata nuklir.
Dia kemudian mengklarifikasi bahwa dirinya menganggap keanggotaan NATO sebagai satu-satunya pilihan Ukraina.
Namun, sebulan kemudian, sebuah lembaga think tank militer Ukraina meminta Zelensky untuk mendapatkan plutonium yang dibutuhkan untuk membuat bom atom sederhana, seperti yang dijatuhkan AS di Nagasaki selama Perang Dunia II.
Kementerian Luar Negeri Ukraina menyatakan bahwa Kyiv tidak akan mengindahkan saran tersebut, dan tidak bermaksud untuk memperoleh senjata nuklir.
(mas)