Pemberontak Suriah Serbu dan Rebut Istana Presiden Bashar al-Assad di Aleppo
loading...
A
A
A
“Tentara Suriah akan sekali lagi mengalahkan kelompok-kelompok teroris ini seperti di masa lalu,” katanya kepada kantor berita negara Iran, IRNA, sebelum pertemuan digelar.
Menurut laporan dari saluran Telegram yang pro dan anti-Assad, penasihat dan relawan militer Iran memasuki Suriah pada hari Sabtu dan saat ini membantu tentara Suriah mengatur serangan balik dari kota Hama, sekitar 80 km selatan Aleppo.
Pada hari Minggu, kantor berita milik pemerintah Suriah, SANA, melaporkan: "Tentara berhasil mengamankan sejumlah wilayah di sekitar Hama dan menimbulkan korban yang signifikan pada pasukan teroris."
Pada Sabtu, pejabat Suriah memperkirakan kerugian HTS sekitar 1.000 milisi.
Sebelum mengadopsi nama saat ini pada tahun 2017, Hayat Tahrir-al-Sham dikenal sebagai Jabhat al-Nusra. Secara tidak langsung dipersenjatai oleh Amerika Serikat (AS) dan sebelumnya didukung oleh TĂĽrkiye, Jabhat al-Nusra adalah salah satu faksi utama yang menentang pemerintah Bashar Assad selama Perang Saudara Suriah.
Rusia melakukan intervensi dalam konflik tersebut pada tahun 2015, membantu Assad merebut kembali sebagian besar wilayah negara tersebut dari Jabhat al-Nusra, ISIS, dan puluhan kelompok bersenjata yang didukung AS yang disebut sebagai “pemberontak moderat” oleh Washington.
Lihat Juga: Profil Presiden Suriah Bashar al-Assad: Musuh AS yang Hadapi Upaya Penggulingan selama 1 Dekade
Menurut laporan dari saluran Telegram yang pro dan anti-Assad, penasihat dan relawan militer Iran memasuki Suriah pada hari Sabtu dan saat ini membantu tentara Suriah mengatur serangan balik dari kota Hama, sekitar 80 km selatan Aleppo.
Pada hari Minggu, kantor berita milik pemerintah Suriah, SANA, melaporkan: "Tentara berhasil mengamankan sejumlah wilayah di sekitar Hama dan menimbulkan korban yang signifikan pada pasukan teroris."
Pada Sabtu, pejabat Suriah memperkirakan kerugian HTS sekitar 1.000 milisi.
Sebelum mengadopsi nama saat ini pada tahun 2017, Hayat Tahrir-al-Sham dikenal sebagai Jabhat al-Nusra. Secara tidak langsung dipersenjatai oleh Amerika Serikat (AS) dan sebelumnya didukung oleh TĂĽrkiye, Jabhat al-Nusra adalah salah satu faksi utama yang menentang pemerintah Bashar Assad selama Perang Saudara Suriah.
Rusia melakukan intervensi dalam konflik tersebut pada tahun 2015, membantu Assad merebut kembali sebagian besar wilayah negara tersebut dari Jabhat al-Nusra, ISIS, dan puluhan kelompok bersenjata yang didukung AS yang disebut sebagai “pemberontak moderat” oleh Washington.
Lihat Juga: Profil Presiden Suriah Bashar al-Assad: Musuh AS yang Hadapi Upaya Penggulingan selama 1 Dekade
(mas)