Pemberontak Suriah Serbu dan Rebut Istana Presiden Bashar al-Assad di Aleppo

Senin, 02 Desember 2024 - 06:51 WIB
loading...
Pemberontak Suriah Serbu...
Kelompok pemberontak Suriah menyerbu dan merebut istana Presiden Bashar al-Assad di Aleppo. Foto/via Russia Today
A A A
ALEPPO - Kelompok pemberontak Suriah telah menyerbu dan merebut istana Presiden Bashar al-Assad di Aleppo pada hari Minggu (1/12/2024). Rekaman video menunjukkan orang-orang "jihadis" bersenjata berkeliaran di lorong-lorong istana.

Kelompok tersebut, yang didominasi Hayat Tahrir-al-Sham (HTS) dan milisi sekutu mereka telah menyerbu kota Aleppo dalam serangan mendadak pada Kamis lalu.

Menurut pemantau perang Suriah, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, kelompok pemberontak telah menguasai sebagian besar wilayah Aleppo.



Sebelumnya, kelompok pemberontak telah membunuh seorang jenderal Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran selama serangan besar di kota tersebut. Mereka juga menyerbu Konsulat Iran di kota itu.

Pada Sabtu pekan lalu, Komando Umum Suriah mengakui bahwa militer telah kehilangan puluhan anggota angkatan bersenjata, tetapi mengatakan bahwa para milisi HTS telah gagal untuk menetapkan posisi tetap di tengah serangan udara gencar oleh pesawat tempur Suriah dan Rusia.

Sebuah video yang diduga direkam oleh anggota HTS dan dibagikan di media sosial pada hari Minggu memperlihatkan para milisi memasuki Istana Tamu Presiden Assad di Aleppo. Para "jihadis" terlihat berkeliaran melintasi ruang makan yang gelap dan menaiki tangga marmer untuk mencapai lantai atas istana.

Istana tersebut tampaknya tidak berpenghuni sebelum video tersebut direkam.

Meskipun pemerintah Suriah mendapatkan kembali kendali penuh atas Aleppo pada tahun 2016 dan menguasai kota tersebut hingga pekan lalu, Assad menggunakan banyak tempat tinggal, dan pada saat video tersebut direkam, dia sedang bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi di Damaskus sekitar 350 km selatan Aleppo.

Araghchi berjanji bahwa Teheran akan memberikan semua dukungan yang diperlukan untuk membantu pasukan Assad mengalahkan kelompok pemberontak.

“Tentara Suriah akan sekali lagi mengalahkan kelompok-kelompok teroris ini seperti di masa lalu,” katanya kepada kantor berita negara Iran, IRNA, sebelum pertemuan digelar.

Menurut laporan dari saluran Telegram yang pro dan anti-Assad, penasihat dan relawan militer Iran memasuki Suriah pada hari Sabtu dan saat ini membantu tentara Suriah mengatur serangan balik dari kota Hama, sekitar 80 km selatan Aleppo.

Pada hari Minggu, kantor berita milik pemerintah Suriah, SANA, melaporkan: "Tentara berhasil mengamankan sejumlah wilayah di sekitar Hama dan menimbulkan korban yang signifikan pada pasukan teroris."

Pada Sabtu, pejabat Suriah memperkirakan kerugian HTS sekitar 1.000 milisi.

Sebelum mengadopsi nama saat ini pada tahun 2017, Hayat Tahrir-al-Sham dikenal sebagai Jabhat al-Nusra. Secara tidak langsung dipersenjatai oleh Amerika Serikat (AS) dan sebelumnya didukung oleh TĂĽrkiye, Jabhat al-Nusra adalah salah satu faksi utama yang menentang pemerintah Bashar Assad selama Perang Saudara Suriah.

Rusia melakukan intervensi dalam konflik tersebut pada tahun 2015, membantu Assad merebut kembali sebagian besar wilayah negara tersebut dari Jabhat al-Nusra, ISIS, dan puluhan kelompok bersenjata yang didukung AS yang disebut sebagai “pemberontak moderat” oleh Washington.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1773 seconds (0.1#10.140)