AS Modernisasi Senjata Nuklir, Berani Gelontorkan Ratusan Miliar Dolar

Sabtu, 30 November 2024 - 17:43 WIB
loading...
A A A
"Penerapan program-program berskala besar oleh AS untuk memodernisasi hulu ledak nuklir, mengganti pembawa senjata nuklir, dan meningkatkan kapasitas produksi perusahaan-perusahaan untuk penelitian dan pengembangan senjata nuklir sebenarnya membuka perlombaan senjata dengan Rusia dan China," kata laporan itu.

Laporan itu muncul ketika Amerika Serikat dan Rusia, pada kenyataannya, sedang meningkatkan persenjataan nuklir mereka dengan senjata-senjata baru yang lebih kuat, sementara China telah memulai perluasan besar-besaran persenjataannya sendiri.

Sejak awal konflik Ukraina, Rusia telah berulang kali mengancam akan menggunakan amunisi nuklir sebagai respons terhadap tindakan AS dan NATO yang tidak disebutkan di masa mendatang untuk mendukung pasukan Ukraina.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menuduh AS mencoba memperpanjang konflik di Ukraina dan memprovokasi konfrontasi dengan China dan di seluruh belahan dunia lainnya.

Mengutip ancaman tersebut, bersama dengan kekuatan militer China yang semakin besar, Kongres AS telah mengesahkan program untuk mengembangkan lebih banyak amunisi nuklir "berkekuatan rendah" yang seharusnya dimaksudkan untuk memberi presiden AS "pilihan" lebih lanjut jika terjadi konflik regional di masa mendatang dengan Rusia atau China.

Seorang komandan militer senior Amerika yang mengawasi program senjata nuklir AS telah meminta Amerika Serikat untuk meningkatkan kemampuan militernya secara signifikan, memperingatkan bahwa China mengembangkan senjata nuklir lebih cepat daripada AS.

AS dan Rusia tetap menjadi pemegang dan pengembang senjata nuklir terbesar di dunia, diikuti oleh Inggris, Prancis, China, India, Pakistan, Korea Utara, dan rezim Israel, yang belum menyatakan kepemilikannya atas hulu ledak nuklir. Rezim tersebut juga tidak mengizinkan inspeksi internasional apa pun terhadap fasilitas nuklirnya.
(ahm)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0779 seconds (0.1#10.140)