Jenderal Iran Malu Luar Biasa: Saya Berharap Ada di Pesawat Ukraina

Senin, 13 Januari 2020 - 09:16 WIB
Jenderal Iran Malu Luar Biasa: Saya Berharap Ada di Pesawat Ukraina
Jenderal Iran Malu Luar Biasa: Saya Berharap Ada di Pesawat Ukraina
A A A
TEHERAN - Jenderal Hossein Salami, komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) merasa menanggung malu yang luar biasa atas penembakan pesawat komersial Ukraina yang menewaskan 176 orang. Militer Iran telah mengakui bahwa mereka tidak sengaja menembak jatuh pesawat Boeing 737-800 Ukraine International Airlines.

Pengakuan itu disampaikan atas perintah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Pemimpin agung negara para Mullah itu menyatakan pengakuan kejujuran harus disampaikan sebagai bagian dari kebenaran yang tidak boleh ditutupi.

Militer Iran berjanji akan menangani tragedi jatuhnya pesawat Ukraina itu di pengadilan militer. "Saya bersumpah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa saya berharap berada di pesawat itu dan jatuh dengan mereka dan terbakar tetapi belum menyaksikan insiden setragis ini," kata Jenderal Salami pada hari Minggu.

"Saya belum pernah merasa malu sepanjang hidup ini. Tidak pernah," ujarnya, seperti dikutip USA Today, Senin (13/1/2020). (Baca: Iran Merudal Pesawat Ukraina: Bantah Dulu, Akui Kemudian.... )

Seperti diberitakan sebelumnya, sistem pertahanan rudal Iran tak sengaja menembak jatuh pesawat sipil Ukraina pada Rabu lalu. Militer Teheran mengaku salah mengidentifikasi pesawat Boeing 737-800 Ukraine International Airlines sebagai pesawat musuh ketika situasi sedang tegang dengan militer Amerika Serikat (AS).

"Di tengah ancaman presiden kriminal (AS) dan komando militer untuk mencapai beberapa sasaran di Iran serta memberikan aktivitas udara yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut, angkatan bersenjata negara ini ditempatkan pada siaga tempur tertinggi untuk menanggapi kemungkinan ancaman," kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran dalam sebuah pernyataan.

Staf Umum tersebut mengatakan bahwa setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini Teheran, pesawat Ukraina mendekati fasilitas militer dan operator sistem rudal salah mengidenfitikasi pesawat sipil itu sebagai pesawat musuh hingga akhirnya ditembak jatuh.

Presiden Hassan Rouhani menyesalkan insiden human error itu sebagai "kesalahan tak termaaafkan". Dalam pernyataan yang dikutip SINDOnews.com dari situs web presiden Iran, Rouhani memerintahkan untuk menghilangkan cacat pada sistem pertahanan rudal udara nasional. (Baca juga: Warga Iran Marah dengan Cara Pemerintah Tangani Tragedi Pesawat )

"Adalah perlu untuk menghilangkan semua kelemahan sistem pertahanan udara, mengambil semua langkah untuk mencegah bencana seperti itu di masa depan," katanya.

Pesawat Ukraina itu jatuh setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran, Rabu pagi. Pesawat hendak menuju Kiev, Ukraina.

Tragedi itu terjadi beberapa jam setelah Iran menyerang dua markas militer Amerika Serikat di Irak dengan 15 rudal. Serangan belasan misil itu sebagai balas dendam atas pembunuhan Jenderal Pasukan Quds, Qassem Soleimani, oleh serangan pesawat nirawak AS di Baghdad sepekan lalu.

Menurut manifes yang dirilis UIA, para korban termasuk 83 warga Iran dan 63 warga Kanada. Korban tewas lainnya adalah sepuluh warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman, dan sebelas warga Ukraina termasuk sembilan awak.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5200 seconds (0.1#10.140)