Ubah Doktrin Rusia, Akankah Putin Nekat Gunakan Bom Nuklir? Ini Analisisnya
loading...
A
A
A
Menggunakan senjata nuklir strategis, yang dapat menghancurkan seluruh kota, hampir pasti akan memicu respons besar dari Barat dan bahkan dapat menyebabkan Perang Dunia III.
Putin mungkin tidak peduli dengan kehidupan warga sipil Ukraina, tetapi apakah Dia benar-benar bersedia untuk menghukum anak-anaknya sendiri—yang keberadaannya terungkap bulan ini—untuk menghabiskan bertahun-tahun di bunker nuklir jauh di Siberia?
Bagi Putin, menggunakan senjata nuklir bisa menjadi caranya untuk menantang Barat. Pesannya, mungkin, adalah: "Karena Anda terus memasok Kyiv dengan senjata yang lebih canggih untuk menyerang pasukan Rusia, saya tidak punya pilihan lain."
Dokumen militer yang bocor yang diperoleh Financial Times pada bulan Februari menunjukkan Rusia telah menyiapkan rencana untuk menggunakan senjata nuklir taktis di awal konflik dengan negara besar.
Ini adalah bagian dari strategi yang bertujuan untuk menciptakan rasa takut dan tekanan. Dokumen-dokumen tersebut menggambarkan kemungkinan situasi di mana Rusia akan menggunakan serangan nuklir sebagai respons terhadap invasi. Dokumen itu juga menyebutkan tujuan-tujuan lain, seperti mencegah negara-negara lain menggunakan kekuatan, menghentikan konflik militer agar tidak semakin parah, dan membuat Angkatan Laut Rusia lebih kuat.
Pengumpulan 29 dokumen rahasia, yang dibuat antara tahun 2008 dan 2014, ketika Putin menjadi presiden atau perdana menteri, masih diyakini relevan dengan strategi militer Rusia saat ini.
Ada dua yang bisa mencegahnya. Pertama adalah China. Presiden China Xi Jinping telah menyatakan secara terbuka dan, mungkin, secara pribadi memperingatkan Putin bahwa senjata nuklir tidak boleh digunakan.
China adalah mitra strategis utama bagi Rusia dan aliansi mereka telah menguat secara signifikan sejak dimulainya perang di Ukraina.
Pemimpin China tersebut tidak pernah mengkritik mitranya dari Rusia atas invasi ke Ukraina. Namun, meskipun kemitraan mereka semakin berkembang, Beijing belum memberikan bantuan militer kepada Rusia sejauh ini.
Kedua adalah bagaimana AS dan NATO akan bereaksi. Putin mungkin meyakinkan dirinya sendiri bahwa penggunaan senjata nuklir di Ukraina tidak akan memicu respons nuklir atau militer dari Barat.
Putin mungkin tidak peduli dengan kehidupan warga sipil Ukraina, tetapi apakah Dia benar-benar bersedia untuk menghukum anak-anaknya sendiri—yang keberadaannya terungkap bulan ini—untuk menghabiskan bertahun-tahun di bunker nuklir jauh di Siberia?
Bagi Putin, menggunakan senjata nuklir bisa menjadi caranya untuk menantang Barat. Pesannya, mungkin, adalah: "Karena Anda terus memasok Kyiv dengan senjata yang lebih canggih untuk menyerang pasukan Rusia, saya tidak punya pilihan lain."
Dokumen militer yang bocor yang diperoleh Financial Times pada bulan Februari menunjukkan Rusia telah menyiapkan rencana untuk menggunakan senjata nuklir taktis di awal konflik dengan negara besar.
Ini adalah bagian dari strategi yang bertujuan untuk menciptakan rasa takut dan tekanan. Dokumen-dokumen tersebut menggambarkan kemungkinan situasi di mana Rusia akan menggunakan serangan nuklir sebagai respons terhadap invasi. Dokumen itu juga menyebutkan tujuan-tujuan lain, seperti mencegah negara-negara lain menggunakan kekuatan, menghentikan konflik militer agar tidak semakin parah, dan membuat Angkatan Laut Rusia lebih kuat.
Pengumpulan 29 dokumen rahasia, yang dibuat antara tahun 2008 dan 2014, ketika Putin menjadi presiden atau perdana menteri, masih diyakini relevan dengan strategi militer Rusia saat ini.
Apa yang Mencegah Putin Gunakan Bom Nuklir?
Ada dua yang bisa mencegahnya. Pertama adalah China. Presiden China Xi Jinping telah menyatakan secara terbuka dan, mungkin, secara pribadi memperingatkan Putin bahwa senjata nuklir tidak boleh digunakan.
China adalah mitra strategis utama bagi Rusia dan aliansi mereka telah menguat secara signifikan sejak dimulainya perang di Ukraina.
Pemimpin China tersebut tidak pernah mengkritik mitranya dari Rusia atas invasi ke Ukraina. Namun, meskipun kemitraan mereka semakin berkembang, Beijing belum memberikan bantuan militer kepada Rusia sejauh ini.
Kedua adalah bagaimana AS dan NATO akan bereaksi. Putin mungkin meyakinkan dirinya sendiri bahwa penggunaan senjata nuklir di Ukraina tidak akan memicu respons nuklir atau militer dari Barat.