Rusia Janji Beri Respons Nyata Jika Diserang Rudal Canggih ATACMS AS
loading...
A
A
A
MOSKOW - Moskow telah berjanji akan memberikan respons tepat dan nyata jika Ukraina menggunakan rudal jarak jauh canggih pasokan Amerika Serikat (AS), termasuk ATACMS, untuk menyerang wilayah Rusia.
"Serangan semacam itu di dalam wilayah Rusia akan mewakili keterlibatan langsung Amerika Serikat dan satelitnya dalam permusuhan terhadap Rusia," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, yang dilansir BBC, Selasa (19/11/2024).
Presiden AS Joe Biden dilaporkan telah mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia—sebuah perubahan besar kebijakan Amerika dua bulan sebelum Biden lengser.
Laporan itu diterbitkan beberapa media AS, termasuk New York Times. Namun, Gedung Putih menolak berkomentar.
Tidak jelas apakah pengganti Biden, Presiden terpilih Donald Trump, telah diajak berkonsultasi atau apakah Trump akan tetap berpegang pada keputusan Biden meski sudah berjanji untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Ukraina memiliki ATACMS (Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat) AS dengan jangkauan 300 km (190 mil) serta rudal Storm Shadow Prancis dan Inggris dengan jangkauan yang sama. Namun, negara-negara NATO itu sebelumnya tegas melarang Kyiv menyerang Rusia dengan rudal-rudal jarak jauh tersebut.
Keputusan Biden untuk mencabut larangan tersebut merupakan momen penting dalam perang Rusia-Ukraina, yang menandai hari ke-1.000 pada hari Selasa.
Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Moskow kini telah mengintensifkan serangan terhadap infrastruktur Ukraina karena kedua belah pihak tampaknya telah mencapai jalan buntu di medan perang.
Keputusan AS tersebut juga menyusul kedatangan lebih dari 10.000 tentara Korea Utara di wilayah Kursk Rusia, tempat pasukan Ukraina merebut dan menguasai sebagian kecil wilayah tersebut. Pasukan Korea Utara datang untuk membantu pasukan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengindikasikan bahwa mungkin tidak akan ada pengumuman resmi mengenai keputusan AS. "Rudal-rudal itu akan berbicara sendiri," katanya.
Ukraina mungkin akan menggunakan ATACMS di Kursk terlebih dahulu, bahkan beberapa laporan menunjukkan bahwa AS mungkin telah membatasi penggunaannya di sana sebagai sinyal kepada Korea Utara untuk berhenti mengirim bantuan ke Rusia dan juga sebagai sinyal kepada Moskow sendiri.
Persetujuan Biden terhadap pengunaan rudal jarak jauh oleh Ukraina— yang mungkin akan diikuti oleh otorisasi serupa oleh Inggris dan Prancis—dipandang di Barat sebagai cara untuk memberi sinyal kepada pemimpin Rusia Vladimir Putin bahwa dia tidak dapat memenangkan perang Ukraina secara militer.
Putin belum mengomentari langkah terbaru AS tersebut.
Pada bulan September, pemimpin Rusia itu mengatakan penggunaan rudal semacam itu oleh Ukraina akan mewakili partisipasi langsung negara-negara NATO dalam perang tersebut.
Pada hari Senin, juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan AS "menambah minyak ke dalam api".
Namun, Jon Finer, Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS, mengatakan Washington telah menjelaskan kepada Rusia: "Kami akan menanggapinya—baik terhadap kehadiran pasukan Korea Utara maupun eskalasi besar dalam serangan udara Rusia terhadap infrastruktur di seluruh Ukraina."
Akhir pekan lalu terjadi serangan hebat Rusia terhadap jaringan listrik Ukraina, yang menyebabkan pemadaman listrik skala besar. Beberapa orang tewas dan terluka.
Pada hari Senin, serangan Rusia di Odesa menewaskan 10 orang lagi dan melukai hampir 50 orang.
"Serangan semacam itu di dalam wilayah Rusia akan mewakili keterlibatan langsung Amerika Serikat dan satelitnya dalam permusuhan terhadap Rusia," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, yang dilansir BBC, Selasa (19/11/2024).
Presiden AS Joe Biden dilaporkan telah mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia—sebuah perubahan besar kebijakan Amerika dua bulan sebelum Biden lengser.
Laporan itu diterbitkan beberapa media AS, termasuk New York Times. Namun, Gedung Putih menolak berkomentar.
Tidak jelas apakah pengganti Biden, Presiden terpilih Donald Trump, telah diajak berkonsultasi atau apakah Trump akan tetap berpegang pada keputusan Biden meski sudah berjanji untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Ukraina memiliki ATACMS (Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat) AS dengan jangkauan 300 km (190 mil) serta rudal Storm Shadow Prancis dan Inggris dengan jangkauan yang sama. Namun, negara-negara NATO itu sebelumnya tegas melarang Kyiv menyerang Rusia dengan rudal-rudal jarak jauh tersebut.
Keputusan Biden untuk mencabut larangan tersebut merupakan momen penting dalam perang Rusia-Ukraina, yang menandai hari ke-1.000 pada hari Selasa.
Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Moskow kini telah mengintensifkan serangan terhadap infrastruktur Ukraina karena kedua belah pihak tampaknya telah mencapai jalan buntu di medan perang.
Keputusan AS tersebut juga menyusul kedatangan lebih dari 10.000 tentara Korea Utara di wilayah Kursk Rusia, tempat pasukan Ukraina merebut dan menguasai sebagian kecil wilayah tersebut. Pasukan Korea Utara datang untuk membantu pasukan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengindikasikan bahwa mungkin tidak akan ada pengumuman resmi mengenai keputusan AS. "Rudal-rudal itu akan berbicara sendiri," katanya.
Ukraina mungkin akan menggunakan ATACMS di Kursk terlebih dahulu, bahkan beberapa laporan menunjukkan bahwa AS mungkin telah membatasi penggunaannya di sana sebagai sinyal kepada Korea Utara untuk berhenti mengirim bantuan ke Rusia dan juga sebagai sinyal kepada Moskow sendiri.
Persetujuan Biden terhadap pengunaan rudal jarak jauh oleh Ukraina— yang mungkin akan diikuti oleh otorisasi serupa oleh Inggris dan Prancis—dipandang di Barat sebagai cara untuk memberi sinyal kepada pemimpin Rusia Vladimir Putin bahwa dia tidak dapat memenangkan perang Ukraina secara militer.
Putin belum mengomentari langkah terbaru AS tersebut.
Pada bulan September, pemimpin Rusia itu mengatakan penggunaan rudal semacam itu oleh Ukraina akan mewakili partisipasi langsung negara-negara NATO dalam perang tersebut.
Pada hari Senin, juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan AS "menambah minyak ke dalam api".
Namun, Jon Finer, Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS, mengatakan Washington telah menjelaskan kepada Rusia: "Kami akan menanggapinya—baik terhadap kehadiran pasukan Korea Utara maupun eskalasi besar dalam serangan udara Rusia terhadap infrastruktur di seluruh Ukraina."
Akhir pekan lalu terjadi serangan hebat Rusia terhadap jaringan listrik Ukraina, yang menyebabkan pemadaman listrik skala besar. Beberapa orang tewas dan terluka.
Pada hari Senin, serangan Rusia di Odesa menewaskan 10 orang lagi dan melukai hampir 50 orang.
(mas)