Putra Trump: Pemerintahan Biden Inginkan Perang Dunia III!
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Putra tertua Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Donald Trump Jr, mengecam pemerintahan Presiden Joe Biden yang dia sebut menginginkan Perang Dunia III.
Kecaman itu muncul setelah New York Times melaporkan bahwa Presiden Biden yang segera lengser telah mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh pasokan Amerika untuk menyerang wilayah Rusia yang diakui secara internasional.
Trump Jr, yang berkampanye bersama ayahnya selama pemilihan presiden 2024 dan telah membantunya memilih anggota kabinet masa depannya, tidak berbasa-basi di media sosial.
"Kompleks Industri Militer tampaknya ingin memastikan mereka memulai Perang Dunia III sebelum ayah saya memiliki kesempatan untuk menciptakan perdamaian dan menyelamatkan nyawa," tulis Trump Jr di X.
"Harus mengunci triliunan dolar itu. Hidup menjadi terkutuk!!! Dasar orang tolol!” kesal putra Trump tersebut, seperti dikutip dari Russia Today, Senin (18/11/2024).
Pemerintahan Biden sebelumnya membatasi penggunaan rudal jarak jauh ATACMS oleh Ukraina, dengan alasan kekhawatiran akan kemungkinan pembalasan oleh Rusia.
Namun, Gedung Putih telah memutuskan untuk membalikkan kebijakannya, menurut laporan dari beberapa kantor berita Amerika. Gedung Putih dan Pentagon memilih untuk tidak mengomentari laporan tersebut.
Keputusan itu dilaporkan secara luas dipandang sebagai upaya terakhir untuk meningkatkan kemampuan militer Ukraina sebelum Trump dapat memangku jabatan presiden pada 20 Januari.
Selama kampanye pemilihannya kembali, Trump meragukan perlunya bantuan tanpa syarat ke Kyiv dan berjanji untuk menyelesaikan konflik melalui cara diplomatik.
Kembalinya Trump ke Gedung Putih membuat kubu Partai Demokrat, bersama dengan pejabat di Ukraina dan Uni Eropa, khawatir bahwa pemerintahan baru AS dapat meninggalkan Ukraina.
Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa mengizinkan senjata Barat digunakan jauh ke dalam wilayah Rusia akan menjadi sinyal keterlibatan langsung NATO dalam konflik tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow akan mengambil keputusan yang tepat dalam menanggapi ancaman tersebut.
Kecaman itu muncul setelah New York Times melaporkan bahwa Presiden Biden yang segera lengser telah mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh pasokan Amerika untuk menyerang wilayah Rusia yang diakui secara internasional.
Trump Jr, yang berkampanye bersama ayahnya selama pemilihan presiden 2024 dan telah membantunya memilih anggota kabinet masa depannya, tidak berbasa-basi di media sosial.
"Kompleks Industri Militer tampaknya ingin memastikan mereka memulai Perang Dunia III sebelum ayah saya memiliki kesempatan untuk menciptakan perdamaian dan menyelamatkan nyawa," tulis Trump Jr di X.
"Harus mengunci triliunan dolar itu. Hidup menjadi terkutuk!!! Dasar orang tolol!” kesal putra Trump tersebut, seperti dikutip dari Russia Today, Senin (18/11/2024).
Pemerintahan Biden sebelumnya membatasi penggunaan rudal jarak jauh ATACMS oleh Ukraina, dengan alasan kekhawatiran akan kemungkinan pembalasan oleh Rusia.
Namun, Gedung Putih telah memutuskan untuk membalikkan kebijakannya, menurut laporan dari beberapa kantor berita Amerika. Gedung Putih dan Pentagon memilih untuk tidak mengomentari laporan tersebut.
Keputusan itu dilaporkan secara luas dipandang sebagai upaya terakhir untuk meningkatkan kemampuan militer Ukraina sebelum Trump dapat memangku jabatan presiden pada 20 Januari.
Selama kampanye pemilihannya kembali, Trump meragukan perlunya bantuan tanpa syarat ke Kyiv dan berjanji untuk menyelesaikan konflik melalui cara diplomatik.
Kembalinya Trump ke Gedung Putih membuat kubu Partai Demokrat, bersama dengan pejabat di Ukraina dan Uni Eropa, khawatir bahwa pemerintahan baru AS dapat meninggalkan Ukraina.
Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa mengizinkan senjata Barat digunakan jauh ke dalam wilayah Rusia akan menjadi sinyal keterlibatan langsung NATO dalam konflik tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow akan mengambil keputusan yang tepat dalam menanggapi ancaman tersebut.
(mas)