Ukraina Bisa Memiliki Senjata Nuklir, Seluruh Pangkalan Militer Rusia Terancam
loading...
A
A
A
Sekadar diketahui, doktrin nuklir Rusia mengizinkan penggunaan senjata semacam itu jika terjadi serangan nuklir pertama di wilayah atau infrastrukturnya, atau jika keberadaan negara Rusia terancam oleh senjata nuklir atau konvensional.
Awal tahun ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Moskow seharusnya memiliki hak untuk mempertimbangkan opsi nuklir jika diserang oleh negara non-nuklir yang didukung oleh negara yang memiliki persenjataan semacam itu.
Ancaman pembalasan nuklir Rusia telah mencegah NATO untuk campur tangan langsung dalam konflik Ukraina, kata kepala komite militer blok tersebut yang akan lengser, Laksamana Rob Bauer, pada sebuah pertemuan puncak pada hari Minggu.
Berbicara kepada The Times, Yizhak meremehkan ancaman perang nuklir.
"Saya terkejut dengan penghormatan yang dimiliki Amerika Serikat terhadap ancaman nuklir Rusia. Itu mungkin telah merugikan kita dalam perang," katanya.
"Mereka memperlakukan senjata nuklir sebagai semacam Tuhan. Jadi mungkin sudah saatnya bagi kita untuk berdoa kepada Tuhan ini," imbuh dia.
Bulan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa Ukraina akan berupaya memperoleh senjata nuklir jika ditolak keanggotaannya di NATO, meskipun dia kemudian menarik kembali pernyataan tersebut.
“Rusia tidak akan membiarkan ini terjadi, apa pun yang terjadi,” kata Putin sebagai respons.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Georgy Tikhy mengatakan bahwa Kyiv tidak mengembangkan dan tidak berusaha mengembangkan senjata nuklir.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
Awal tahun ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Moskow seharusnya memiliki hak untuk mempertimbangkan opsi nuklir jika diserang oleh negara non-nuklir yang didukung oleh negara yang memiliki persenjataan semacam itu.
Ancaman pembalasan nuklir Rusia telah mencegah NATO untuk campur tangan langsung dalam konflik Ukraina, kata kepala komite militer blok tersebut yang akan lengser, Laksamana Rob Bauer, pada sebuah pertemuan puncak pada hari Minggu.
Berbicara kepada The Times, Yizhak meremehkan ancaman perang nuklir.
"Saya terkejut dengan penghormatan yang dimiliki Amerika Serikat terhadap ancaman nuklir Rusia. Itu mungkin telah merugikan kita dalam perang," katanya.
"Mereka memperlakukan senjata nuklir sebagai semacam Tuhan. Jadi mungkin sudah saatnya bagi kita untuk berdoa kepada Tuhan ini," imbuh dia.
Bulan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa Ukraina akan berupaya memperoleh senjata nuklir jika ditolak keanggotaannya di NATO, meskipun dia kemudian menarik kembali pernyataan tersebut.
“Rusia tidak akan membiarkan ini terjadi, apa pun yang terjadi,” kata Putin sebagai respons.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Georgy Tikhy mengatakan bahwa Kyiv tidak mengembangkan dan tidak berusaha mengembangkan senjata nuklir.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
(mas)