Berapa Sumbangan Hizbullah untuk Palestina? Dari Uang Tunai hingga Memproduksi Rudal

Kamis, 14 November 2024 - 11:45 WIB
loading...
A A A
Israel meminta PBB untuk campur tangan guna menghentikan kerja sama antara kedua kelompok tersebut, dengan tuduhan bahwa hal itu merupakan "pelanggaran mencolok" terhadap Resolusi Keamanan PBB 1701, yang menetapkan ketentuan untuk mengakhiri Perang Lebanon Kedua selama 34 hari yang terjadi antara Israel dan Hizbullah pada musim panas tahun 2006.

"Kami menyaksikan implikasi dari rezim teror Hamas di Gaza dan kini Hamas memperkuat hubungannya dengan Hizbullah. Dengan persetujuan dan dukungan Iran, Hamas berupaya membangun kemampuannya di wilayah Lebanon juga," kata Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon, pada 2018, dilansir The Jerusalem Post.

"Kerja sama antara Hizbullah dan Hamas melintasi batas negara. Israel tidak bermaksud untuk berdiam diri saat menghadapi ancaman baru dan lama dan akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi warganya," ungkapnya.

Laporan tersebut juga mengatakan Israel mengklaim bahwa Wakil Ketua Politbiro Hamas Saleh al-Arouri bertemu dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah untuk koordinasi militer dan politik dan dilaporkan berhubungan dengan Saed Izai, kepala cabang Palestina dari Korps Garda Revolusi Iran.


3. Menampung Pengungsi Palestina

Gelombang pengungsi Palestina berturut-turut ke Lebanon telah menyebabkan populasi tanpa kewarganegaraan hingga sekitar 270.000 orang, yang tinggal di 12 kamp di seluruh negeri.

Ini dimulai dengan Nakba tahun 1948, ketika 750.000 warga Palestina diusir dari Palestina selama pembentukan Israel, dan terus berlanjut sejak saat itu, ketika para pemimpin perlawanan dan pengungsi sama-sama mencari perlindungan dari serangan Israel.

Namun, meskipun Lebanon telah menampung para pengungsi ini, mereka menghadapi diskriminasi sistemik – dan komunitas Palestina beserta para pemimpinnya terus-menerus hidup di bawah ancaman serangan Israel.

Sejak 1969, pasukan keamanan Lebanon telah dilarang memasuki kamp-kamp tersebut, dengan keamanan yang disediakan oleh beberapa faksi Palestina yang bersenjata.

Terkadang, kelompok-kelompok bersenjata ini saling bentrok, bersaing untuk mendapatkan pengaruh, kendali, dan dukungan dari komunitas Palestina.

Kamp-kamp pengungsi tetap menjadi tempat perekrutan bagi faksi-faksi bersenjata Palestina: pada awal Desember Hamas mengeluarkan seruan bagi orang-orang di kamp-kamp tersebut untuk bergabung dengan kelompok tersebut.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2166 seconds (0.1#10.140)