Mantan CEO Nissan Carlos Ghosn: Saya Melarikan Diri Sendirian

Sabtu, 04 Januari 2020 - 06:31 WIB
Mantan CEO Nissan Carlos...
Mantan CEO Nissan Carlos Ghosn: Saya Melarikan Diri Sendirian
A A A
TOKYO - Mantan CEO Nissan Carlos Ghosn membuat pengakuan yang menarik. Dia mengklaim dirinya mengorganisasikan sendiri pelarian dramatis dari Jepang ke Lebanon. Pria 65 tahun tersebut menikmati kebebasannya di Beirut, meskipun dia berstatus sebagai buronan Interpol.

"Media melaporkan bahwa istri saya, Carole, dan anggota keluarga memainkan peranan dalam keberangkatan saya dari Jepang. Semua itu tidak benar," kata Ghosn. "Saya mengorganisasikan keberangkatan saya." Ghosn memastikan diri akan berbicara kepada publik tentang pelariannya pada 8 Januari mendatang.

Dia siap berbicara bebas dengan media pada pekan depan untuk mengungkapkan bagaimana misteri pelariannya. Di Lebanon, pada Selasa lalu Ghosn merayakan pesta Tahun Baru bersama istri dan teman-temannya di kediamannya. Ghosn duduk di samping istrinya, Carole.

Namun, piring di meja tersebut masih kosong dan botol wine masih penuh. Foto tersebut didapatkan stasiun televisi Prancis, TF1. Lokasi foto itu terletak di rumah mewah Ghosn di Beirut yang menjadi tempat persembunyiannya.

Stasiun televisi Jepang NHK melaporkan, Ghosn meninggalkan kediamannya sendiri di Tokyo, Jepang, pada 29 Desember lalu. Itu terungkap dari rekaman kamera di kediaman Ghosn di Tokyo. "Rekaman kamera itu tidak menunjukkan Ghosn kembali ke rumah," demikian laporan NHK.

Polisi menduga Ghosn meninggalkan rumah untuk bertemu seseorang, sebelum pergi ke bandara. Ghosn diyakini pergi ke Bandara Kansai untuk menggunakan jet pribadi menuju Istanbul, selanjutnya, dia terbang menuju Beirut. "Kamera di sekitar kediaman Ghosn di Tokyo tidak menunjukkan tanda mencurigakan ada orang lain ketika Ghosn meninggalkan rumah," masih dari NHK.

Pelarian Ghosn bak film khas Hollywood karena banyak drama yang mewarnainya. Apalagi dia dikabarkan bersembunyi di kotak alat musik dan dibantah banyak pihak. Mengutip konsultan warga Lebanon di Tokyo, Kyodo melaporkan Ghosn bersembunyi di kotak alat musik sebelum memasuki pesawat jet pribadi.

Kyodo News mengutip rekan kerja Ghosn, Imad Ajami. Ghosn dibantu dua perusahaan keamanan swasta yang bertindak seperti anggota band untuk pesta Natal. Namun, Ajami membantah klaim tersebut sebagai "spekulasi" saja. "Saya tidak tahu bagaimana Ghosn melarikan diri. Saya tidak berhubungan langsung dengan Ghosn sejak dia meninggalkan Jepang," sangkalnya.

Harian Prancis Le Monde melaporkan, Carole Ghosn mengorganisir penerbangan dengan bantuan saudara lelakinya dan kontak mereka di Turki. Tapi, Ghosn menyebutkan laporan tersebut tidak benar. Saudara lelaki Carole Ghosn, Alain Nahas, menyebutkan laporan tersebut tidak masuk akal.

"Saya tahu ketika Anda tahu," kata Nahas yang menjalani bisnis suku cadang mobil di New Jersey, kepada Bloomberg News. Dia mengaku senang dengan kabar terungkapnya pelarian Ghosn. "Itu menunjukkan Jepang sebagai negara yang sama dengan rezim otoriter. Jika saya sebagai dia (Ghosn) saya akan melakukan hal yang sama," tuturnya.

Dari Istanbul, operator jet pesawat pribadi Turki, MNG Jet, kemarin menegaskan bahwa Ghosn menggunakan dua pesawat secara ilegal saat melarikan diri dari Jepang. Itu bisa terjadi karena seorang pegawai MNG Jet memalsukan catatan penyewaan pesawat dengan tidak menampilkan nama Ghosn dalam dokumen tersebut.

MNG Jet mengajukan laporan kejahatan terhadap insiden tersebut sehari setelah polisi menangkap tujuh orang, termasuk empat pilot yang terlibat. Mereka juga mengungkapkan bahwa dua pesawat yang disewa digunakan oleh dua klien berbeda sehingga tidak terlihat saling berkaitan satu sama lain.

“Nama Ghosn tidak muncul pada dokumen resmi penerbangan,” demikian keterangan MNG Jet dilansir Reuters. “Satu pesawat terbang dari Osaka ke Istanbul, lainnya dari Istanbul ke Beirut.” MNG Jet menyatakan, setelah mempelajari laporan media ternyata penyewaan pesawat berkaitan dengan Ghosn, pihaknya mengadakan penyelidikan internal.

“Pegawai yang mengakui memalsukan catatan penyewaan dan menegaskan dia bertindak dengan kapasitas pribadi,” ujarnya. Empat pilot dan tahanan lain diajukan ke pengadilan kemarin setelah memberikan kesaksian kepada polisi. Ghosn dulu dikenal sebagai penyelamat industri automotif Jepang karena sukses memimpin Nissan.

Namun, dia justru terjerat megaskandal dan ditangkap otoritas keamanan Jepang pada November 2018. Dia menghabiskan 108 hari di tahanan dan bisa bebas dengan jaminan senilai USD13 juta. Nissan memesan Ghosn hanya tiga hari setelah penangkapannya.

Ghosn, 65, menghadapi empat dakwaan kejahatan keuangan, termasuk menyembunyikan pendapatan dan memperkaya diri dengan serangkaian pembayaran terhadap dealer mobil di Timur Tengah. Dia juga dituding menyembunyikan pembayaran senilai USD80 juta dari Nissan. Dia membantah tuduhan tersebut.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1374 seconds (0.1#10.140)