Pertama Kalinya, Warga Arab Saudi Tewas dalam Perang Melawan Israel di Lebanon
loading...
A
A
A
BEIRUT - Untuk pertama kalinya, seorang pria Arab Saudi tewas dalam perang melawan Israel di Lebanon.
Pria tersebut bernama Omran Karim. Dia termasuk di antara puluhan orang yang tewas diserang Israel selama akhir pekan lalu dalam perang atas nama kelompok Hizbullah Lebanon.
Omran Karim berasal dari kota Qatif yang mayoritas penduduknya Syiah di pantai timur Arab Saudi. Kematiannya dipublikasikan akun pro-Gaza di media sosial untuk penghormatan para martir, dan dikutip harian Lebanon berbahasa Prancis; L'Orient-Le Jour, Selasa (12/11/2024).
Pemerintah Arab Saudi belum berkomentar atas laporan keterlibatan warganya dalam perang melawan Israel di Lebanon.
Menurut laporan media tersebut, Karim tinggal di pinggiran selatan Dahiyeh, Beirut, tempat dia bekerja sebagai dokter gigi.
Dia disebut-sebut sebagai putra Ahmad Ibrahim al-Moughassil alias Abu Omran, yang diduga sebagai kepala cabang Hizbullah di Arab Saudi dan dituduh sebagai dalang pengeboman Khobar Towers tahun 1996 di Arab Saudi yang menewaskan 19 tentara AS.
Pada tahun 2001, al-Moughassil ditetapkan sebagai teroris oleh Departemen Luar Negeri AS dan dimasukkan ke dalam daftar Teroris Paling Dicari FBI.
Dia ditangkap di Beirut oleh badan intelijen Arab Saudi pada tahun 2015 dan diekstradisi ke kerajaan tersebut.
Pada tahun 2016, Karim memuji ibunya karena menikah dengan seorang pria yang "dicari oleh Keluarga Saud" dan "oleh CIA dan Interpol", yang saat itu "menjelang hukuman mati", demikian laporan L'Orient-Le Jour.
Meskipun tidak ada informasi terverifikasi yang mengonfirmasi keterlibatan aktif rekrutan asing dalam jajaran Hizbullah selama perangnya dengan Israel, ribuan milisi yang sebagian besar dari komunitas Syiah telah menyatakan kesiapan untuk bergabung dengan jajaran kelompok tersebut.
Kepemimpinan Hizbullah telah menyatakan bahwa mereka belum menerima tawaran tersebut, dengan alasan jumlah pejuangnya sudah cukup besar.
Israel dan Hizbullah telah terlibat dalam serangan lintas batas sejak 8 Oktober 2023, dalam apa yang dikatakan kelompok Lebanon tersebut sebagai "front dukungan" bagi warga Palestina di Gaza, tempat lebih dari 43.600 orang—sebagian besar warga sipil—telah terbunuh oleh serangan brutal Israel di daerah kantong yang terkepung tersebut.
Israel memperluas perangnya di Lebanon pada bulan September dan telah berupaya melakukan invasi darat di wilayah selatan sejak bulan lalu.
Perangnya di Lebanon telah menewaskan lebih dari 3.186 orang dan melukai lebih dari 14.078 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Pria tersebut bernama Omran Karim. Dia termasuk di antara puluhan orang yang tewas diserang Israel selama akhir pekan lalu dalam perang atas nama kelompok Hizbullah Lebanon.
Omran Karim berasal dari kota Qatif yang mayoritas penduduknya Syiah di pantai timur Arab Saudi. Kematiannya dipublikasikan akun pro-Gaza di media sosial untuk penghormatan para martir, dan dikutip harian Lebanon berbahasa Prancis; L'Orient-Le Jour, Selasa (12/11/2024).
Baca Juga
Pemerintah Arab Saudi belum berkomentar atas laporan keterlibatan warganya dalam perang melawan Israel di Lebanon.
Menurut laporan media tersebut, Karim tinggal di pinggiran selatan Dahiyeh, Beirut, tempat dia bekerja sebagai dokter gigi.
Dia disebut-sebut sebagai putra Ahmad Ibrahim al-Moughassil alias Abu Omran, yang diduga sebagai kepala cabang Hizbullah di Arab Saudi dan dituduh sebagai dalang pengeboman Khobar Towers tahun 1996 di Arab Saudi yang menewaskan 19 tentara AS.
Pada tahun 2001, al-Moughassil ditetapkan sebagai teroris oleh Departemen Luar Negeri AS dan dimasukkan ke dalam daftar Teroris Paling Dicari FBI.
Dia ditangkap di Beirut oleh badan intelijen Arab Saudi pada tahun 2015 dan diekstradisi ke kerajaan tersebut.
Pada tahun 2016, Karim memuji ibunya karena menikah dengan seorang pria yang "dicari oleh Keluarga Saud" dan "oleh CIA dan Interpol", yang saat itu "menjelang hukuman mati", demikian laporan L'Orient-Le Jour.
Meskipun tidak ada informasi terverifikasi yang mengonfirmasi keterlibatan aktif rekrutan asing dalam jajaran Hizbullah selama perangnya dengan Israel, ribuan milisi yang sebagian besar dari komunitas Syiah telah menyatakan kesiapan untuk bergabung dengan jajaran kelompok tersebut.
Kepemimpinan Hizbullah telah menyatakan bahwa mereka belum menerima tawaran tersebut, dengan alasan jumlah pejuangnya sudah cukup besar.
Israel dan Hizbullah telah terlibat dalam serangan lintas batas sejak 8 Oktober 2023, dalam apa yang dikatakan kelompok Lebanon tersebut sebagai "front dukungan" bagi warga Palestina di Gaza, tempat lebih dari 43.600 orang—sebagian besar warga sipil—telah terbunuh oleh serangan brutal Israel di daerah kantong yang terkepung tersebut.
Israel memperluas perangnya di Lebanon pada bulan September dan telah berupaya melakukan invasi darat di wilayah selatan sejak bulan lalu.
Perangnya di Lebanon telah menewaskan lebih dari 3.186 orang dan melukai lebih dari 14.078 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
(mas)