Melacak Jaringan Global Produk Palsu China
loading...
A
A
A
Barang-barang palsu ini mencakup berbagai macam produk, mulai dari tas tangan dan jam tangan mewah hingga kebutuhan sehari-hari seperti elektronik, farmasi, dan bahkan makanan.
Laporan tahun 2020 dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menyoroti bahwa barang palsu dari China mewakili sekitar 3,3 persen dari perdagangan global, dengan nilai tahunan melebihi USD500 miliar.
Infrastruktur manufaktur China yang kuat telah secara signifikan mengintensifkan masalah barang palsu, yang memungkinkan penipu untuk memproduksi barang tiruan berkualitas tinggi dengan relatif mudah.
Rantai pasokan negara yang luas dan penegakan peraturan hak kekayaan intelektual yang sengaja tidak terlalu ketat menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas terlarang tersebut.
Barang palsu tidak hanya marak di China, tetapi juga mudah diakses melalui marketplace seperti Alibaba dan Taobao.
Salah satu sektor paling mengkhawatirkan yang terdampak krisis barang palsu ini adalah industri farmasi. Obat palsu, yang sering kali mengandung dosis yang salah atau zat berbahaya, menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi konsumen.
Di banyak negara berkembang dan berpendapatan rendah, kerangka regulasi yang tidak memadai memungkinkan obat palsu menyebar tanpa terkendali.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan bahwa lebih dari 10 persen produk medis di wilayah ini tidak berstandar atau palsu, dengan China memainkan peran penting dalam tren yang meresahkan ini.
Munculnya vaksin palsu China selama pandemi Covid-19 semakin menyoroti bahaya terkait obat palsu. Selain obat, sektor teknologi juga dibanjiri produk palsu, termasuk smarphone, laptop, dan aksesori.
Laporan tahun 2020 dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menyoroti bahwa barang palsu dari China mewakili sekitar 3,3 persen dari perdagangan global, dengan nilai tahunan melebihi USD500 miliar.
Industri Farmasi dan Barang Mewah
Infrastruktur manufaktur China yang kuat telah secara signifikan mengintensifkan masalah barang palsu, yang memungkinkan penipu untuk memproduksi barang tiruan berkualitas tinggi dengan relatif mudah.
Rantai pasokan negara yang luas dan penegakan peraturan hak kekayaan intelektual yang sengaja tidak terlalu ketat menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas terlarang tersebut.
Barang palsu tidak hanya marak di China, tetapi juga mudah diakses melalui marketplace seperti Alibaba dan Taobao.
Salah satu sektor paling mengkhawatirkan yang terdampak krisis barang palsu ini adalah industri farmasi. Obat palsu, yang sering kali mengandung dosis yang salah atau zat berbahaya, menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi konsumen.
Di banyak negara berkembang dan berpendapatan rendah, kerangka regulasi yang tidak memadai memungkinkan obat palsu menyebar tanpa terkendali.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan bahwa lebih dari 10 persen produk medis di wilayah ini tidak berstandar atau palsu, dengan China memainkan peran penting dalam tren yang meresahkan ini.
Munculnya vaksin palsu China selama pandemi Covid-19 semakin menyoroti bahaya terkait obat palsu. Selain obat, sektor teknologi juga dibanjiri produk palsu, termasuk smarphone, laptop, dan aksesori.