3 Efek Mengerikan Perang Dunia III dengan Nuklir terhadap Lingkungan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada sederet efek mengerikan jika Perang Dunia III dengan senjata nuklir pecah. Salah satunya adalah gangguan iklim yang dapat menyebabkan kelaparan di seluruh dunia.
Saat ini ada lima titik konflik di berbagai belahan dunia yang berpotensi berubah menjadi arena Perang Dunia III.
Kelimanya adalah konflik Timur Tengah, konflik Ukraina, konflik Selat Taiwan, konflik Laut China Selatan, dan konflik Semenanjung Korea.
Rusia, sebagai salah negara yang berkonflik, telah memperingatkan bahwa Perang Dunia III akan melibatkan senjata nuklir jika benar-benar terjadi.
Jika peringatan Rusia itu benar-benar terjadi, apa dampaknya terhadap lingkungan?
3 Efek Perang Dunia III dengan Nuklir terhadap Lingkungan
Satu senjata nuklir dapat menghancurkan sebuah kota dan membunuh sebagian besar penduduknya. Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki adalah contoh utama kematian massal yang disebabkan oleh bom atom.
Senjata nuklir saat ini jauh lebih kuat dari yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di Hiroshima dan Nagasaki.
Negara-negara musuh Amerika sebagian bersenjata nuklir, terutama Rusia. Jika Perang Dunia III yang melibatkan kedua negara tersebut, bisa dibayangkan ledakan nuklir akan melanda kota-kota modern dan menewaskan penduduk, yang menurut International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN) dapat mencapai puluhan hingga ratusan juta orang.
Kehancuran ekstrem yang disebabkan oleh senjata nuklir tidak dapat dibatasi pada target militer atau kombatan. Warga sipil lebih sering menjadi mayoritas korban dari serangan nuklir.
Bahkan mereka yang berada di kota atau negara tetangga akan menderita dampak ledakan nuklir.
Senjata nuklir menghasilkan radiasi pengion, yang membunuh atau membuat sakit mereka yang terpapar, mencemari lingkungan, dan memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang, termasuk kanker dan kerusakan genetik.
Warisan uji coba nuklir berarti bahwa hingga 2,4 juta orang di seluruh dunia akan meninggal karena penyakit yang terkait dengan uji coba nuklir pada abad kedua puluh.
Bahkan produksi senjata nuklir berdampak pada lingkungan. Memproduksi bahan peledak yang digunakan dalam senjata nuklir menyebabkan polusi radioaktif yang bertahan lama.
Penggunaan kurang dari satu persen senjata nuklir di dunia dapat mengganggu iklim global dan mengancam sebanyak 2 miliar orang dengan kelaparan akibat ledakan senjata nuklir.
Ribuan senjata nuklir yang dimiliki oleh AS dan Rusia dapat menimbulkan musim dingin nuklir, menghancurkan ekosistem penting yang menjadi tumpuan semua kehidupan.
Tidak akan ada respons kemanusiaan. Dokter dan penanggap pertama tidak akan dapat bekerja di daerah yang hancur dan terkontaminasi radioaktif.
Bahkan satu ledakan nuklir di kota modern akan menguras sumber daya bantuan bencana yang ada hingga mencapai titik puncaknya; perang nuklir akan membanjiri sistem bantuan apa pun yang dapat kita bangun sebelumnya.
Populasi yang mengungsi akibat perang nuklir akan menghasilkan krisis pengungsi yang jauh lebih besar daripada yang pernah terjadi hingga sekarang ini.
Saat ini ada lima titik konflik di berbagai belahan dunia yang berpotensi berubah menjadi arena Perang Dunia III.
Kelimanya adalah konflik Timur Tengah, konflik Ukraina, konflik Selat Taiwan, konflik Laut China Selatan, dan konflik Semenanjung Korea.
Rusia, sebagai salah negara yang berkonflik, telah memperingatkan bahwa Perang Dunia III akan melibatkan senjata nuklir jika benar-benar terjadi.
Jika peringatan Rusia itu benar-benar terjadi, apa dampaknya terhadap lingkungan?
3 Efek Perang Dunia III dengan Nuklir terhadap Lingkungan
1. Kehancuran Kota dan Kematian Massal Penduduknya
Satu senjata nuklir dapat menghancurkan sebuah kota dan membunuh sebagian besar penduduknya. Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki adalah contoh utama kematian massal yang disebabkan oleh bom atom.
Senjata nuklir saat ini jauh lebih kuat dari yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di Hiroshima dan Nagasaki.
Negara-negara musuh Amerika sebagian bersenjata nuklir, terutama Rusia. Jika Perang Dunia III yang melibatkan kedua negara tersebut, bisa dibayangkan ledakan nuklir akan melanda kota-kota modern dan menewaskan penduduk, yang menurut International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN) dapat mencapai puluhan hingga ratusan juta orang.
2. Radiasi Jangka Panjang
Kehancuran ekstrem yang disebabkan oleh senjata nuklir tidak dapat dibatasi pada target militer atau kombatan. Warga sipil lebih sering menjadi mayoritas korban dari serangan nuklir.
Bahkan mereka yang berada di kota atau negara tetangga akan menderita dampak ledakan nuklir.
Senjata nuklir menghasilkan radiasi pengion, yang membunuh atau membuat sakit mereka yang terpapar, mencemari lingkungan, dan memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang, termasuk kanker dan kerusakan genetik.
Warisan uji coba nuklir berarti bahwa hingga 2,4 juta orang di seluruh dunia akan meninggal karena penyakit yang terkait dengan uji coba nuklir pada abad kedua puluh.
Bahkan produksi senjata nuklir berdampak pada lingkungan. Memproduksi bahan peledak yang digunakan dalam senjata nuklir menyebabkan polusi radioaktif yang bertahan lama.
3. Gangguan Iklim Sebabkan Kelaparan di Seluruh Dunia
Penggunaan kurang dari satu persen senjata nuklir di dunia dapat mengganggu iklim global dan mengancam sebanyak 2 miliar orang dengan kelaparan akibat ledakan senjata nuklir.
Ribuan senjata nuklir yang dimiliki oleh AS dan Rusia dapat menimbulkan musim dingin nuklir, menghancurkan ekosistem penting yang menjadi tumpuan semua kehidupan.
Tidak akan ada respons kemanusiaan. Dokter dan penanggap pertama tidak akan dapat bekerja di daerah yang hancur dan terkontaminasi radioaktif.
Bahkan satu ledakan nuklir di kota modern akan menguras sumber daya bantuan bencana yang ada hingga mencapai titik puncaknya; perang nuklir akan membanjiri sistem bantuan apa pun yang dapat kita bangun sebelumnya.
Populasi yang mengungsi akibat perang nuklir akan menghasilkan krisis pengungsi yang jauh lebih besar daripada yang pernah terjadi hingga sekarang ini.
(mas)