Militer Indonesia Dikritik Ketinggalan Zaman saat Seteru Laut China Selatan Memanas

Kamis, 24 Oktober 2024 - 10:10 WIB
loading...
A A A
Beberapa pengamat mungkin berpikir bahwa peningkatan militer Indonesia sendiri juga dapat menjadi penyebab perlombaan senjata semacam itu.

“Namun, tidak ada tanda-tanda di antara para pemimpin Indonesia saat ini bahwa mereka mengadopsi politik konfrontatif seperti di masa lalu,” kata Khairul.

Kerja sama militer antara negara-negara anggota ASEAN, pada kenyataannya, semakin meningkat.

Tahun lalu, blok tersebut mengadakan latihan militer gabungan pertamanya, latihan lima hari di Laut Natuna Selatan Indonesia, yang difokuskan pada bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana.

“ASEAN tidak pernah didirikan sebagai aliansi militer. Tetapi ada banyak tekanan eksternal terhadap negara-negara Asia Tenggara,” kata Ridzwan.

“Jadi saya pikir mereka memutuskan untuk memulai dengan latihan militer yang sedikit kurang sensitif secara politis seperti bantuan kemanusiaan.”

Pada akhirnya, militer Indonesia yang lebih kuat baik untuk kawasan, menurut Indra.

Bahkan jika negara ini memodernisasi militernya, dan negara-negara tetangga mengikutinya, katanya, penguatan pasukan pertahanan mereka dapat membantu ASEAN membangun persatuan sehingga kawasan tersebut tetap menjadi zona kebebasan, perdamaian, dan netralitas.

Latihan Solidaritas ASEAN, yang berlangsung pada bulan September tahun lalu, diadakan di perairan yang tidak diperebutkan di Laut China Selatan.

Sekarang, giliran Prabowo untuk terus maju dengan kebijakan militer dan luar negeri Indonesia. Namun, mengingat reputasinya sebagai pemimpin yang kuat, para pakar meragukan dia akan mudah menyerah jika konfrontasi terjadi.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1031 seconds (0.1#10.140)