Duta Besar Palestina Serukan Israel Segera Diusir dari Majelis Umum PBB
loading...
A
A
A
NEW YORK - Sekelompok 12 duta besar Arab telah bertemu secara tertutup dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk membahas Gaza di markas besar PBB di New York.
Setelah pertemuan tersebut, Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan kepada wartawan bahwa diskusi tersebut berpusat pada perlunya gencatan senjata segera dan peningkatan dukungan untuk UNRWA, badan pengungsi Palestina PBB.
Parlemen Israel saat ini sedang mempertimbangkan undang-undang untuk melarang UNRWA beroperasi di wilayah jajahan Zionis tersebut.
Mansour mengatakan 12 duta besar Arab mendorong resolusi Dewan Keamanan PBB yang baru yang menuntut gencatan senjata dan memperbarui seruan agar Israel dikeluarkan dari Majelis Umum PBB.
"Dewan Keamanan memiliki alat untuk memaksakan keinginannya dan menggunakan segala yang tersedia untuknya," tegas Mansour kepada pers.
“Sehubungan dengan UNRWA, jika mereka (Israel) terus berupaya menghancurkannya, tidak ada tabu dalam Majelis Umum untuk mempertanyakan kedudukan negara yang tidak menghormati kita semua, Majelis Umum, hukum internasional, Dewan Keamanan, maupun sekretaris jenderal,” tegas dia.
Dia menekankan, “Negara yang bersikap arogan dan tidak menghormati kewajibannya berdasarkan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak layak memiliki kedudukan di Majelis Umum di antara kita.”
Israel terus melakukan pembantaian di Jalur Gaza, di hadapan mata dunia internasional dan dengan dukungan senjata dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat.
Sumber medis telah memberikan Al Jazeera informasi terbaru tentang jumlah korban tewas hari ini, dengan mengatakan 52 orang tewas di seluruh Jalur Gaza akibat serangan Israel, dengan 33 orang di antaranya tewas di kamp pengungsi Jabalia.
Rumah Sakit Al-Awda di Gaza utara melaporkan mereka menerima 33 jenazah dan lebih dari 40 orang terluka akibat penembakan Israel terhadap rumah-rumah di kamp tersebut.
Setelah pertemuan tersebut, Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan kepada wartawan bahwa diskusi tersebut berpusat pada perlunya gencatan senjata segera dan peningkatan dukungan untuk UNRWA, badan pengungsi Palestina PBB.
Parlemen Israel saat ini sedang mempertimbangkan undang-undang untuk melarang UNRWA beroperasi di wilayah jajahan Zionis tersebut.
Mansour mengatakan 12 duta besar Arab mendorong resolusi Dewan Keamanan PBB yang baru yang menuntut gencatan senjata dan memperbarui seruan agar Israel dikeluarkan dari Majelis Umum PBB.
"Dewan Keamanan memiliki alat untuk memaksakan keinginannya dan menggunakan segala yang tersedia untuknya," tegas Mansour kepada pers.
“Sehubungan dengan UNRWA, jika mereka (Israel) terus berupaya menghancurkannya, tidak ada tabu dalam Majelis Umum untuk mempertanyakan kedudukan negara yang tidak menghormati kita semua, Majelis Umum, hukum internasional, Dewan Keamanan, maupun sekretaris jenderal,” tegas dia.
Dia menekankan, “Negara yang bersikap arogan dan tidak menghormati kewajibannya berdasarkan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak layak memiliki kedudukan di Majelis Umum di antara kita.”
Israel terus melakukan pembantaian di Jalur Gaza, di hadapan mata dunia internasional dan dengan dukungan senjata dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat.
Sumber medis telah memberikan Al Jazeera informasi terbaru tentang jumlah korban tewas hari ini, dengan mengatakan 52 orang tewas di seluruh Jalur Gaza akibat serangan Israel, dengan 33 orang di antaranya tewas di kamp pengungsi Jabalia.
Rumah Sakit Al-Awda di Gaza utara melaporkan mereka menerima 33 jenazah dan lebih dari 40 orang terluka akibat penembakan Israel terhadap rumah-rumah di kamp tersebut.
(sya)