Israel Pertimbangkan Dahlan untuk Peran Kepemimpinan Potensial di Gaza Pascaperang

Rabu, 16 Oktober 2024 - 07:03 WIB
loading...
Israel Pertimbangkan...
Mantan kepala keamanan Palestina yang diasingkan, Mohammad Dahlan. Foto/Gaza1News/Facebook
A A A
TEL AVIV - Israel dilaporkan sedang mempertimbangkan peran untuk mantan kepala keamanan Palestina yang diasingkan, Mohammad Dahlan, dalam pemerintahan pascaperang Jalur Gaza.

Rumor terbaru itu muncul terkait potensi keterlibatan tokoh tersebut di Gaza atas undangan Israel.

Menurut Channel 12 Israel, para pejabat Israel sedang mempertimbangkan peran potensial yang dapat dimainkan Dahlan di Gaza setelah berakhirnya serangan dan genosida pasukan Zionis yang sedang berlangsung di Jalur tersebut.

Rencana itu tampaknya tidak mengharuskannya untuk kembali secara fisik ke Gaza.

Sebagai tokoh terkemuka dalam politik Gaza pada tahun 1990-an dan awal 2000-an, Dahlan memimpin Pasukan Keamanan Preventif Otoritas Palestina di sana sebelum kelompok Hamas menguasai daerah kantong itu pada tahun 2007 setelah memenangkan pemilu.

Tinggal di Uni Emirat Arab (UEA) selama 12 tahun terakhir, Dahlan menjabat sebagai penasihat Presiden UEA Mohammed Bin Zayed Al-Nahyan, dan telah secara signifikan memengaruhi kebijakan Emirat tersebut tidak hanya terkait masalah Israel-Palestina, tetapi juga konflik regional lainnya.

Sebagai pesaing Hamas yang terkenal dan bersejarah, Israel dan negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat, berulang kali merekomendasikannya sebagai alternatif bagi kelompok tersebut, serta kepemimpinan Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat.

Dukungan diam-diam itu tetap ada, menurut laporan dan, selama setahun terakhir, Dahlan telah diusulkan sebagai calon tokoh terkemuka dalam pemerintahan Palestina atau Arab di Gaza pascaperang.

Rencana itu terus diperdebatkan dan dirumuskan ulang oleh Israel.

Pertimbangan mengenai peran Dahlan di masa depan muncul meskipun dia secara terbuka menolak untuk berpartisipasi dalam rencana tersebut dalam beberapa bulan terakhir, dengan menyatakan di X pada Juli bahwa “Saya telah berulang kali menolak untuk menerima peran keamanan, pemerintahan atau eksekutif” setelah berakhirnya serangan Israel.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Profil Mahmoud Khalil,...
Profil Mahmoud Khalil, Aktivis Muslim AS yang Ditangkap karena Menentang Kebijakan Donald Trump
90% Penduduk Gaza Kekurangan...
90% Penduduk Gaza Kekurangan Air akibat Blokade Baru Israel
Pemimpin Hizbullah Ancam...
Pemimpin Hizbullah Ancam Hadapi Israel di Lebanon Selatan
Pemukim Israel Curi...
Pemukim Israel Curi Ratusan Domba Warga Badui Palestina di Tepi Barat
Hamas Kecam Israel Gunakan...
Hamas Kecam Israel Gunakan Bantuan sebagai Kartu Pemerasan Politik
Turki Blokir Latihan...
Turki Blokir Latihan Militer Israel-NATO hingga Gencatan Senjata Permanen di Gaza
Rekomendasi
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
Shahabi Sakri Jadi Saingan...
Shahabi Sakri Jadi Saingan Ajil Ditto? Rebutin Davina Karamoy di Series Culture Shock!
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
37 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
5 Anggota NATO Terlemah...
5 Anggota NATO Terlemah di 2025, Ada Negara Paling Aman di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved