Analis Sebut Israel Omong Besar tapi Tak Mampu Serang Dahsyat Iran, Ini Penjelasannya
loading...
A
A
A
TEHERAN - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant sesumbar serangan balik militer Zionis ke Iran akan mematikan, presisi, dan yang terpenting mengejutkan. Namun, seorang analis menganggapnya sebagai "omong besar".
Ehsan Safarnejad, analis dan jurnalis yang berbasis di Iran, dalam program Sputnik’s Fault Lines, mengatakan Israel tidak mampu memenuhi dua dari tiga deskripsi yang disampaikan Gallant tentang rencana serangan Israel terhadap Iran.
Israel mengeklaim bahwa mereka sudah membuktikan mampu melakukan serangan yang mengejutkan. Pengeboman kantor diplomatik Iran di Damaskus, pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, dan serangan teror pager di Lebanon adalah buktinya, meskipun sebagian besar kejutan berasal dari kesediaan Israel untuk melanggar hukum internasional dan kemanusiaan.
Menurut Safarnejad, deskripsi rinci itu dapat diabaikan begitu saja.
Selama setahun terakhir, serangan Israel terhadap Gaza dan Lebanon telah menunjukkan bahwa meskipun Israel memiliki kemampuan untuk bertindak secara presisi, mereka tidak cenderung melakukannya.
Penghancuran Gaza oleh Israel, kata dia, sama tidak pandang bulunya dengan apa pun yang pernah dilihat dunia sejak invasi Mongol ke Persia.
Melihat potensi serangan berikutnya, Israel telah menunjukkan bahwa mereka memiliki bom besar dan Angkatan Udara yang mumpuni, tetapi Iran bukanlah Gaza, bahkan bukan Lebanon.
Iran, kata Safarnejad, lebih dari mampu mempertahankan diri dari serangan Israel yang menyerupai serangannya terhadap Lebanon.
“Iran memproduksi beberapa sistem pertahanan [udara] terbaik di dunia,” jelas Safarnejad, yang dilansir Jumat (11/10/2024).
Ehsan Safarnejad, analis dan jurnalis yang berbasis di Iran, dalam program Sputnik’s Fault Lines, mengatakan Israel tidak mampu memenuhi dua dari tiga deskripsi yang disampaikan Gallant tentang rencana serangan Israel terhadap Iran.
Israel mengeklaim bahwa mereka sudah membuktikan mampu melakukan serangan yang mengejutkan. Pengeboman kantor diplomatik Iran di Damaskus, pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, dan serangan teror pager di Lebanon adalah buktinya, meskipun sebagian besar kejutan berasal dari kesediaan Israel untuk melanggar hukum internasional dan kemanusiaan.
Menurut Safarnejad, deskripsi rinci itu dapat diabaikan begitu saja.
Selama setahun terakhir, serangan Israel terhadap Gaza dan Lebanon telah menunjukkan bahwa meskipun Israel memiliki kemampuan untuk bertindak secara presisi, mereka tidak cenderung melakukannya.
Penghancuran Gaza oleh Israel, kata dia, sama tidak pandang bulunya dengan apa pun yang pernah dilihat dunia sejak invasi Mongol ke Persia.
Melihat potensi serangan berikutnya, Israel telah menunjukkan bahwa mereka memiliki bom besar dan Angkatan Udara yang mumpuni, tetapi Iran bukanlah Gaza, bahkan bukan Lebanon.
Iran, kata Safarnejad, lebih dari mampu mempertahankan diri dari serangan Israel yang menyerupai serangannya terhadap Lebanon.
“Iran memproduksi beberapa sistem pertahanan [udara] terbaik di dunia,” jelas Safarnejad, yang dilansir Jumat (11/10/2024).